Pembunuhan

Getir, Curhat Bapak Francis Hutasoit, Sang Anak yang Gigih dan Baik: Satu-satunya yang Membantu Kami

Dia satu-satunya yang membantu kami dalam pekerjaan. Dia adalah pejuang bagi adik-adiknya. Ia rajin bekerja agar bisa adik-adiknya sekolah

|
Penulis: Maurits Pardosi | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN MEDAN/MAURITS
Ayah Francis Hutasoit yang bernama Abidin Hutasoit (54) bersama dengan keluarga ditemani oleh kuasa hukum Lambas Tony Pasaribu dalam konferensi pers di Mapolres Tapanuli Utara, Jumat (10/3/2023). 

TRIBUN-MEDAN.com, TARUTUNG - Ayah korban pembunuhan Francis Hutasoit ikut serta dalam konferensi pers di Mapolres Tapanuli Utara, Jumat (10/3/2023). Pascakonferensi pers, ia kisahkan sosok anaknya, Francis Hutasoit sebagai sosok yang rajin bekerja.

Sebagai lajang, Francis Hutasoit juga setia menemani ibunya berjualan di Pasar Tradisional Siborongborong setiap hari pekannya setiap minggu.

"Dia adalah anak patuh dan baik. Dia satu-satunya yang membantu kami dalam pekerjaan," ujar Miduk Hutasoit (53) saat berada di Mapolres Tapanuli Utara, Jumat (10/3/2023).

Ia melihat keempat tersangka dihadirkan dalam konferensi pers tersebut. Ia tetap tegar bersama anggota keluarga lainnya yang ditemani oleh kuasa hukum Lambas Tony Pasaribu.

Ia juga menyampaikan, anaknya adalah lajang yang polos dan tulus berteman. Bahkan, ia dikenal sebagai sosok yang mau berjuang bagi adik-adiknya yang tengah sekolah.

"Dia itu orang baik. Dia itu enggak tahu apa-apa," sambungnya.

"Dia adalah pejuang bagi adik-adiknya. Ia rajin bekerja agar bisa adik-adiknya sekolah," terangnya.

"Maka setiap ada pekan, dialah yang membawa anaknya marrengge-rengge (dalam bahasa Indonesia berjualan di pasar tradisional)," terangnya.

Melalui kuasa hukum, ia menyampaikan agar semua pelaku dihukum yang seberat-beratnya sesuai dengan perbuatannya.

Sebelumnya, Lambas Tony Pasaribu menguraikan perihal anggota keluarga yang turut hadir dalam konferensi pers. Terlihat ayah Francis Hutasoit tak banyak bicara. Ia memperhatikan satu per satu pelaku saat digiring kembali ke ruang tahanan sembari jalani proses hukum.

"Kamu mengapresiasi kinerja kepolisian yang telah menangkap seluruh pelaku. Kami ingin penegakan hukum yang seadil-adilnya," kata Lambas Tony Pasaribu.

Lajang Baik dan Pekerja Keras

Francis Hutasoit, pria berumur 28 tahun ini meninggal dunia setelah diserang orang tak dikenal (OTK) pada Minggu (5/3/2023) di Desa Siborongborong I, Kecamatan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara.

Ia dikenal sebagai sosok lajang yang baik dan pekerja keras. Sebagai kakak, ia perlihatkan sikapnya pengayom bagi adiknya Cepy Hutasoit (24). Tepat pada saat penyerangan OTK, ia berupaya menyelamatkan adiknya dari serangan OTK hingga ia harus meninggal dunia setelah ditikam dengan pisau pada bagian perut sebelah kanan.

“Kalau Francis ini adalah orang yang baik ini. Dia itu hanya kerja, kerja, dan kerja. Enggak pernah bikin keresahan di kampung ini,” ujar Kepala Desa Siborongborong 1 Abidin Hutasoit.

Rumah duka Francis Hutasoit di Desa Siborongborong I, Kecamatan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara
Rumah duka Francis Hutasoit di Desa Siborongborong I, Kecamatan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara (TRIBUN MEDAN/MAURITS PARDOSI)

Sebagai keluarga sekaligus kepala desa, ia menjadi saksi sikap baik korban tersebut. Sebagai lajang, ia juga dikenal sebagai orang yang rajin bertani dan berjualan. Sikap ramah yang ia miliki membuat banyak temannya di kampung tersebut.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved