TERUNGKAP Soal Ekspor Emas 189 Triliun Dugaan TPPU, Bea Cukai Akui Begini

Sumber Data Menko Polhukam mengenai Tindak Pidana Pendudian Uang (TPPU) yang ditemukan

Editor: Dedy Kurniawan
Screengrab from Daily Mirror
Ilustrasi emas 

TRIBUN-MEDAN.com - Sumber Data Menko Polhukam mengenai Tindak Pidana Pendudian Uang (TPPU) yang ditemukan di Bea Cukai akhirnya terungkap.

Nominal dugaan TPPU sebesar Rp189 triliun di Bea Cukai seperti yang disebut Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD akhirnya dijawab.

Direktur Jenderal Bea dan Cukai Askolani memberi penjelasan mengenai hal tersebut.

Iya menjelaskan, asal muasal dugaan tindak pidana pencucian uang (TPPU) ekspor emas senilai Rp 189 triliun sebenarnya telah diangga selesai oleh pengadilan.

Baca juga: SEDANG BERLANGSUNG Newcastle vs Manchester United Liga Inggris,Ini Link Live Streaming Man Utd di HP

Baca juga: Naik Mobil Mewah Ini, Anak Pejabat Polri Tabrak Mati Pelajar, Pelaku Melarikan Diri


 
Asko menjelaskan, saat itu pada 2016 petugas Kantor Pelayanan Utama (KPU) Bea Cukai di Soekarno Hatta melakukan penindakan atau pencegahan terhadap satu perusahaan yang melakukan eksportasi emas.

Pencegahan tersebut dilakukan lantaran eksportir mengaku yang diekspor merupakan perhiasan, yang nyatanya adalah ingot emas seberat 218 kilogram dengan nilai US$ 6,8 juta.

Kemudian kasus ini sampai ke pengadilan, dan setelah berkas perkara lengkap (P21), satu tersangka perorangan didakwa.

Namun, pada 2017, Bea Cukai kalah dalam sidang dan pengadilan menyatakan tidak terbukti melakukan tindak pidana.

“Dari hasil P21 yang dilakukan teman-teman Bea Cukai, didakwa satu tersangka perorangan yang kemudian dari pengadilan di tahun 2017 keputusan pengadilan adalah tidak terbukti melakukan perbuatan didakwakan.

Baca juga: Rafael Tak Takut KPK, Sembunyikan Uang Miliaran di SBD, Ternyata Takut dengan Istrinya


Jadi dianggap dan dinilai bukan merupakan tindak pidana itu keputusan tahun 2017,” tutur Asko dalam media briefing, Jumat (31/3).

Selang beberapa bulan, Bea Cukai kemudian mengajukan kasasi, dan akhirnya Bea Cukai memenangkan kasasi tersebut, yang mana perorangan diputuskan dikenakan pidana 6 bulan dan denda Rp 2,3 miliar.

Selain itu, perusahaannya juga dikenakan denda Rp 500 juta.

“Nah dalam tahap itu kemudian dilakukan tetap pendalaman oleh teman-teman Kemenkeu, ada Irjen, ada Bea Cukai dan juga PPATK,” kata Asko.

Baca juga: Tak Bangkit Dari Kematian, Akhirnya Jasad Pendeta Terkenal Dimakamkan, Beku 2 Tahun


 
Meski sudah menang di kasasi, tersangka kemudian melakukan peninjauan kembali (PK) pada 2019.

Hasilnya, Bea Cukai kembali kalah sehingga terlapor, dan tersangka dinyatakan tidak melakukan tindak pidana.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved