Pilpres 2024

NASIB AHY: SBY Sebut Ada Master Mind Diketahui Pak Lurah

Dalam program Rosi yang tayang di Kompas TV pada Kamis (20/7/2023) lalu, Luhut Binsar Pandjaitan menyebut AHY kampungan.

|
Editor: AbdiTumanggor
Tangkap layar YouTube
DEMOKRAT Keluar dari Koalisi Perubahan: Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberikan keterangan hasil rapat Majelis Tinggi Partai Demokrat, Jumat (1/9/2023). (tangkapan layar video youtube) 

TRIBUN-MEDAN.COM - Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menegaskan ada sosok "Master Mind" yang diketahui "Pak Lurah" di balik gagalnya Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi cawapres Anies Baswedan di Pemilu 2024.

Luhut Sebut AHY Kampungan

Kehebohan terkait Demokrat dan AHY ini bukan kali ini terjadi, diberitakan sebelumnya, dalam program Rosi yang tayang di Kompas TV pada Kamis (20/7/2023) lalu, Luhut Binsar Pandjaitan menyebut AHY kampungan karena menuding pemerintah Joko Widodo berupaya menjegal pencalonan presiden Anies Baswedan.

Luhut Pandjaitan juga dengan tegas menyampaikan, Presiden Jokowi tak ada urusan dan tidak ada ikut campur soal urusan Moeldoko dengan Demokrat.

“Kasihan Pak Jokowi sudah berupaya kerja serius buat rakyat karena perilaku orang dekatnya seperti ini,” papar dia.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) itu mengaku sangat kenal dengam Jokowi. Oleh sebab itu, dia menjamin Jokowi tak akan mau melakukan perbuatan yang tidak demokratis.

"Presiden itu bukan seperti yang dibilang Agus Yudhoyono tadi. Enggak betul sama sekali. Saya jamin itu. Saya kan perwira, kalau itu saya jamin enggak ada. Jadi enggak usah bikin, bicara-bicara, kampungan itu, menurut saya," ujar Luhut seperti yang disiarkan kanal YouTube KompasTV, Jumat (21/7/2023) lalu.

Sebagai informasi, Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko mengajukan Peninjauan Kembali (PK) atas putusan Mahkamah Agung (MA) soal kepengurusan Partai Demokrat. Namun, dalam putusan PK Mahkamah Agung itu kembali dimenangkan Demokrat.

Meski demikian, Luhut meyakini pengajuan PK oleh Moeldoko itu tak ada sangkut-pautnya dengan Jokowi.

"Presiden itu saya kenal, enggak ada niat seperti itu. Beliau tidak pernah mencampuri persoalan hukum, mau mencegah orang seperti dibilang Si Agus tadi, mau, upaya dijegal partainya. Enggak ada itu," ucapnya.

Malah, lanjutnya, orang yang kerap ngomong soal penjegalan merupakan orang yang akan melakukan itu apabila berkuasa.

"Kalau dia berkuasa, akan jegal orang. Ya itu refleksi. Saya kan sudah cukup senior untuk tahu semua itu," ungkap Luhut.

Sebelumnya, AHY meyakini pengajuan PK oleh Moeldoko merupakan upaya menggagalkan pencapresan Anies, dan lebih parahnya lagi untuk membubarkan Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) dengan cara mengambil alih Partai Demokrat.

“Ada upaya untuk membubarkan Koalisi Perubahan. Tentu saja salah satu caranya dengan mengambil alih Partai Demokrat karena Demokrat merupakan salah satu kekuatan perubahan selama ini,” terangnya di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta Pusat, Senin (3/4/2023) lalu.

Sementara, Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra meminta Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan memberi masukan pada Presiden Joko Widodo untuk mencopot Moeldoko dari posisi kepala staf kepresidenan (KSP).

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved