Mahasiswi Asal Sumbar Tewas di Jepang

Jauh-jauh Belajar ke Jepang, Wanita 23 Tahun Ini Malah Pacari Pria Pengangguran Berumur 40 Tahun

Josi Putri Cahyani, seorang mahasiswi warga negara Indonesia (WNI) berusia 23 tahun ditemukan tewas di sebuah apartemen di Maebashi Gunma, Jepang.

Editor: AbdiTumanggor
Tribunpadang
Keiichiro Kajimura warga Maebashi, Jepang dan WNI asal Sumbar. 

Joshi terakhir kali dikabarkan bersama kenalannya orang Jepang.

"Setahu saya terakhir Josi dikabarkan bersama kenalannya orang Jepang, ia memiliki catatan kriminal kasus pembunuhan tahun 2017," jelas Rosalia, Kamis (24/8/2023).

Mengetahui Josi pergi dengan orang tersebut, keluarga dan teman-temannya coba menghubungi Josi.

Hanya saja upaya itu gagal, bahkan mereka juga menghubungi pihak sekolah LPK yang menerbangkan Josi ke Jepang, tapi tetap tidak mendapat respons. Sehingga teman-teman Josi melapor ke pihak kepolisian.

"Walau demikian, nasib berkata lain. Usaha kami untuk menemukan Josi dalam keadaan sehat belum dikabulkan. Kepolisian Gunma mengkonfirmasi ke pihak sekolah bahwa jenazah wanita yang ditemukan adalah saudari Josi Putri Cahayani," lanjutnya.

Keiichiro Sempat Kirim Pesan Misterius ke Teman Asrama Josi, Unggahan Terakhirnya di Disorot
Keiichiro Sempat Kirim Pesan Misterius ke Teman Asrama Josi, Unggahan Terakhirnya di Disorot (Instagram)

Penjelasan Irjen Pol Khrisna Murti

Sebelumnya, Kepala Divisi Hubungan Internasional (Kadivhubinter) Polri Irjen Pol Khrisna Murti menyebutkan bahwa terduga pelaku pembunuh WNI di Jepang telah berhasil ditangkap kepolisian setempat.

Irjen Krishna Murti mengatakan dari laporan yang ada, pembunuh itu ditangkap di salah satu stasiun Tokyo, Jepang pada Kamis (24/8/2023) waktu setempat.

"Polisi Jepang sudah berhasil menangkap terduga pelaku pembunuhan terhadap korban JPC pada 24 Agustus 2023 di salah satu stasiun di Tokyo pukul 13.25 waktu Tokyo," kata Krishna saat dikonfirmasi, Jumat (25/8/2023).

Meski begitu, Krishna belum membeberkan identitas, peran, hingga motif pembunuhan tersebut. Dia hanya mengatakan jika saat ini kepolisian di Jepang masih melakukan pemeriksaan secara intensif kepada yang bersangkutan.

"Namun belum dikonfirmasi secara resmi bahwa yang bersangkutan adalah pelaku pembunuhan, regulasi di Jepang mewajibkan Kepolisian Jepang untuk memeriksa tahap demi tahap," jelasnya.

Lebih lanjut, Krishna menuturkan dari informasi yang diterima pihaknya diduga melakukan penelantaran terhadap korban. 

"Saat ini terduga pelaku masih diduga melakukan penelantaran jenazah," pungkasnya.

Sementara, Kementerian Luar Negeri Indonesia (Kemenlu RI) membenarkan informasi ditemukannya seorang warga negara Indonesia (WNI) yang meninggal dunia di sebuah kamar apartemen di Kota Maebashi, Perfektur Gunma, Jepang, Selasa (22/8/2023). 

WNI tersebut diketahui bernama Joshi Putri Cahayani berstatus sebagai seorang pelajar di sebuah sekolah bahasa di Gunma.

"KBRI Tokyo telah menerima informasi mengenai meninggalnya seseorang yang diduga WNI di Prefektur Gunma, Jepang," kata Direktur Pelindungan WNI (PWNI) Kemenlu Judha Nugraha, Kamis (24/8/2023).

Dikutip dari media Jepang Asahi, penemuan ini berawal dari laporan kehilangan yang diajukan kerabat Joshi ke kepolisian setempat.

"Menindaklanjuti informasi tersebut, KBRI telah berkoordinasi dengan Kepolisian Gunma untuk proses otopsi dan identifikasi jenazah," kata Judha.

Hingga saat ini, belum diketahui apa penyebab kematian korban.

Namun berdasarkan keterangan yang didapat Asahi, tak ada luka fisik yang terlihat di tubuh korban.

"Hingga saat ini KBRI masih menunggu hasil otopsi dan identifikasi jenazah tersebut," tutup Judha.

Penjelasan ibu korban

Di sisi lain, Ibu Josi Putri Cahyani, Dasmawati menguak anaknya sempat minta tolong lewat telepon usai hilang kontak.

Dasmawati bercerita tentang pria yang diduga membunuh anaknya.

Ia mengatakan pria tersebut merupakan kenalan dari teman Josi asal Indonesia.

Josi baru mengenalnya satu pekan sebelum ia tidak pulang lagi ke asrama, Kamis (17/8/2023).

"Perkenalan Josi dengan pria tersebut tidak berjalan bagus," terang Dasmawati.

Ia mengungkapkan, pasca berkenalan, Josi pernah cerita pada adik kandungnya, ia mendapat ancaman dari pria tersebut.

Bahkan ancaman serupa juga diterima seorang guru tempat Josi belajar melalui nomor telepon private, diduga dari pria yang sama.

Dasmawati menduga anaknya diculik sehingga tidak pulang lagi ke asrama.

"Saya menduga karena ada ancaman tersebut, Josi diculik oleh pria itu," jelas Dasmawati yang saat dihubungi berada di Malaysia.

Dugaan itu diperkuat Dasmawati melalui pengakuan dari teman satu asrama Josi, sewaktu tidak pulang Josi sempat menelfonnya dan meminta tolong.

Hanya saja temannya tidak berani mengambil tindakan, karena masih baru berada di Jepang.

Dasmawati memperkirakan penculikan terjadi pada Kamis (17/8/2023) malam seusai Josi sempat menelepon keluarganya untuk pergi bekerja, pagi hari.

Kemudian sampai keesokan harinya hingga jenazah Josi ditemukan polisi (Selasa), ia tidak pernah kembali ke asrama sekolah.

"Saya sempat telfon pihak sekolah dan teman satu asramanya, mereka bilang Josi tidak tahu keberadaannya," jelas Dasmawati.

Itulah sebabnya ia melapor kepada pihak kepolisian melalui sejumlah teman Josi di Jepang.

Laporan hilangnya Josi baru diproses Senin (21/8/2023) dan jenazahnya diumumkan bertemu Selasa (22/8/2023).

Jenazahnya ditemukan di sebuah apartemen yang berjarak 3 km dari asramanya tinggal.

Setelah diusut polisi apartemen tersebut ternyata ditempati pria yang diceritakan Josi pada keluarganya.

Pria tersebut ternyata mantan resedivis kasus pembunuhan tahun 2017.

Hingga saat ini jenazah Joshi masih ditangani pihak kepolisian.

"Pihak kepolisian ingin melakukan autopsi terlebih dahulu untuk memastikan penyebab dari kematian Joshi," terang Rosalia.

Rosalia berharap kematian Joshi bisa terungkap, supaya Joshi bisa mendapat keadilan.

Diberitakan sebelumnya, seorang WNI di Jepang hilang kontak dan ditemukan meninggal dunia di sebuah apartemen Kota Maebashi, Perfektur Gunma, Jepang, Selasa (22/8/2023) sekitar pukul 16.30 waktu setempat.

Menurut keterangan kepolisian Jepang, WNI tersebut berstatus pelajar yang datang ke Jepang pada April 2023.

Korban tinggal bersama dengan WNI lainnya yang belajar di sekolah bahasa di Maebashi.

Sebelum ditemukan meninggal, perempuan berusia 23 tahun itu diketahui keluar apartemen dan mengaku pergi jalan-jalan pada pertengahan Agustus 2023.

Namun setelah pergi, korban tak kunjung kembali dan kontaknya juga tak bisa dihubungi.

Setelah menerima laporan dari teman sekamarnya, pejabat sekolah berkonsultasi dengan polisi prefektur pada 22 Agustus 2023.

Ketika penyelidik mencari lokasi yang berhubungan dengan pelajar yang hilang, mereka menemukan mayatnya di sebuah apartemen.

Kabar meninggalnya WNI ini juga telah dikonfirmasi oleh Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha.

"Hingga saat ini, KBRI masih menunggu hasil otopsi dan identifikasi tersebut," kata dia dikutip dari pemberitaan Kompas.com (24/8/2023).

(*/Tribun-Medan.com/ Tribunnews.com /TribunPadang.com)

Baca juga: Kerap Umbar Kesmesraan di Medsos, Keiichiro Kajimura Warga Jepang Bantah Bunuh Josi WNI Asal Sumbar

Baca juga: Terkuak, Josi WNI Asal Sumbar yang Tewas Diduga Dibunuh Kekasihnya di Jepang Terpaut Usia 20 Tahun

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved