Breaking News

Januari - Juli Tercatat 3.888 GHPR, Warga Diminta Suntik Vaksin Rabies Hewan Peliharaan  

Kepala Dinas Kesehatan Sumatra Utara, Alwi Mujahit Hasibuan mengatakan, dari jumlah tersebut yang meninggal tercatat enam orang.

Editor: Eti Wahyuni
HO
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Pematang Siantar door to door menyuntikkan vaksin ke anjing-anjing milik masyarakat, Kamis (13/7/2023). 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Dinas Kesehatan Provinsi Sumatra Utara mencatat terjadi 3.888 kasus gigitan hewan penularan rabies (GHPR) seperti anjing, kucing, dan kera selama Januari-Juli 2023.

Kepala Dinas Kesehatan Sumatra Utara, Alwi Mujahit Hasibuan mengatakan, dari jumlah tersebut yang meninggal tercatat enam orang.

"Yang meninggal terdiri dari Kabupaten Simalungun dua orang, Toba satu orang, Pakpak Bharat satu orang, Tapanuli Utara satu orang dan Dairi satu orang," ujar Alwi saat diwawancarai, Jumat (14/7/2023).

Alwi Mujahit menjelaskan, korban gigitan hewan penular rabies telah menerima vaksin antirabies (VAR) bagi manusia sebanyak 3.011 orang. "Yang mendapatkan VAR-nya sebanyak 3.011 orang," kata Alwi.

Sementara itu, Kabupaten Tapanuli Utara menjadi daerah dengan kasus gigitan anjing terindikasi rabies yang mencolok, totalnya mencapai 285 kasus.

Baca juga: Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies Meningkat, Dinas Ketapang Lakukan Vaksinasi di Kecamatan Amplas

Untuk itu, Alwi meminta masyarakat memberikan vaksin pada hewan peliharaan guna mencegah bertambahnya kasus rabies di wilayah ini.

"Kita mengimbau masyarakat agar memberikan vaksinasi pada peliharaannya, terutama yang masuk dalam hewan pembawa rabies (HPR) seperti anjing, kucing, dan kera," sebut Alwi.

Menurut Alwi, memberikan vaksinasi pada hewan peliharaan sangat perlu dilakukan, agar para pemilik aman dan nyaman terhindar dari penyakit terjangkit rabies.

"Jadi kalau anjing sudah gila itu tidak mengenal tuannya lagi, maka dari itu untuk mencegahnya perlu diberi vaksin rabies," ujarnya.

Ia mengatakan, pihaknya terus berkoordinasi dengan pemangku kebijakan terkait untuk melakukan pencegahan serta sosialisasi kepada masyarakat dalam mewaspadai penyakit rabies tersebut.

"Masyarakat, khususnya para pemilik anjing harus mewaspadai penyakit rabies kalau sudah terkena, virus itu akan melakukan replikasi dan bergerak ke atas menuju otak. Kemudian virus menginfeksi otak lalu dari otak melalui saraf menuju ke beberapa jaringan seperti mata, ginjal, dan kelenjar air liur," pungkasnya.

Siantar Masih Nihil Kasus

Kota Pematangsiantar hingga kini masih clean sheet atau nol kasus gigitan anjing rabies. Catatan baik ini menjadi pekerjaan rumah yang penting dijaga bagi Dinas Kesehatan mau pun Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Hanpangter) Kota Pematangsiantar.

Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pematangsiantar, dr Erika Silitonga meluapkan rasa syukurnya bahwa kota tersebut nihil kasus gigitan anjing terindikasi rabies.

"Vaksin rabies bagi hewan peliharaan untuk mencegah penyebaran rabies pada hewan peliharaan penular rabies. Saat ini, laporan kasus gigitan anjing masih nihil di Siantar," kata Erika saat dikonfirmasi, Jumat (14/7/2023).

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved