Aneh Polisi Minum Racun Sianida, Curiga Dibunuh, Hotman Paris Minta Kapolri Tarik Kasus ke Mabes

Geger, kasus kematian Bripka Arfan Saragih menarik perhatian publik. Ada apa sebenarnya di balik kematian anggota Sat Lantas Polres Samosir ini?

Editor: Salomo Tarigan
Tribun Medan
Kematian Bripka Arfan Saragih yang disebut minum racun dianggap janggal oleh keluarga 

TRIBUN-MEDAN.COM,MEDAN - Geger, kasus kematian Bripka Arfan Saragih menarik perhatian publik.

Ada apa sebenarnya di balik kematian anggota Sat Lantas Polres Samosir ini?

Sampai-sampai pengacara kondang Hotman Paris Hutapea pun meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit turun tangan, agar kasus ini segera ke Mabes Polri.

Hotman Paris menyoroti kasus kematian Bripka Arfan Saragih, anggota Sat Lantas Polres Samosir yang diklaim tewas minum racun sianida, usai dituduh melakukan penggelapan pajak senilai Rp 2,5 miliar.

Menurut Hotman Paris Hutapea, Kapolri harus mengambil alih penanganan kasus ini.

Sebab, Hotman Paris 'mencium' adanya kejanggalan tewasnya Bripka Arfan Saragih.

"Hotman 911 mengimbau kepada bapak Kapolri, dan bapak Kadiv Propam Mabes Polri agar kiranya misteri kematian polisi Bripka AS di Tanah Batak di Pulau Samosir dipindahkan pemeriksaannya dari Polda Sumatra Utara, ditarik ke Mabes polri, karena sepertinya, ada keanehan dalam kematiannya tersebut," kata Horman Paris Hutapea dalam videonya di akun Instagram @hotmanparisofficial.

Hotman menduga, kematian Bripka Arfan Saragih ini ada kaitannya dengan kasus yang tengah dialami pelaku sekaligus korban ini. 

"Sepertinya ada kaitannya dengan masalah yang dia hadapi belakangan ini terkait dengan sesama oknum polisi di kepolisian dimana dia bekerja. Kok tiba-tiba bisa seorang oknum polisi makan racun sianida, aneh bin ajaib," kata Hotman.

Atas hal tersebut, Hotman pun meminta kepada Kapolri dan Kadiv Propam segera mengusut tuntas kasus ini.  

"Mohon kepada bapak Kapolri, bapak Kadiv Propam, agar pemeriksaannya, untuk membongkar siapa di belakang, dalang kematian tersebut. Agar ditarik pemeriksaannya ke Mabes Polri. Kalau di Medan rasa-rasanya masih terlalu dekat dengan kepolisian di Samosir. Harus yang lebih objektif di Jakarta, di Mabes Polri," kata Hotman Paris Hutapea.

Sementara itu, Dolin Siahaan, kuasa hukum keluarga Bripka Arfan Saragih juga mengatakan bahwa dia tidak yakin dengan Polda Sumut.

Sehingga, penanganan kasus ini harus diambil alih oleh Mabes Polri. 

"Kalau kata orang awam, kalau misalkan di Polres, masalahnya di Polda, nanti bisa, mana tau minta tolong bagaimana dikondisikan. Tetapi ketika di Mabes Polri, tidak bisa bermain lah begitu," kata Dolin Siahaan, Sabtu (25/3/2023).

Dolin sendiri berharap Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo membentuk tim khusus menangani kasus ini. 

Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved