Breaking News

Pembacokan

Terungkap Otak Pembunuhan Pelajar SMKN 9, Motif Tawuran dan 5 Pelaku Utama

Tewasnya satu pelajar di momen hari guru menggemparkan kota Medan. Inilah dalang pembunuhan, motif tawuran hingga 5 pelaku utama.

TRIBUN-MEDAN/ALFIANSYAH
Risky Martin Luther alias Martin mantan ketua Geng Motor SL memakai baju tahanan, diamankan bersama dengan empat temannya, Minggu (27/11/2022). 

Reni nampak lemas tak kuasa melihat jenazah anak semata wayangnya diangkat ke mobil ambulance menuju liang lahat.

Wanita yang mengenakan mukena berwarna putih ini merupakan tunawicara.

Melihat raut wajahnya, tampak Bunda Reni ingin menjerit sejadi-jadinya melihat jenazah almarhum Eko Farid. Namun teriakan itu rasanya tak mampu ia lampiaskan.

Ia hanya bisa memeluk tetangganya yang berusaha menenangkan nya.

Reni merupakan orang tua tunggal. Sejak ditinggal suaminya ia merawat anaknya seorang diri bekerja serabutan kadang sebagai juru cuci pakaian rumah ke rumah.

Melihat anaknya tewas mengenaskan dibantai, sejak jenazah tiba pada Sabtu dinihari ia tak henti-hentinya menangis.

Tak cuma isak tangis ibu korban, puluhan siswa lainnya beserta turut berduka.

Mereka menangis sejadi-jadinya melihat jenazah teman satu sekolahnya yang dikenal baik dibawa menggunakan keranda mayat.

Baca juga: Kapolda Sumut Irjen Panca Copot dan Periksa 6 Perwira Menengah, Berikut Daftar Nama dan Pangkatnya

Reaksi Wali Kelas

Rohaya Naibaho , Wali Kelas korban di SMK N 9 Medan merasa salah satu orang yang terpukul atas kepergian Eko Farid Azam.

Jumat 25 November sore sekitar pukul 16:00 WIB handphonenya berdering. Pesan masuk melalui grup WhatsApp terus menerus mengabarkan Eko Farid tewas mengenaskan dibantai bersimbah darah di sebuah SPBU di Jalan Kapten Sumarsono Medan.

Kaget bukan kepalang, ia langsung lemas mendapat kabar murid yang sudah dianggap seperti anaknya sendiri meninggal.

Saat ditemui di rumah duka, Rohaya nampak menangis sejak tiba hingga keluar dari rumah duka.

Matanya merah berlinang air mata sambil disapu menggunakan tisu.

Sambil menangis tersedu-sedu Rohaya menjelaskan dirinya sempat bertemu dengan korban saat perayaan hari guru di SMKN 9 Medan atau beberapa jam sebelum Eko tewas.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved