Berita Internasional

UPDATE Gempa Turki: Korban Tewas Capai 8.700 Orang, Bayi Baru Lahir Selamat di Reruntuhan

Seorang bayi diselamatkan dari bawah reruntuhan gedung apartemen berlantai lima di sebuah kota di barat laut Suriah.

Editor: Liska Rahayu
Twitter
Seorang pria menyelamatkan bayi perempuan yang baru lahir dari reruntuhan bangunan disusul lemparan selimut hijau untuk menutupi tubuh bayi tersebut saat proses evakuasi gempa di Suriah, Senin (6/2/2023). 

TRIBUN-MEDAN.com - Seorang bayi diselamatkan dari bawah reruntuhan gedung apartemen berlantai lima di sebuah kota di barat laut Suriah.

Sayangnya, bayi itu kehilangan ibunya beberapa saat setelah gempa dahsyat melanda.

Bayi yang baru lahir itu ditemukan terkubur di bawah puing-puing, Independent melaporkan.

Tali pusarnya masih terhubung dengan ibunya, Afraa Abu Hadiya, yang ditemukan tewas.

Bayi itu adalah satu-satunya anggota keluarganya yang selamat dari keruntuhan bangunan akibat gempa M 7,8 pada Senin (6/2/2023) di kota kecil Jinderis, di sebelah perbatasan Turki, kata Ramadan Sleiman, seorang kerabat.

Gempa berkekuatan M 7,8 itu adalah yang paling mematikan yang melanda Turki sejak 1999.

Kini lebih dari 8.700 orang tewas.

Para pejabat khawatir jumlah korban tewas akan terus meningkat.

Pencarian korban selamat di seluruh Turki dan Suriah terhambat oleh suhu di bawah nol.

Sekitar 200 gempa susulan semakin membuat pencarian di struktur bangunan menjadi berbahaya.

Pencarian Korban Memasuki Hari Ketiga

Tim penyelamat bekerja di suhu beku untuk menyelamatkan orang-orang dari reruntuhan di Provinsi Hatay, provinsi yang terkena dampak paling parah di Turki.

Sebuah gambar menunjukkan puing-puing di kota tua Aleppo pada 7 Februari 2023 setelah gempa mematikan. (AFP/LOUAI BESHARA)

Menteri Kesehatan Fahrettin Koca mengatakan 1.846 orang telah diselamatkan di Provinsi Hatay hingga Selasa malam.

Berbicara dari Hatay, Koca mengatakan 1.647 tewas dan 6.200 terluka hanya di Hatay.

Pemerintah Turki mendapat kecaman dari para penyintas di Hatay dan di media sosial karena tidak mengirimkan tim penyelamat yang memadai ke provinsi tersebut dengan cukup cepat.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved