Pembunuhan

Getir, Curhat Bapak Francis Hutasoit, Sang Anak yang Gigih dan Baik: Satu-satunya yang Membantu Kami

Dia satu-satunya yang membantu kami dalam pekerjaan. Dia adalah pejuang bagi adik-adiknya. Ia rajin bekerja agar bisa adik-adiknya sekolah

|
Penulis: Maurits Pardosi | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN MEDAN/MAURITS
Ayah Francis Hutasoit yang bernama Abidin Hutasoit (54) bersama dengan keluarga ditemani oleh kuasa hukum Lambas Tony Pasaribu dalam konferensi pers di Mapolres Tapanuli Utara, Jumat (10/3/2023). 

"Saat melaju, tepat di Jalan umum Siborongborong I, rombongan tersangka Rajes Pakpahan terjadi selisih paham dengan pengguna sepeda motor lain yang dikandarai oleh Cepi Hutasoit, Candro Lubis dan Ramlan Hutasoit," ungkapnya.

Lanjutnya, saat itu rombongan tersangka Aron Panjaitan terus melaju dan tidak mengetahui percecokan Rajes Pakpahan dengan pengendara sepeda motor lainnya.

"Saat terjadi percekcokan di tempat tersebut, lalu perempuan yang dibonceng tersangka Rajes Pakpahan yaitu Evi Nababan menghubungi rombongan tersangka Aron Panjaitan dan temannya agar memutar karena ada percekcokan tersebut," lanjutnya.

Percecokan yang terjadi di pinggir jalan tersebut coba dilerai oleh warga sekitar dan kemudian sepakat berdamai.

Setelah berdamai, rombongan Cepi Hutasoit, Candro Lubis dan Ramlan Hutasoit pun meninggalkan tempat dan sempat singgah di depan warung tuak milik Goklas Hutasoit, yang tidak begitu jauh dari lokasi perkelahian.

"Saat mereka sudah pergi, rombongan tersangka Aron Panjaitan pun tiba di lokasi dan menanyakan peristiwa yang terjadi," terangnya.

"Setelah tersangka Aron Panjaitan mengetahui, lalu mereka bertiga bersama Erik Sinaga dan Pokki Sinaga satu sepeda motor menjumpai pihak Cepi Hutasoit di depan warung tuak," ungkapnya.

Saat sedang berada di depan warung tuak tersebut, di dalamnya ada Andres Fransisko Hutasoit dan pemilik warung Goklas Hutasoit.

"Begitu rombongan Aron Panjaitan tiba di depan warung dan terlihat oleh Rombongan Cepi Hutasoit, mereka kembali cekcok dan akhirnya berkelahi di depan warung," ungkapnya.

Fransisko Hutasoit berupaya melindungi adiknya Cepi Hutasoit, bergegas keluar dan coba melerai hingga turut dalam perkelahian tak terelakkan.

"Saat itu korban yang meninggal dunia yaitu Andres Fransisko Hutasoit turut keluar dari warung dan ikut berkelahi. Di depan warung, tersangka Aron Panjaitan mengambil pisau yang sebelumnya sudah ada di pinggangnya saat berangkat dari Sipultak menuju Lintong Nihuta karena ada rencana memanggang-manggang," sambungnya

Saat itulah dengan cara membabi buta tersangka Aron melakukan penusukan yang mengenai perut korban Andres dan Cardon Lubis.

"Setelah korban terluka mereka pun masuk ke ke dalam warung karena pendarahan, namun dikejar oleh kelompok tersangka Aron," jelasnya

"Goklas selaku pemilik warung pun terkejut melihat apa yang terjadi karena tidak tahu ada masalah. Dirinya pun melarang perkelahian tersebut sehingga turut mengalami luka tusuk oleh tersangka Aron," ungkapnya.

"Saat Korban Andres Fransisko dan Cardon Lubis terluka tusuk di perut dan di punggung, keduanya bersembunyi di belakang warung dan tersangka pun membalik-balikkan meja di warung," jelasnya.

"Setelah warga sekitar berdatangan rombongan tersangka pun pergi ke Kecamatan Lintong Nihuta. Sedangkan korban dibawa berobat ke Rumah Sakit Santa Maria Siborongborong," katanya.

Polisi Dalami Dua Perempuan yang Disebut Ikut Serta Dalam Kasus Pembunuhan Francis Hutasoit

Dalam pemeriksaan kasus pembunuhan Francis Hutasoit (28), ada dua nama perempuan yang disebutkan, antara lain Manci Hutasoit dan Evi Nababan.

Pasalnya, keduanya ikut berboncengan dengan keempat tersangka.

Wakapolres Tapanuli Utara Kompol Jony Sitompul menjelaskan, pihaknya masih mendalami keikutsertaan kedua perempuan tersebut dalam kasus pembunuhan Francis Hutasoit dan melukai dua korban lainnya; Goklas Hutasoit dan Candro Lubis.

Polres Tapanuli Utara menggelar konferensi pers kasus penyerangan Francis Hutasoit yang terjadi di Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara, Jumat (10/3/2023).
Polres Tapanuli Utara menggelar konferensi pers kasus penyerangan Francis Hutasoit yang terjadi di Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara, Jumat (10/3/2023). (Tribun Medan/Maurits)

“Dari fakta di lapangan, bahwa memang ketika proses itu terjadi ada 6 orang; 4 orang pria dan 2 orang perempuan. Namun, berdasarkan pendalaman saksi-saksi, baik pemeriksaan saksi-saksi secara langsung, kemudian konfrontasi, lalu prarekonstruksi, kita kontruksikanlah peristiwa ini berdasarkan fakta hukum dan fakta di lapangan yang ada,” terang Kompol Jony Sitompul, Jumat (10/3/2023).

“Sehingga terhadap dua orang lagi, yaitu Evi Nababan dan Manci Hutasoit masih perlu pendalaman yang lebih intensif lagi,” terangnya.

Ia memastikan bahwa para tersangka bukanlah komplotan yang dengan sengaja ingin membunuh Francis Hutasoit. Pembunuhan terjadi karena permasalahan pertama di jalanan yang disebut sebagai kesalahpahaman.

“Tapi kalau dibilang ini ada design by design atau komplotan, hasil pemeriksaan kita bahwa tidak terbukti ini bagian dari geromnbolan. Ini adalah peristiwa kesalahpahaman dan kemudian terjadi penyerangan,” sambungnya.

Para tersangka juga menggunakan batu untuk merusak meja yang ada di lokasi pembunuhan tersebut.

“Barang bukti batu tersebut dikenakan pada pengrusakan meja. Tidak digunakan untuk mencederai orang yang ada di lokasi,” terangnya.

Selanjutnya, Kasat Reskrim Polres Taput menguraikan perihal kepemilikan pisau yang digunakan tersangka Aron Panjaitan membunuh Francis Hutasoit.

“Terkait pisau, itu tersangka Aron ini ternyata selalu membawa kemana-mana. Berdasarkan keterangannya, ia juga pernah mengalami insiden sehingga ia selalu membawa kemana-mana,” sambung Kasat Reskrim Polres Taput Iptu Zuhatta Mahadi.

“Untuk saat ini, kita masih mencari keberadaan pisau tersebut. Karena pascakejadian, tersangka langsung membuangnya ke semak-semak yang ada di areal pembunuhan. Untuk pelaku ini, tidak ada terencana sebelumnya untuk melakukan pembunuhan,” sambungnya.

Ia jelaskan, para tersangka masih melanjutkan acara minum-minum pasca pembunuhan tersebut.

“Setelah kejadian, mereka melanjutkan minum-minum lagi seolah-olah mereka melupakan kejadian tersebut,” katanya.

 

(cr3/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved