Derap Nusantara

Persatuan ASEAN dan Pentingnya Rasa Terikat Dalam Konsensus

Pemimpin ASEAN akan kembali duduk bersama bahas apa yang bisa mereka lakukan untuk memberi perlakuan terhadap masalah-masalah yang dihadapi ASEAN.

Dok. Antara
Sejumlah anggota Brimob Polda NTT melakukan simulasi pengoperasian kendaraan taktis saat Apel Gelar Pasukan Operasi Komodo Turangga 2023 untuk pengamanan pelaksanaan KTT ASEAN 2023 di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, di Mapolda NTT, Kupang, Sabtu (29/4/2023). 

Meskipun demikian, ASEAN juga perlu meyakinkan negara-negara yang terlihat menginginkan status quo di Myanmar, seperti China, India, dan Thailand.

Negara-negara yang berbatasan dengan Myanmar itu terlihat tak menginginkan perubahan besar di Myanmar, termasuk mengembalikan pemerintahan yang terpilih lewat pemilu demokratis, tiga tahun lalu.

Belum lagi Rusia yang menjadi mitra penting junta Myanmar dan berusaha hadir di kawasan-kawasan di mana pun di mana Amerika Serikat dan Barat memproyeksikan pengaruhnya.

Solusi Myanmar memang tak bisa diatasi sendirian oleh Indonesia dan ASEAN, serta sebaliknya membutuhkan konsultasi dengan negara-negara yang berkepentingan di Myanmar.

Namun demikian, ASEAN harus meyakinkan junta dan pihak-pihak yang mendukungnya bahwa junta tak bisa terus mencegah ASEAN membantu menyelesaikan masalah Myanmar.

Ini karena perubahan positif di Myanmar tak saja hal yang niscaya demi perdamaian di negara itu dan kawasan, tapi juga bakal membantu menciptakan suasana positif di ASEAN yang membuat persoalan-persoalan kawasan yang lebih berat lainnya bisa disikapi dalam kerangka bersama yang lebih kuat dan lebih efektif.

Di antara persoalan-persoalan berat itu adalah dinamika geopolitik yang semakin panas oleh tabrakan kepentingan antara kekuatan-kekuatan besar, seperti Amerika Serikat, China, Rusia, dan India. Bahkan Uni Eropa, Australia, Jepang, dan Korea Selatan.

Tumbukan kepentingan itu merambah ke mana-mana, dari masalah keamanan sampai ekonomi di mana Asia Tenggara tak bisa lari dari pengaruh eksternal ASEAN.

Itu termasuk Kerangka Kerja Ekonomi Indo Pasifik(IPEF) yang melibatkan banyak negara di Asia timur, tapi mengecualikan China dan Rusia, dan Dialog Keamanan Empat Pihak atau Quad antara Australia, India, Jepang, dan Amerika Serikat.

Masih ada AUKUS, yang merupakan pakta keamanan trilateral antara Australia, Inggris, dan Amerika Serikat yang diumumkan 15 September dua tahun lalu.

Akan halnya China dan Rusia, kedua negara ini juga aktif bermanuver, yang salah satunya lewat latihan militer gabungan. Ini pun bukan tanpa sebab.

Masalah Taiwan, ancaman nuklir Korea Utara, sengketa wilayah antara Jepang dan China di sebuah kepulauan sebelah selatan Jepang, dan upaya Jepang mendapatkan kembali wilayah bagian utaranya yang diduduki Rusia beberapa bulan sebelum Perang Dunia Kedua berakhir, adalah di antara penyebabnya.


Agar tak jalan di tempat

Persoalan-persoalan itu memang jauh terjadi di luar teritori ASEAN, tapi dampaknya sudah pasti mencapai Asia Tenggara.

Sejumlah negara ASEAN sendiri berkonflik sengit dengan China di Laut China Selatan, terutama Filipina dan Vietnam. Ini situasi-situasi yang mesti dihadapi dan diredakan ASEAN.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA
    Komentar

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved