Derap Nusantara

Persatuan ASEAN dan Pentingnya Rasa Terikat Dalam Konsensus

Pemimpin ASEAN akan kembali duduk bersama bahas apa yang bisa mereka lakukan untuk memberi perlakuan terhadap masalah-masalah yang dihadapi ASEAN.

Dok. Antara
Sejumlah anggota Brimob Polda NTT melakukan simulasi pengoperasian kendaraan taktis saat Apel Gelar Pasukan Operasi Komodo Turangga 2023 untuk pengamanan pelaksanaan KTT ASEAN 2023 di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, di Mapolda NTT, Kupang, Sabtu (29/4/2023). 

Lain hal, situasi-situasi seperti itu acap membuat anggota-anggota ASEAN berbeda pendapat, sehingga kemudian menempuh langkah sendiri-sendiri di luar kerangka ASEAN.

Mereka menganggap ASEAN tidak cukup tegas dalam bersikap, termasuk dalam soal wilayah-wilayah yang disengketakan di Laut China Selatan.

Sikap yang tidak padu ini sendiri menguntungkan kekuatan-kekuatan besar yang berebut pengaruh di Asia Tenggara.

Dalam konteks ini, melangkah dalam visi bersama yang kuat menjadi kebutuhan mendesak.

Bukan saja demi keutuhan dan integritas ASEAN, tetapi juga demi menjadikan organisasi kawasan ini sebagai platform yang menjadi mekanisme regional utama bagi negara-negara Asia Tenggara.

Indonesia sendiri, selama mengetuai ASEAN tahun ini, berpegang kepada tema “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth” yang memuat tiga elemen penting, yang meliputi upaya memperkuat kapasitas dan efektivitas ASEAN, persatuan ASEAN, dan sentralitas ASEAN.

Akan lebih baik jika semua itu didahului upaya mengatasi masalah-masalah mendesak kawasan saat ini, termasuk mengembalikan demokrasi dan tatanan inklusif di Myanmar, dan formulasi langkah bersama di Laut China Selatan.

Ini bisa menjadi salah satu jawaban untuk pertanyaan mengenai relevansi ASEAN, selain bisa menjadi menjadi titik baru dalam menjadikan anggota-anggota ASEAN terikat dalam mekanisme kawasan.

Persoalan merasa terikat menjadi mendesak karena terlalu banyak masalah kawasan yang terlihat "jalan di tempat", termasuk isu Myanmar dan gesekan-gesekan di Laut China Selatan yang kian keras.

Untuk itu, ASEAN ada baiknya memikirkan cara mengimbuhkan perasaan terikat pada semua anggota, jika bukan unsur pemaksa, dalam setiap konsensus, walau tak perlu seperti berlaku di Uni Eropa.

(*)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA
    Komentar

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved