Ibadah Haji 2023

Cerita Tumiyem Bisa Berangkat ke Tanah Suci, 41 Tahun Menabung dari Hasil Kusuk Keliling

Tumiyem bercerita, tak pernah menduga akhirnya bisa berangkat ke Tanah Suci di tahun 2023 ini.

|
Tribun Medan/Husna Fadilla Tarigan
Tumiyem, salah seorang calon jemaah haji saat sedang menunggu pemeriksaan kesehatan di Embarkasi Medan, Rabu (24/5/2023). 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Keinginan tinggi Tumiyem untuk menginjakkan kaki di Tanah Suci akhirnya bisa terwujud.

Tumiyem pun mulai menambung demi mewujudkan mimpinya tersebut. 

Baca juga: Momen Haru Keluarga Saat Lepas Keberangkatan Calon Jemaah Haji ke Tanah Suci

Sejak 41 tahun lalu, Tumiyem mulai menyimpan uang ribuan rupiah dan disusun di sebuah tas kesayangannya.

Sembari menitikan air mata, Tumiyem bercerita, tak pernah menduga akhirnya bisa mewujudkan mimpi tersebut di tahun 2023 ini, menjadi bagian jemaah haji tahun 1444 H.

Lembar demi lembar rupiah dikumpulkan Tumiyem dari hasil kerja kerasnya sebagai seorang tukang kusuk Keliling di Gang Rejo, Dusun IV, Tanjung Morawa, Sumatera Utara.

Ibu dari 6 orang anak itu bercerita, tabungan yang disisihkannya pun beberapa kali harus direlakan untuk kepentingan orang sekitar.

Pernah suatu waktu ia melihat kerabat yang sedang sakit, hatinya luluh lantak, antara keinginan menunaikan haji, atau membantu orang lain.

Akhirnya tabungan yang sudah disusunnya dengan susah payah itu, ia relakan untuk kerabat tersebut.

"Rutin nabung, tapi pernah aku ambil lagi, untuk sedekah orang sakit bantu biaya dia. Ku bilang sama Allah, ya Allah cukupi tanah air ku dulu, karena disini masih membutuhkan. Nanti kalau udah cukup duit bisa berangkat Haji," ceritanya dengan terurai air mata.

Sambil menunggu namanya dipanggil untuk pemeriksaan kesehatan di Embarkasi Medan, berkali kali dilihatnya berkas digenggamannya.

Tumiyem masuk pada kloter kedua keberangkatan haji dari Deliserdang, Sumatera Utara, yang akan berangkat ke Tanah Suci pada Kamis (25/5/2023).

Mendaftar haji sejak tahun 2012, nenek 16 cucu ini kini harus menunaikan Rukun Iman ke lima seorang diri.

Sebab, sang suami harus pergi meninggalkannya lebih dulu di tahun lalu (2022).

"Berangkat sendiri, bapak udah meninggal, tadi di antar sama cucu dan anak-anak ke sini," tuturnya.

Meskipun memiliki banyak anak, Tumiyem mengaku biaya keberangkatannya murni dari hasil tabungannya sejak tahun 1982 tersebut.

Tumiyem menghasilkan rupiah demi rupiahnya mulai dari mengusuk anak kecil, orang melahirkan, badan pegal-pegal dan juga anak bayi.

Penghasilannya beragam, mulai dari Rp 30 ribu rupiah perharinya hingga lebih baik di tahun belakangan yakni Rp 100 ribu perhari.

Satu saja doanya saat sampai di Makkah nantinya, yakni bisa menjadi orang yang sholehah, dan bisa membaca Alquran dengan baik.

Sebab dikatakannya, karena keterbatasan keluarga sejak dulu, jangankan berpikir punya waktu untuk belajar Alquran, bisa sekolah saja dirinya sudah sangat bersyukur.

Baca juga: Lepas Keberangkatan Jemaah Calhaj, Gubsu Edy Cerita Diomeli Istri saat Perjalanan Ibadah Haji

"Cemanalah dulu kami miskin kali, jadi tidak pernah punya kesempatan untuk belajar, bisa sekolah aja udah, sekolah cari makan untuk hari ini, gitu," ungkapnya.

Sehingga, Tumiyem harus merelakan masa belajarnya.

Alhasil dirinya pertama kali belajar mendalami Alquran di usia 60 tahun.

"Belajar baca Alquran itu sudah umur 60-an. Udah bisa tapi nggak tahu, macam di ejo-ejo (di-eja) aja, nggak macam orang-orang itu," katanya.

"Sampai disana nanti aku ingin berdoa agar jadi orang yang sholehah, bisa membaca Al-Qur'an dan menaati tajwidnya karena aku nggak pernah baca Al-Qur'an," pungkasnya.

(cr26/tribun-medan.com)

 

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved