Aneh Polisi Minum Racun Sianida, Curiga Dibunuh, Hotman Paris Minta Kapolri Tarik Kasus ke Mabes
Geger, kasus kematian Bripka Arfan Saragih menarik perhatian publik. Ada apa sebenarnya di balik kematian anggota Sat Lantas Polres Samosir ini?
Sementara kantor UPT Samsat Pangururan sudah tutup pada jam tersebut.
Bahkan, sudah tidak ada orang lagi di kantor pelayanan publik tersebut.
"Hasil tracking kami berdasarkan nomor resi barang itu diterima di kantor Samsat Pangururan. Itu juga kami pertanyakan. Apakah kantor tersebut buka sampai malam kan begitu," tanyanya.
Kejanggalan lainnya ketika Kapolres Samosir, AKBP Yogie menyampaikan di dalam keterangan pers 14 Maret lalu, kalau racun tidak diketahui darimana.
Sedangkan tim digital forensik menemukan riwayat pencarian google pencarian racun.
Kemudian karena merasa janggal, keluarga mendesak agar polisi membuktikan kalau racun sianida merupakan milik Bripka Arfan Saragih dengan mengirim bukti pesanan online.
Sampai akhirnya pada 20 Maret 2023, muncullah pernyataan kalau racun dibeli dari Bogor melalui handphone almarhum.
Selanjutnya kecurigaan bekas luka memar yang dialami.
Keluarga sempat melihat sejumlah luka tak wajar.
"Ketika kami desak, akhirnya tanggal 20 Maret 2023, hari Senin mereka membuat keterangan bahwasanya sianida berasal dari toko online yang dipesan almarhum," kata Fridolin.
Tidak sampai di situ, kejanggalan lain adalah soal masalah tudingan Bripka Arfan Saragih yang minum racun sianida, padahal sudah bayar separuh uang yang dia gelapkan.
Pihak keluarga tak yakin, bahwa Bripka Arfan Saragih bunuh diri.
Mereka curiga, bahwa Bripka Arfan Saragih sengaja dihabisi dan dijadikan tumbal, atas bobroknya Samsat Samosir, khususnya dalam hal permainan pajak kendaraan.
"Sebelum dia meninggal, dia pernah mengatakan kepada istrinya, kalau dia sudah capek ditekan tekan mengenai kasus pajak itu. Dan dia bilang kalau dia akan membongkar sindikat penggelapan pajak di Samsat Samosir," kata Tasman Sipayung, kerabat Bripka Arfan Saragih, Kamis (16/3/2023).
Mendengar pengakuan itu, istri Bripka Arfan Saragih, Jeni Simorangkir sempat meminta suaminya mengurungkan niat tersebut.
Jeni khawatir suaminya akan celaka.
Baca juga: Bripka Arfan Saragih Minum Racun Sianida Usai Gelapkan Pajak Rp 2,5 Miliar di Samosir
Baca juga: Gegara Tiga Kotak Bika Ambon, Penumpang Ngamuk Diminta Rp 2 Juta oleh Petugas di Bandara Kualanamu
Sebab, yang akan dihadapi adalah mereka yang punya kekuasaan.
"Istrinya saat itu melarang karena takut juga," kata Tasman.
Tasman mengatakan, yang membuat keluarga tidak yakin korban bunuh diri lantaran yang bersangkutan sudah melunasi sebagian uang yang telah digelapkan.
Menurut Tasman, ada Rp 650 juta uang yang sudah dikembalikan Bripka Arfan Saragih.
Jika dihitung-hitung, sisa uang yang harus dikembalikan Bripka Arfan Saragih tinggal Rp 80 juta lagi.
"Kalau mau bunuh diri, kenapa setelah bayar Rp 650 juta. Kenapa sebelum itu tidak dibayarkan," kata Tasman.
Keluarga menduga, dengan meninggalnya Bripka Arfan Saragih, ada pihak tertentu yang ingin melimpahkan semua kesalahan ini pada mendiang.
Dengan tewasnya mendiang, maka kasus ini akan sulit terungkap.
Sebab, Bripka Arfan Saragih ini yang tahu siapa-siapa aja pihak yang diduga terlibat dalam menilap keuangan negara tersebut.
"Kami keluarga sudah bayar, bahkan rumah Arfan itu yang ada di Samosir sudah dijual untuk bayar kerugian. Kami keluarga juga gotong royong membantu. Tapi kami lihat dengan meninggalnya Arfan, semua masalah mau dilimpahkan sama dia sendiri," kata Tasman.
(tribun-medan.com)
Aneh Polisi Minum Racun Sianida, Curiga Dibunuh, Hotman Paris Minta Kapolri Tarik Kasus ke Mabes

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.