PMI Ilegal asal Aceh hingga NTB Diamankan di Sergai, Pulang ke Indonesia melalui Jalur Tikus

Kapolres Sergai AKBP Oxy Yudha Pratesta mengatakan seluruh PMI berangkat dari Malaysia menggunakan kapal.

Penulis: Anugrah Nasution | Editor: Eti Wahyuni
TRIBUN MEDAN/ANUGRAH NASUTION
Sebanyak 20 Pekerja Migran Indonesia (PMI) ilegal diamankan Polres Serdang Bedagai di Dusun II, Desa Bagan Kuala, Kabupaten Serdang Bedagai. 

"Kami berangkat dari pelabuhan Selangor Malaysia pada Sabut (10/6) malam. Kami dijanjikan akan diantar ke pelabuhan Dumai Riau," kata Ahmad Jurati (42) warga Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Selasa (13/6/2023).

Ahmad mengatakan, dia harus membayar Rp 5 juta untuk ongkos pulang menggunakan kapal nelayan. Bersama 75 TKI lainya dia harus duduk berhimpitan.

Di tengah perjalanan cuaca memburuk, ombak tinggi membuat air laut hampir memasuki kapal. Untuk mengurangi beban, sejumlah barang barang milik TKI terpaksa dibuang di tengah laut.

“Ongkos Rp 5 juta satu orang, naik kapal besar nyatanya kami naik kapal nelayan bersama 75 penumpang dari berbagai daerah dan empat anak buah kapal. Kapal penuh penumpang dan hanya beberapa jengkal saja dari permukaan air laut, berlayar satu hari dua malam kami diterjang badai. Karena itu banyak koper dan tas milik kami dibuang ke tengah laut dengan dalih supaya bobot kapal berkurang," kata Ahmad.

Ahmad mengaku, dia dan sejumlah TKI banyak kehilangan dokumen, uang, dan barang lainya yang dibuang di tengah laut. Ia pun merasa ditipu oleh pemilik kapal, sesuai janji harusnya mereka menggunakan kapal pengangkut orang dan turun di Kabupaten Dumai.

Tiba di Bagan Kuala Sergai, kapal yang ditumpangi para TKI tak bisa berlabuh. Mereka pun terpaksa turun ke laut dengan kedalaman sepinggang orang dewasa untuk menepi. Baju dan barang bawaan pun basah di tengah malam itu.

Saat itu sudah menunggu satu unit truk dan dua bus Inova yang rencananya akan membawa merek menuju terminal di Medan.

Namun ternyata bus tak cukup dan terpaksa meninggalkan sebagian TKI di pinggir dermaga.

"50 orang sudah naik bus ke Medan, kami sisanya ditinggal karena bus tak cukup dan akan dijemput lagi namun kemudian kami diamankan petugas," kata Ahmad.

Alasan ingin mendapatkan pekerjaan dan penghasilan yang lebih baik telah membuat para TKI nekat menerjang maut di perantauan. 

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved