Breaking News

Viral Medsos

Kerusuhan Masih Berlanjut di Prancis, Terjadi Penjarahan Toko, Sebanyak 2.363 Orang Telah Ditangkap

Sekelompok perusuh dilaporkan mulai menjarah pertokoan yang ada di kota Lyon, Marseille, dan Grenoble, pada Jumat malam (30/6/2023).

|
Editor: AbdiTumanggor
Twitter
KERUSUHAN PRANCIS - Kerusuhan masih berlanjut di Prancis hingga terjadi penjarahan terhadap toko-toko. Kini sebanyak 2.363 orang telah ditangkap akibat aksi kerusuhan ini yang telah berlangsung selama lima malam. Sekelompok perusuh dilaporkan mulai menjarah pertokoan yang ada di kota Lyon, Marseille, dan Grenoble, pada Jumat malam (30/6/2023). Lusinan bus dan ribuan kenderaan turut dibakar para perusuh. (twitter) 

Presiden Prancis Emmanuel Macron menunda kunjungan kenegaraannya ke Jerman karena krisis yang sedang berlangsung, sebagai sebuah sinyal yang jelas tentang signifikansi kerusuhan Prancis mengingat pentingnya hubungannya dengan Jerman.

Macron berbicara dengan koleganya dari Jerman Frank-Walter Steinmeier untuk memberi tahu dia tentang situasi tersebut, kata seorang juru bicara presiden Jerman.

"Presiden Macron telah meminta agar rencana kunjungan kenegaraan ke Jerman ditunda," tambah juru bicara itu seperti dikutip dari Sky News, Minggu (2/7/2023).

Ini adalah kedua kalinya dalam beberapa bulan kerusuhan Prancis telah melukai Macron secara diplomatis, setelah Raja Charles II membatalkan kunjungan luar negeri pertamanya sebagai raja Inggris karena protes atas rencana reformasi pensiun Macron.

Pembunuhan Nahel memicu ketegangan yang membara antara polisi dan pemuda di proyek perumahan yang berjuang melawan kemiskinan, pengangguran, dan diskriminasi rasial.

Itu telah menghasilkan kerusuhan terburuk yang pernah dialami Prancis selama bertahun-tahun dan memberi tekanan pada Macron, yang menyalahkan media sosial karena memicu kekerasan.

Sejak kerusuhan dimulai pada Selasa malam, telah terjadi 2.363 penangkapan - lebih dari setengahnya pada malam keempat.

Namun, kerusakan telah meluas dari Paris ke Marseille dan Lyon, dan bahkan lebih jauh lagi di wilayah seberang laut Prancis, di mana seorang pria berusia 54 tahun meninggal setelah terkena peluru nyasar di Guyana Prancis.

Sementara itu tim sepak bola nasional Prancis - termasuk bintang internasional Kylian Mbappe, idola bagi banyak anak muda di lingkungan yang kurang beruntung di mana kemarahan berakar - memohon diakhirinya kekerasan.

"Banyak dari kami berasal dari lingkungan kelas pekerja, kami juga berbagi rasa sakit dan sedih atas pembunuhan Nahel," kata para pemain timnas Prancis dalam sebuah pernyataan.

"Kekerasan tidak menyelesaikan apa pun. Ada cara lain yang damai dan konstruktif untuk mengekspresikan diri," sambung pernyataan itu.

Mereka mengatakan sekarang saatnya untuk berkabung, berdialog, dan membangun kembali.

(*/tribun-medan.com/kompas tv)

Artikel ini sebagian telah tayang di Tribunnews.com 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved