Polisi Tembak Polisi
Ayah Bripda Ignatius Sebut Anaknya Tewas Ditembak Usai Tolak Bisnis Senjata Api Ilegal dari Senior
ayah Bripda Ignatius Dwi Frisco mengatakan, sebelum anaknya tewas, sempat diajak seniornya untuk menjalani bisnis senjata api.
TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN - Bripda Ignatius Dwi Frisco tewas diduga ditembak oleh seniornya, pada Minggu (23/7/2023).
Dalam peristiwa ini, polisi mengamankan dua pelaku, yakni Bripda IMS dan Bripka IGi diduga melakukan penembakan terhadal Bripda Ignatius.
Kematian Bripda Ignatius Dwi Frisco ini menyisakan sejumlah kejanggalan bagi keluarga.
Sebab, keluarga tidak mendapatkan kejelasan terhadap kronologi kematian Bripda Ignatius Dwi Frisco.
Dikutip tribunmedan.com dari tribunjakarta.com, Pandi, ayah Bripda Ignatius Dwi Frisco mengatakan, sebelum anaknya tewas, sempat diajak seniornya untuk menjalani bisnis senjata api.
Baca juga: Terungkap, Bripda Ignatius Dihabisi Tiga Senior Dalam Kondisi Mabuk, Sempat Tolak Bisnis Senjata Api
Akan tetapi, anaknya menolak, lantaran senjata yang dijual diduga ilegal.
"Mereka diduga ada urusan bisnis senjata api, anak saya mungkin ditawari anak saya mungkin menolak, karena tahu itu barang ilegal," kata Pandi, saat diwawancarai Kompas TV, Kamis (27/7/2023).
Karena penolakan itu, Pandi menduga ketiga pelaku sakit hati, lantaran tawaran tersebut ditolak korban.
Pandi mengatakan, ketiga pelaku ini datang masuk ke kamar anaknya dal kondisi mabuk.
"Mungkin terjadi cekcok karena itu. Mereka datang ke kamar anak saya dengan kondisi mabuk," jelasnya.
Baca juga: Viral Dugaan Deasy Sinulingga Dirudapaksa Bapak Kos, Polrestabes Medan: Orangtua Menolak Lapor
Karena dal keadaan mabuk, kata dia pelaku langsung mengambil senjata api dan menembakkannya ke arah Bripda Ignatius Dwi Frisco.
Kemudian, Pandi juga menjelaskan akibat ledakan senjata api tersebut, leher anaknya tertembak peluru.
"Tidak lama kemudian si pelaku mengambil senpi di tasnya dan meledak lalu mengenai leher anak saya lalu tembus ke telinga, lalu tembus ke dinding lagi," kata Pandi.
Seperti diketahui, Bripda IDF tewas terkena tembakan di kawasan Rumah Susun (Rusun) Polri, Cikeas, Gunung Putri, Bogor.
Baca juga: Gubernur Edy Rahmayadi Akan Banding Putusan PTUN Usai Kalah Digugat Mantan Kadis Perhubungan Sumut
Kematian Bripda IDF anggota Polri asal Kabupaten Melawi ini dinilai ada kejanggalan bagi pihak keluarga.
Diminta Segera ke Jakarta
Pihak kepolisian mengatakan anaknya sakit keras sehingga harus cepat ditemui. Mendengar hal tersebut, pihak kepolisian juga meminta Pandi untuk segera datang ke Jakarta.
"Mereka mengatakan bahwa 'Bapak ini betul orangtua Ignatius? Begini pak, anak bapak ini sakit keras, kalau bisa bapak sekarang ke Jakarta, kami tunggu'," ucap Pandi menceritakan telepon yang diterimanya waktu itu dikutip TribunJakarta.com dari YouTube Tribun Pontianak, Kamis (27/7/2023).
Tak langsung percaya, Pandi sempat mengira telepon tersebut penipuan sampai akhirnya panggilan kedua kembali diterimanya.
Baca juga: OTT KPK - Jadi Tersangka Dugaan Suap Rp 88 Miliar, Kepala Basarnas: Saya Akan Bertanggung Jawab. . .
"Tidak lama kemudian dari Polres Melawi nelepon kami juga, pas kebetulan yang nelpon itu kenal (jadi percaya) apalagi dia anggota," katanya.
Hal senada juga disampaikan oleh Polres Melawi, untuk meminta Pandi datang ke Jakarta.
"Menanyakan juga hal yang sama 'Kami dapat pesan dan berita dari Mabes Polri supaya bapak turut ke Jakarta, anak bapak sakit keras dan anak di RS Polri Kramat Jati dan berada di ruang ICU'," sambung Pandi.
Dua telepon sudah diangkat Pandi, hingga telepon ketiga dari kepolisan yang memintanya segera berangkat ke Jakarta.
Telepon ketiga dikatakan Pandi dari Polda Kalimantan Barat.
"Dari tim wilayah Kalimantan Barat dari tim Densus 88 juga kebetulan perjalanan kami dari Pontianak ke Jakarta dan sebaliknya didampingi mereka," ucap Pandi.
Baca juga: Propam Polresta Deliserdang Gelar Test Urine Personel, Ini Hasilnya
Saking gentingnya kondisi Bripda Ignatius, polisi meminta saat itu juga Pandi mencari informasi penerbangan pesawat ke Jakarta.
Polisi pun mengatakan bakal memfasilitasi segala keperluan Pandi ke Jakarta sampai balik lagi ke Kalimantan Barat.
"Kami fasilitasi katanya kalau bisa pesawat kalau ada segera berangkat langsung ke Jakarta," sambung Pandi.
Lebih lanjut, Pandi baru terbang ke Jakarta sehari setelah penembakan anaknya lantaran baru mendapatkan jadwal penerbangan.
Pandi mengaku merasa was-was dengan keadaan anaknya.
Selama perjalanan ke Jakarta, Pandi tak diberitahu kondisi sebenarnya bahwa Bripda Ignatius tertembak rekannya sampai tewas.
Baca juga: Kecelakaan Maut, Seorang Driver Ojek Online di Malang Tewas Usai Bertabrakan Dengan Suzuki APV
"Dari keterangan yang diberikan yang kami minta tidak dijawab dengan jelas anak saya itu sakit keras apa? Kecelakaan, atau apa?,"
"Kalau pun kecelakaan kita gak akan khawatir, mungkin dirawat karena butuh perawatan," ucap Pandi.
Setelah sampai di Jakarta, barulah Pandi mendapatkan informasi yang akurat putranya telah tiada.
Polisi menyebut, putranya tertembak tidak sengaja bukan ditembak.
“Setelah tiba baru saya mendapat penjelasan, bahwa anak saya meninggal tertembak, namun bahasa mereka, kejadian ini bukan ditembak, namun tertembak tidak sengaja, karena saat mencabut pistol dari sarungnya, tiba-tiba meledak dan mengenai anak saya. Itu penjelasan dari mereka,” ungkap Pandi.
Baca juga: Anggota DPRD Ini Keluhkan Etnis Simalungun Tak Punya Jabatan Penting di Siantar saat Rapat
Pandi mengaku mendengar pernyataan dari polisi sembari merekamnya.
Hal itu dilakukan Pandi agar informasi yang nanti disampaikan kepada keluarga besar tidak diada-ada.
"Saya minta direkam, mereka juga bersedia," sambungnya.
Pelaku Ditahan
Atas peristiwa tersebut, kedua pelaku langsung ditahan.
Karo Penmas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan mengatakan Bripda IMS dan Bripka IG, langsung ditahan seusai peristiwa Bripda Ignatius tertembak.
"Terhadap tersangka yaitu Bripda IMS dan Bripka IG telah diamankan untuk dilakukan penyelidikan dan penyidikan terkait peristiwa tersebut," ujarnya kepada wartawan, Rabu (26/7/2023).
(Tribunmedan)
Harta Kekayaan AKP Dadang Iskandar, Polisi Beking Galian C Ilegal yang Tembak Mati AKP Ryanto Ulil |
![]() |
---|
Tak Ajukan Banding, Terpidana Pembunuhan Brigadir Yosua, Bharada E Telah Bebas Bersyarakat |
![]() |
---|
Mahkamah Agung Kabulkan Kasasi, Sambo Lolos Hukuman Mati, Dua Hakim Tak Setuju Penjara Seumur Hidup |
![]() |
---|
Mahkamah Agung Terima Kasasi Eks Kadiv Propam Fredy Sambo, Hukumannya Diganti Penjara Seumur Hidup |
![]() |
---|
Fakta Baru, Sebelum Tewas Ditembak Bripda Ignatius Sering Dicekoki Alkohol dari Senior di Densus 88 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.