Berita Viral
Dokter Temukan Kelainan di Mata Kurnia Meiga, Erick Thohir Ungkap Bakal Cari Alat Bantu Penglihatan
Mantan Kiper Timnas Indonesia Kurnia Meiga menjalani pengobatan mata setelah mendapatkan perhatian dari Menteri BUMN Erick Thohir.
Saat sudah sadar mereka baru datang ke dokter untuk berobat.
Penderita Papilledema yang terjadi pada usia produktif dan tidak mendapat penanganan segera akan berdampak turunnya kinerja dan mengganggu aktivitas sehari-hari.
Papilledema tersebut lambat disadari penderita karena peningkatan tekanan intrakanial yang disebabkan adanya tumor atau non tumor seperti infeksi, cedera kepala yang menyebabkan perdarahan otak karena kecelakaan.
Eks Kiper Timnas Indonesia, Kurnia Meiga (KOMPAS/Wawan H Prabowo - Instagram Erickthohir)
"Penderita tidak menyadari kalau adanya massa tumor atau cedera kepala juga bisa menyebabkan peningkatan tekanan intrakanial yang memicu papiledema".
"Pasien baru tahu setelah papiledema sudah sampai tahap kronik dan penglihatan sudah buruk" kata dr Rani.
Dokter yang juga dosen Fakultas Kedokteran Unila itu sangat menyarankan masyarakat untuk dan memahami gejala papiledema.
Kenali juga penyebab papiledema yakni, tumor otak, hidrosefalus, meningitis, pendarahan otak akibat cedera kepala, dan tekanan darah yang terlalu tinggi.
"Jika memahami gejala dan mengenali penyebabnya, pengobatan papiledema bisa dilakukan lebih cepat, karena jika papiledema dibiarkan 6 sampai 8 minggu bisa menjadi atrofi papil yang bisa menyebabkan kebutaan permanen".
"Jika sudah atrofi maka tidak bisa dikembalikan lagi penglihatannya," ujarnya.
Terhadap pasien Papilledema, dokter akan melakukan pemeriksaan tajam penglihatan, pemeriksaan lapang pandang, pemeriksaan warna dan sensitivitas kontras, bagian depan mata.
Setelah itu dilanjutkan pemeriksaan bagian belakang mata untuk melihat papil saraf mata.
Dokter juga akan melakukan CT Scan/MRI kepala untuk mengindentifikasi penyebab papiledema.
Misal, tumor otak, hidrosefalus, atau penyebab lain.
Setelah dilakukan pemeriksaan dokter akan melakukan pengobatan.
Caranya, mengurangi peningkatan tekanan intrakanial yang dilakukan dokter bedah.
Kiper timnas Indonesia, Kurnia Meiga terbang menangkap bola sementara dua rekannya, Benny Wahyudi (2) dan Fachrudin Aryanto menjepit pemain Filipina, Misagh Bahadoran (affsuzuki)
Contoh peningkatan tekanan intrakanial karena tumor otak, maka tumor dioperasi.
Contoh lain jika peningkatan tekanan intrakanial karena hidrosefalus maka dikurangi cairannya.
Sementara itu dokter mata akan memberikan obat obatan radang berupa suntikan atau minum untuk mempertahankan penglihatan yang masih ada.
Sehingga diharapkan penglihatan itu masih ada walaupun fungsinya sudah tidak normal lagi.
Tujuan pengobatan itu juga dilakukan untuk mengurangi kerusakan saraf mata semakin luas karena pembengkakan papil tersebut.
Tetapi untuk saraf mata yang sudah terlanjur rusak, tidak bisa dikembalikan menjadi normal.
Setelah pengobatan dilakukan, pasien harus melakukan kontrol berkala tergantung dengan perkembangan dari pengobatan papiledemanya.
Kontrol dilakukan minimal satu minggu sekali, dua minggu sekali, atau satu bulan sekali.
Menurut dr Rani Papiledema tidak bisa dianggap remeh, karena penyakit ini mengganggu penglihatan penderitanya.
Ada yang penglihatannya turun ringan tapi ada yang langsung tiba-tiba penglihatannya gelap. Dan juga terdapat gangguan persepsi warna serta sensitivitas kontras saat diperiksa.
"Biasanya saat pemeriksaan terdapat gangguan persepsi warna terlihat saat dilakukan tes buta warna".
"Selain itu, ada juga yang hanya melihat seperti ada lingkaran hitam ketika pandangan lurus kedepan atau skotoma. Bahkan ada yang mengeluh penglihatannya ganda," ujar dr Rani
Dapat Bantuan Donasi
Mantan kiper Timnas Indonesia Kurnia Meiga sedang berjuang melawan penyakit yang telah dideritanya sejak enam tahun lalu.
Kondisi itu membuat Kurnia Meiga belum bisa kembali berkecimpung di dunia sepak bola.
Penjaga gawang yang sempat bermain di Arema FC itu menderita penyakit mata serius sejak 2017.
Penglihatannya terganggu dan membuat Kurnia Meiga harus gantung sepatu di usia 27 tahun.
Kini, Kurnia Meiga masih berjuang sembuh di tengah kondisi finansialnya yang terkuras untuk biaya pengobatan.
Bahkan, Kurnia Meiga sampai harus menjual medali juara yang pernah didapatkannya bersama Arema FC dan Timnas Indonesia.
Demi meringankan beban Kurnia Meiga, komunitas wartawan Seejontor FC berinisiasi menyalurkan donasi.
Penyaluran donasi tersebut akan dilakukan saat acara diskusi sepak bola yang digelar Seejontor FC, Rabu (31/5/2023).
Pada diskusi bertema "Liga Indonesia 2023/2024, Untung Rugi Format Baru Kompetisi", akan diselingi pemberian donasi untuk salah satu pahlawan sepak bola Tanah Air tersebut.
"Kami tidak akan pernah melupakan jasa Kurnia Meiga untuk sepak bola Indonesia," kata Ketua Panitia diskusi Seejontor FC, Yudhi Maulana.
"Semoga berkah kesehatan kembali bersama salah satu penjaga gawang terbaik yang pernah kami punya ini," ujar Yudhi.
"Seejontor FC sebagai penikmat sepak bola juga memahami Kurnia Meiga membutuhkan uluran tangan dari masyarakat pecinta sepak bola Indonesia," sambung Yudhi.
(*)
Berita sudah tayang di tribun-sumsel
| SOSOK Aipda Ependi Selamatkan Remaja yang Nyaris Tenggelam, Spontan Terjun ke Kali, Takut Menyesal |
|
|---|
| CATATAN Medis Dosen Untag Semarang yang Tewas di Hotel, Keluarga Kaget DLL Satu KK dengan AKBP B |
|
|---|
| Diteriaki Mesum, Mobil Dikemudikan Siswa SMA di Serang Terguling, Pihak Sekolah Buka Suara |
|
|---|
| APES Nasib Pengusaha Catering di Sumsel Tertipu Rp458 Juta Berkedok Mitra MBG, Disuruh Buat Dapur |
|
|---|
| BANTAH Punya Hubungan Asmara, Tapi AKBP Basuki Akui Bantu Biaya Proses Wisuda Doktor Dosen Levi |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Kurnia-Meiga-menjalani-pengobatan-mata.jpg)