Skrining TBC Teknologi AI

Ribuan Mahasiswa di USU Lakukan Skrining TBC Dengan Menggunakan Teknologi AI

Ribuan Mahasiswa di Sumut, yang kali ini dilakukan bagi Mahasiswa Baru Universitas Sumatera Utara (USU) melakukan skrining TBC gunakan teknologi AI.

Skrining dilakukan agar dapat menemukan kasus TBC lebih dini, terutama bagi usia produktif di kalangan mahasiswa.

Pada kasus TBC sendiri, di Indonesia saat ini angka kematian terjadi pada 11 orang per jam. Artinya dalam waktu 5 menit ada 1 orang meninggal dunia karena TBC.

“Seperti itu kondisi kita di Indonesia ini. Maka, pencegahan akan penyebaran TBC ini harus semua orang peduli. Karena kalau tidak kasus akan berjalan terus,” kata Alwi.

Di Sumut sendiri, sebut Alwi untuk penemuan kasus cukup lambat. Tercatat, untuk penemuan kasus di Sumut ditargetkan 91 persen. Namun, saat ini penemuan kasus masih 28 persen atau 27.311 penemuan kasus TBC.

“Makanya, kita harus bersama-sama dalam merubah ini. Kita berharap agar tidak menunggu di 2030 kita eliminasi TBC namun di 2028 kita di Sumut bisa berhasil eliminasi TBC,” ucapnya.

Dimana sebenarnya TB ini adalah masalah klasik, yang sudah ada sejak lama. Masalah yang kompleks ini, bisa faktor ekonomi, budaya dan lainnya.

"Permasalahan kompleks sebenarnya, kecil-kecil dulu kalau saya taunya batuk darah kata orang. Saat ini sudah ada obatnya tapi tidak dikonsumsi, itu masalahnya," tuturnya.

Mewakili Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Maika Nurhayati menyampaikan, pendekatan terintegrasi yang diterapkan oleh USU bersama BCF dalam skrining TBC bagi mahasiswa baru adalah yang pertama kalinya di Indonesia.

“Kami sangat mendukung kegiatan screening cepat yang dilakukan di universitas ini. Sebagai pionir pertama dalam pendekatan terintegrasi, USU menunjukkan komitmen yang kuat terhadap kesejahteraan mahasiswa dan masyarakat umum,” ujarnya.

Kadin Indonesia, sebagai bagian dari wadah kemitraan di bawah Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), berperan aktif dalam mendukung program-program yang mendukung kesejahteraan masyarakat.

“Dengan adanya metode skrining cepat, diharapkan kita dapat mengidentifikasi kasus TBC lebih cepat dan lebih efisien.

Kami percaya bahwa penerapan teknologi AI akan membantu mempercepat proses identifikasi dan penanganan kasus TBC,” pungkasnya.

(cr26/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved