Berita Viral

TERUNGKAP Kebohongan Ayah Bawa Balita ke Gunung Kerinci, Ngaku Cuma Sampai Pos 1, Ternyata ke Puncak

Baru-baru ini, seorang pendaki mendapat kecaman dari netizen lantaran membawa anaknya yang masih berusia 2 tahun untuk mendaki ke Gunung Kerincin.

Editor: Liska Rahayu
HO
Video yang memperlihatkan seorang balita berjalan di jalur menuju puncak Gunung Kerinci, sembari dipapah oleh sang ayah dari belakang, beredar viral di media sosial. 

Sang ayah tidak mengenakan jaket maupun gendongan anak untuk naik gunung.

Hanya terlihat sang anak membawa tongkat hiking.

Sontak unggahan itu pun menuai beragam komentar dari warganet. Banyak warganet yang menilai orang tua balita tersebut egois.

"Dari pada diajak naik gunung yg ekstrim dan membahayakan namun minim manfaat,, mending sering? ajakin ke Masjid atau tempat ibadah keyakinannya Pak .!!!!!!," ujar @alfath_sicucumbahpriok.

"Sebenernya gak ada yg salah ngajak anak kecil naik gunung, tapi harus pilih2 dulu gunung nya, mana yg ramah buat bawa anak kecil.. Jangan egois jadi orang tua , jangan cuma buat memenuhi kebutuhan story sosmed , keselamatan di abaikan.. Tapj gak tau juga sih, gw gak mau nilai karna orang tua si anak mungkin lebih paham..," @rdvirgianty.

"Terlalu beresiko. Anti body balita blm sepenuhnya sempurna. Jangan ngikuti ego ortunya saja lah," @yu.dha4213.

"Anak kecil dunia nya main sama temen sebaya nya, bukan naik gunung," @bayuaditcc.

"Suka geram liat orang songong apalagi 1 bawa? anak kecil bgni...ga tw resikonya apa!?," @muhammad_katsi****.

"Nanti kalo sudah ada korban balita meninggal ... baru ada larangan dari pemerintah ( larangan usia ) pertanyaannya kenapa aturan selalu tunggu ada korban?," @cahaya3127.

Perdayai Petugas

Kedua orang tua yang mengajak balita naik Gunung Kerinci sampai puncak ternyata memperdayai petugas pos jaga pendakian Gunung Kerinci.

Dudung, Petugas Pos Registrasi Pendakian Gunung Kerinci mengatakan pendaki dengan membawa balita itu datang pada Agustus 2023.

Mereka mengaku hanya akan naik sampai shelter 1 dan tidak sampai puncak.

"Saat itu ada kedua orangtuanya datang ke pos jaga izin melapor mendaki dan akan sampai batas shelter 1, lalu pulang," kata Dudung.

Menurut Dudung titik aman di bawah shelter, bisa dilakukan untuk anak di bawah umur tapi tidak untuk mendaki sampai puncak atau summit.

"Semua sudah dijelaskan waktu kedua orang tuanya di pos, kalau hanya sekedar melakukan kegiatan pendakian sampai titik aman pertama di bawah shelter (2.400 mdpl) itu bisa dilakukan untuk anak di bawah umur bukan untuk summit," kata Dudung.

Sumber: Tribun Bogor
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved