Lulus Jadi Pemain Sirkus, Kapolri Kritik Ujian SIM C, Praktik Angka 8 dan Zig-zag Tak Masuk Akal

Praktik ujian SIM memang bisa dibilang tak masuk akal. Bayangkan saja medan yang dilalui saat ujian sungguh sangat sulit.

Tribun Medan
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo kritik Ujian SIM 

TRIBUN-MEDAN.com - Akhirnya ada juga seorang Kapolri yang mengkritik praktik ujian surat izin mengemudi ( SIM) C.

Praktik ujian SIM memang bisa dibilang tak masuk akal. Bayangkan saja medan yang dilalui saat ujian sungguh sangat sulit.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyindir proses pembuatan SIM C.

Menurutnya pembuatan Surat Izin Mengemudi terkesan masih menyulitkan bagi masyarakat dan para pemohonnya.

Sigit mengaku masih mendapat banyak laporan dan keluhan dari masyarakat betapa buruknya pelayanan pembuatan SIM.

”Kita ingin tahu apa yang menyebabkan apa yang membuat kita kurang bagus? Kalau kita lihat, pembuatan SIM juga masih sulit.

Cuplikan video perbandingan ujian SIM di Indonesia dan Taiwan yang viral di media sosial.
Cuplikan video perbandingan ujian SIM di Indonesia dan Taiwan yang viral di media sosial. (Instagram/romansasopirtruck)

"Laporan kasus juga sama, balik nama kendaraan dan seterusnya, dan tentunya kita akan selalu lakukan perbaikan," kata Sigit saat memberikan arahan kepada para wisudawan Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian 2023 pada Rabu (21/6).

Atas banyaknya aduan dan keluhan itu, Sigit sudah meminta Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri agar pembuatan SIM diperbaiki.

Menurutnya, ini merupakan bagian dari modernisasi kepolisian yang menyesuaikan zaman.

"Perbaikan yang awalnya manual menjadi digitalisasi sehingga masyarakat mendapatkan pelayanan dengan aplikasi yang sedang kita siapkan.

"Kita akan satukan semua layanan di satu aplikasi namanya superAPP dan khusus untuk pembuatan SIM, saya minta Kakor tolong untuk melakukan perbaikan," ujarnya.

Sigit lalu berbicara tentang pembuatan SIM yang masih dianggap sulit. Misalnya tes mengitari lingkaran berbentuk angka 8 dan zig-zag dalam pembuatan sim C.

"Khusus untuk pembuatan SIM, saya minta ke Kakorlantas, tolong dilakukan perbaikan. Yang namanya angka delapan itu masih sesuai atau tidak? Yang namanya melewati zig-zag itu masih sesuai atau tidak," kata Sigit.

Menurut Sigit, pembuatan SIM seharusnya fokus pada nilai-nilai yang ingin dicari pada pengemudi. Kata dia, yang terpenting menghargai keselamatan para pengguna jalan dan punya keterampilan berkendara.

”Saya kira itu yang utama. Jangan terkesan pembuatan ujian, khususnya praktik, ini hanya untuk mempersulit dan ujung-ujungnya di bawah meja. Enggak tes malah lulus, ini harus dihilangkan," katanya.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved