Berita Medan

Usai Aniaya dan Sekap Perawat RS Bandung, Lima Polisi Berpangkat Bripda Dijebloskan di Sel Khusus

Polda Sumut mengatakan lima polisi baru lulus berpangkat Bripda yang aniaya dan sekap perawat RS Bandung, Medan kini ditahan di sel khusus.

Penulis: Fredy Santoso |
Facebook Tito Tampubolon
Bripda Tito Tampubolon, Polisi yang menganiaya perawat RS Bandung karena tak terima disebut satpam padahal Polisi. 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Polda Sumut mengatakan lima polisi baru lulus berpangkat Bripda yang aniaya dan sekap Perawat RS Bandung Medan kini ditahan.

Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Hadi Wahyudi mengatakan, mereka ditempatkan di sel khusus gedung Bid Propam Polda Sumut.

Baca juga: UPDATE Penyerangan RS Bandung, Bripda Tito Tampubolon Cs Jalani Tes Urine, Begini Kata Kabid Humas

Meski demikian, ia belum mau membeberkan siapa saja yang ditahan.

"Iya, ditempatkan di tempat khusus. Saat ini ada lima orang," kata Hadi, Rabu (9/11/2022).

Hadi menjelaskan mereka masih menjalani pemeriksaan. 

Kelimanya juga belum ditetapkan sebagai tersangka atas dugaan penganiayaan dan penyekapan perawat.

"Proses hukum masih berjalan, Propam Polda Sumut yang memeriksa." ujarnya.

Sebelumnya, segerombolan polisi berpangkat Bripda menyerang perawat RS Bandung bernama Wanda pada Minggu 6 November 2022 lalu sekira pukul 05.00 WIB.

Informasi awal pemicunya karena pihak RS Bandung membawa pergi Ayu, perawat perempuan yang sempat dikurung di kamar hotel di Jalan Gajah Mada oleh Bripda Tito.

Ayu dikurung di kamar setelah Bripda Tito dan tiga wanita lainnya, usai mabuk-mabukan di sebuah klub malam di Medan.

Namun belakangan Polda Sumut menyebut penganiayaan itu karena Bripda Tito tak terima dikatain mirip satpam.

Padahal ia sudah gagah menyebut dirinya adalah seorang personel Polisi.

Baca juga: IPW Soroti Kelakuan Polisi Baru Lulus Sekap dan Aniaya Perawat RS Bandung, Desak Segera Dipidanakan 

Perkataan itulah yang dianggap sebagai penghinaan oleh Tito, sehingga ia mengabarkan kepada ratusan rekan seangkatannya melalui grup WhatsApp untuk mencari satpam RS.

"Hasil pemeriksaan yang dilakukan, keterangan yang diberikan itu ada bahasa atau kata-kata dari seseorang sekuriti atau perawat rumah sakit itu bahwa 'Samanya kita sekuriti, samalah kita sekuriti'," kata Kabid Humas Polda Sumut menirukan.

(cr25/ tribun-medan.com)

 

 

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved