Pembunuhan

Sosok Aron Panjaitan, Rekam Jejak Dalang Pembunuhan Francis Hutasoit, Minta Maaf dari Kursi Roda

Menggunakan pisau, ia menikam Francis Hutasoit pada bagian perut hingga meregang nyawa dan tewas. Ia meminta maaf dari kursi roda.

|
Penulis: Maurits Pardosi | Editor: Randy P.F Hutagaol

“Tapi kalau dibilang ini ada design by design atau komplotan, hasil pemeriksaan kita bahwa tidak terbukti ini bagian dari geromnbolan. Ini adalah peristiwa kesalahpahaman dan kemudian terjadi penyerangan,” sambungnya.

Para tersangka juga menggunakan batu untuk merusak meja yang ada di lokasi pembunuhan tersebut.

“Barang bukti batu tersebut dikenakan pada pengrusakan meja. Tidak digunakan untuk mencederai orang yang ada di lokasi,” terangnya.

Selanjutnya, Kasat Reskrim Polres Taput menguraikan perihal kepemilikan pisau yang digunakan tersangka Aron Panjaitan membunuh Francis Hutasoit.

“Terkait pisau, itu tersangka Aron ini ternyata selalu membawa kemana-mana. Berdasarkan keterangannya, ia juga pernah mengalami insiden sehingga ia selalu membawa kemana-mana,” sambung Kasat Reskrim Polres Taput Iptu Zuhatta Mahadi.

“Untuk saat ini, kita masih mencari keberadaan pisau tersebut. Karena pascakejadian, tersangka langsung membuangnya ke semak-semak yang ada di areal pembunuhan. Untuk pelaku ini, tidak ada terencana sebelumnya untuk melakukan pembunuhan,” sambungnya.

Ia jelaskan, para tersangka masih melanjutkan acara minum-minum pasca pembunuhan tersebut.

“Setelah kejadian, mereka melanjutkan minum-minum lagi seolah-olah mereka melupakan kejadian tersebut,” katanya.

Sosok Francis Hutasoit yang Tewas Ditikam setelah Lindungi Adiknya, Lajang Baik dan Pekerja Keras

Francis Hutasoit, pria berumur 28 tahun ini meninggal dunia setelah diserang orang tak dikenal (OTK) pada Minggu (5/3/2023) di Desa Siborongborong I, Kecamatan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara.

Ia dikenal sebagai sosok lajang yang baik dan pekerja keras. Sebagai kakak, ia perlihatkan sikapnya pengayom bagi adiknya Cepy Hutasoit (24). Tepat pada saat penyerangan OTK, ia berupaya menyelamatkan adiknya dari serangan OTK hingga ia harus meninggal dunia setelah ditikam dengan pisau pada bagian perut sebelah kanan.

“Kalau Francis ini adalah orang yang baik ini. Dia itu hanya kerja, kerja, dan kerja. Enggak pernah bikin keresahan di kampung ini,” ujar Kepala Desa Siborongborong 1 Abidin Hutasoit.

Rumah duka Francis Hutasoit di Desa Siborongborong I, Kecamatan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara
Rumah duka Francis Hutasoit di Desa Siborongborong I, Kecamatan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara (TRIBUN MEDAN/MAURITS PARDOSI)

Sebagai keluarga sekaligus kepala desa, ia menjadi saksi sikap baik korban tersebut. Sebagai lajang, ia juga dikenal sebagai orang yang rajin bertani dan berjualan. Sikap ramah yang ia miliki membuat banyak temannya di kampung tersebut.

“Ini termasuk orang baik,” sambungnya.

“Sehari-harinya, dia seorang lajang yang bertani dan berjualan. Enggak pernah gabung-gabung dengan orang-orang yang kurang baik ini,” lanjutnya.

Bahkan, ia tak menyangka kejadian tersebut. Francis meninggal mengenaskan setelah ditikam orang tak dikenal (OTK) pada Minggu (5/3/2023). Secara khusus pemilik warung, tempat pembunuhan tersebut pun merasakan ketakutan dan traumatis mendalam. Sehingga, ia berharap agar para pelaku yang diperkirakan lebih dari 3 orang ditangkap segera dan dihukum seberat-beratnya.

“Masyarakat alami trauma dengan adanya peristiwa ini. Impian masyarakat agar pelakunya secepatnya ditangkap,” sambungnya.

Bukan hanya kepala desa, Goklas Hutasoit (28) sebagai sahabat korban juga menyampaikan Francis Hutasoit dikenal sebagai orang yang ramah.

“Iya, dia itu baik kok. Enggak tahu itu yang aneh-aneh. Dia sering ke warung kita ini, nongkrong sama kita,” ujar Goklas Hutasoit.

Duka mendalam pun dirasakan keluarga atas kepergian Francis Hutasoit. Selasa (7/3/2023), Francis Hutasoit dikebumikan setelah didoakan dalam ibadat.

(cr3/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved