Setoran Rp 6 Miliar
Soal Setoran Rp 6 Miliar ke Kabareskrim, Kompolnas Gandeng KPK Ungkap Kebenarannya
Kompolnas akan menggandeng KPK untuk menelusuri isu setoran Rp 6 miliar ke Kabareskrim dari pengusaha tambang ilegal
Sementara itu, Kapolda Kalimantan Timur menyerahkan kasus ini ke Mabes Polri.
Baca juga: Jawaban Singkat Ferdy Sambo saat Ditanya soal Isu Setoran Tambang ke Kabareskrim
Baca juga: Pakar Hukum Pidana Ini Dorong Kabareskrim Komjen Agus Andrianto Segera Pulihkan Kepercayaan Publik
Ini karena kasus ini terjadi pada kepemimpinan sebelumnya.
Sehubungan hal itu, Ismail Bolong juga telah memberikan klarifikasi soal video pengakuannya telah menyetorkan uang sejumlah Rp 6 miliar kepada Kabareskrim.
Namun, bukannya selesai, banyak pihak justru meminta pemerintah untuk mendalami kasus ini.
Apalagi kasus ini melibatkan Eks Karopaminal Brigjen Hendra Kurniawan yang saat ini terlibat kasus pembunhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
Klarifikasi Ismail Bolong
Mengutip tayangan Tribunnews.com, adapun alasan Ismail Bolong membuat video pengakuan telah menyetorkan uang sejumlah Rp 6 miliar kepada Kabareskrim karena mendapatkan tekanan dari eks Karopaminal Divpropam Polri Brigjen Hendra Kurniawan.
Pada saat itu mantan anggota polri di lingkungan Polda Kaltim ini dipaksa oleh Brigjen Hendra untuk membuat sebuah pengakuan telah menyetorkan uang dari hasil penjualan dan pengepulan batu bara ilegal.
Video tersebut belakangan viral setelah Brigjen Hendra terseret pusaran hitam kasus obstruction of justice pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
Baca juga: Kabareskrim Komjen Agus Andrianto Terseret Perang Bintang di Internal Polri
Baca juga: [FULL] Ismail Bolong Minta Maaf ke Kabareskrim, Diancam Brigjen Hendra Lewat 3 Panggilan Telepon!
Untuk itu, Ismail Bolong mengklarifikasi soal video tersebut lantaran dibuat dengan penuh tekanan.
"Saya mohon maaf kepada bapak Kabareskrim. Saya klarifikasi bahwa berita yang viral itu tidak benar."
"Saya pastikan saya tidak pernah berkomunikasi dengan Pak Kabareskrim, apalagi memberikan uang dan saya tidak kenal (kepada yang bersangkutan)," kata Ismail Bolong.
Ismail Bolong mengatakan bahwa dirinya juga kaget lantaran videi ini tiba-tiba viral di masyarakat.
"Saya kaget, berita ini baru viral sekarang. Saya jelaskan bahwa pada bulan Februari anggota Mabes Polri memeriksa saya, untuk meminta testimoni kepada Kabareskrim dengan penuh tekanan dari Brigjen Hendra pada saat itu."
"Saya diancam akan dibawa ke Jakarta kalau tidak membuat testimoni."
"Pada saat itu di Polda pukul 22.00- 02.00 WIB. Pada saat itu saya tidak bisa bicara, saya diintimidasi pada saat itu," jelas Ismail Bolong.