Operator Selular

Indosat PHK 300 Karyawan, Pesangon Mencapai Rp 4,3 M, Teringat Janji Kampanye Pilpres 2014 dan 2019

Operator Selular Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) mengumumkan telah melakukan PHK terhadap 300 lebih karyawannya pada Jumat (23/9/2022) kemarin.

Editor: AbdiTumanggor
TRIBUN MEDAN/HO
PT Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) mengumumkan telah melakukan PHK terhadap 300 lebih karyawannya pada Jumat (23/9/2022). Namun, perusahaan memberikan pesangon yang cukup besar bagi karyawan yang di-PHK. Nilai pesangon yang ditawarkan rata-rata 37 kali hingga 75 kali upah. 

Sekadar informasi, sejak Januari 2022 lalu, Indosat Ooredoo dan Hutchison 3 Indonesia (Tri) marger menjadi Indosat Ooreodo Hutchison. Di mana pemilik PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk (Indosat Ooredoo Hutchison) adalah Ooredo Group asal Qatar. Sebelumnya operator 3 dimiliki oleh PT Hutchison 3 Indonesia (H3I), konglomerasi investasi asal Hong Kong.

Mengingat Janji Kampanye Pilpres Tahun 2014 dan 2019

Sebagai informasi, perubahan struktur pemegang saham Indosat mengingatkan kembali pada wacana membeli kembali saham (buyback) Indosat yang dulunya sempat menjadi perusahaan BUMN.

Dalam sejarahnya, saham mayoritas Indosat dijual ke SST Telecom Ltd asal Singapura di era Presiden Megawati Soekarnoputri tahun 2002 silam. Pemerintah Indonesia lewat Kementerian BUMN diketahui hanya menyisakan kepemilikan saham sebesar 14,29 persen.

Belakangan di tahun 2008, SST Telecom menjual kepemilikan sahamnya pada Ooredo Group asal Doha Qatar. Wacana buybuck saham Indosat oleh pemerintah Indonesia dan menjadikannya sebagai perusahaan milik negara kembali pun seolah timbul tenggelam.

Janji Kampanye Pilpres 2014 

Wacana membeli kembali saham Indosat mengemuka saat kontestasi Pilpres 2014 dan Pilpres 2019 lalu. Dikutip dari Kontan, dalam sebuah sesi debat capres-cawapres tahun 2014, Prabowo Subianto memberikan pertanyaan soal pernjualan Indosat yang pernah dilakukan pada masa pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri.

"Masalahnya, waktu pemerintahan dipimpin Megawati menjual perusahaan sangat strategis, Indosat, yang saat itu punya dua posisi geostasioner di atas wilayah udara. Apabila jadi presiden, apa langkah Bapak? Apa akan beli kembali?" tanya Prabowo kepada Jokowi saat itu.

Menjawab pertanyaan itu, Jokowi menjelaskan kondisi ekonomi setelah tahun 1998, di mana kondisi ekonomi masih belum baik. Jokowi meminta agar prabowo tidak melihat kondisi ekonomi Indonesia saat itu sudah cukup baik. "Tapi bicaralah saat krisis keuangan, APBN kita berat. Waktu Indosat kita jual, harusnya dilihat ada klausul apa di situ," ujarnya.

Jokowi memaparkan bahwa salah satu klausul yang disepakati pemerintah saat melepas saham Indosat ketika itu adalah adanya opsi Indosat kembali dibeli. "Ke depan harus kita buyback, ambil kembali saham jadi milik kita sndiri. Oleh karena itu, ke depan pertumbuhan ekonomi kita harus di atas 7 persen," ungkap Jokowi.

Namun demikian, janji membeli kembali saham Indosat juga tidak terealisasi. Selain itu, pertumbuhan ekonomi di atas 7 persen juga tidak tercapai di 5 tahun masa pemerintahan Presiden Jokowi di periode pertamanya.

Janji Kampanye Pilpres 2019

Janji kampanye Presiden Jokowi di Pilpres 2014 itu kemudian mengemuka kembali di Pilpres 2019. Adalah calon Wakil Presiden Sandiaga Uno saat itu yang berencana membeli saham Indosat apabila dirinya dan Prabowo terpilih memimpin Indonesia. Sandiaga Uno bilang, uang pembeliannya akan diambil dari APBN. Kalaupun tidak, ada pemodal besar yang mau mendanai.

Menurut Sandiaga Uno, jika ia bersama Prabowo terpilih, kelak setelah dilantik akan melakukan pendekatan ke Ooredoo si pemilik Indosat sebagai salah satu bagian strateginya yang bernama “big push”. "Sebetulnya ide Pak Jokowi untuk buyback Indosat itu bagus. Ke depan, kita akan usahakan dan bicara dengan Qatar," ujar Sandiaga di tahun 2019 yang kini sudah menjadi Menteri Pariwisata.

Sandiaga menyebut usaha membeli kembali saham Indosat merupakan strateginya guna mengintegrasikan data-data masyarakat di Indonesia. Strategi tersebut, lanjutnya, dinamakan strategi big push. Menurutnya, sistem integrasi e- KTP membutuhkan data-data yang kini banyak dikuasai Indosat.

"Salah satu yang mau kita dorong kan e-KTP, tapi kita juga harus menguasai data. Kita akan bicara dengan Qatar bagaimana kolaborasi yang bisa dilakukan agar Indonesia punya kedaulatan data," ujar Sandiaga.

(*/tribun-medan.com/kompas.com)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Alasan Indosat PHK 300 Karyawan hingga Beri Pesangon Mencapai Rp 4,3 M"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved