Berita Sumut

Pemko Siantar Targetkan Angka Stunting Turun 8,8 Persen Tahun 2024, 186 Bayi Dibiayai Orang Tua Asuh

Pemko Pematangsiantar menargetka angka stunting turun hingga 8,8 persen di Kota Siantar pada tahun 2024.

Tribun Medan/Rechtin Hani Ritonga
Kepala Bidang Keluarga Sejahtera Dinas Pengendalian Kependudukan Keluarga Berencana Kota Pematang Siantar, Saljon Nainggolan (tengah) saat melakukan pertemuan di Balai Kota Pematangsiantar, beberapa waktu lalu.     

TRIBUN-MEDAN.com, SIANTAR - Pemerintah Kota Pematangsiantar menargetkan angka stunting turun hingga 8,8 persen pada tahun 2024.

Kepala Bidang Keluarga Sejahtera Dinas Pengendalian Kependudukan Keluarga Berencana Pematangsiantar, Saljon Nainggolan mengatakan, saat ini jumlah kasus stunting di Kota Siantar masih berada di angka 15 persen.

Baca juga: Upaya Turunkan Angka Stunting, USU dan BKKBN Sumut Latih 200 Kader dan Tim Pendampingan Keluarga

"Ini termasuk pekerjaan yang berat karena saat ini angka stunting di Kota Pematangsiantar masih 15 persen atau hampir dua kali lipatnya," ujarnya, Sabtu (29/10/2022).

Saljon menuturkan, untuk mencapai angka tersebut, pihaknya melakukan berbagai program termasuk program Konsultasi, Informasi dan Edukasi atau KIE.

"Sistem kerja kami mengatasi stunting dengan cara KIE yakni Konsultasi, Informasi dan Edukasi yang dimulai dari calon pengantin hingga 1000 hari pertama pascakelahiran," katanya.

Kemudian, lanjut Saljon pihaknya juga membuat proposal yang bernama orang tua asuh. Di mana, sebanyak 186 bayi stunting akan dibiayai oleh orang tua asuh

"Orang tua asuh ini berasal dari pengusaha-pengusaha yang ada di Kota Pematangsiantar. Ini sudah berjalan," katanya.

Baca juga: Angka Stunting di Kota Medan Hanya 300 anak, Terbanyak di Kecamatan Medan Belawan

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar, Anna Rosita Saragih mengatakan penyebab tingginya angka stunting salah satunya adalah kurangnya kader yang dibutuhkan di Posyandu.

"Jumlah posyandu ada 249 posyandu, minimal setiap posyandu ada lima kader. Di mana kader itu diberikan sebagai honor transport 50 ribu per bulan. Memang ini sering dikeluhkan oleh kader kita karena honor yang sangat rendah," katanya.

(cr14/tribun-medan.com)

 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved