Berita Internasional

Dijanjikan Kehidupan Sejahtera dengan Ikuti Tradisi Tak Biasa di Hari Pernikahan, Pria Ini Menyesal

Wanita itu mengira semuanya sudah berakhir, namun menurut adat di kampung halaman suaminya, mempelai pria dipukuli

TRIBUN MEDAN/HO
Pengantin pria dipukuli pengiringnya hingga sekarat. 

Ly Thuy Giai hanya bisa memohon kepada semua orang untuk menunjukkan belas kasihan, tetapi semua orang mengabaikannya dan memukulinya selama beberapa menit sebelum perlahan-lahan pergi.

Ly Thuy Giai tidak berdaya dan hanya bisa merapikan pakaiannya dan tersenyum untuk menghibur istrinya yang terkejut.

Wanita itu mengira semuanya sudah berakhir, namun menurut adat di kampung halaman suaminya, mempelai pria dipukuli tidak hanya saat keluar dari mobil tetapi juga saat mengangkat gelasnya.

Setiap kali ada acara bersulang di setiap meja, pendamping pria akan meletakkan gelasnya dan menyambut Ly Thuy Giai dengan tamparan dan pukulan di kepala.

Melihat situasi yang semakin tidak karuan, Vuong Giai Tue tidak tahan lagi dan menyuruh pengiring pria untuk bersikap lembut.

Namun massa semakin ribut, menggoda sang mempelai wanita bahwa semakin kacau maka kehidupan pernikahan mereka akan semakin sejahtera.

Para tamu yang berdiri di dekatnya juga mengatakan bahwa jika pendamping pria mendengarkan pengantin wanita, pengantin pria nantinya akan takut pada istrinya dan diintimidasi olehnya.

Usai bersulang, mempelai pria masih belum bisa mengendurkan otot-otot wajahnya karena tahu akan dipukuli saat memasuki ruang pernikahan.

Malam harinya, para pengiring pria menunggu calon pengantin lalu membuat keributan.

Melihat wajah istrinya semakin khawatir, Ly Thuy Giai menyuruhnya ke kamar untuk istirahat dulu.

Sesaat kemudian, melihat suaminya membuka pintu dan masuk, Vuong Giai Tue sangat gembira, namun ketika ia melihat wajahnya dengan jelas, kebahagiaan sebelumnya sudah tidak ada lagi.

Wajah Ly Thuy Giai memar dan pakaiannya robek.

Vuong Giai Tue pun segera berlari untuk bertanya, namun ia menjawab dengan sangat singkat dan lembut, seolah-olah dia telah menghabiskan seluruh tenaganya, lalu pergi tidur dan menutup matanya.

Melihat suaminya seperti itu, dia merasa sangat sedih.

Siang keesokan harinya, Ly Thuy Giai terbangun dengan perasaan pusing, merasa sangat tidak nyaman dan kesulitan bernapas.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved