Berita Internasional

Dijanjikan Kehidupan Sejahtera dengan Ikuti Tradisi Tak Biasa di Hari Pernikahan, Pria Ini Menyesal

Wanita itu mengira semuanya sudah berakhir, namun menurut adat di kampung halaman suaminya, mempelai pria dipukuli

TRIBUN MEDAN/HO
Pengantin pria dipukuli pengiringnya hingga sekarat. 

Berpikir bahwa kemarin terlalu melelahkan, ia yakin dia akan merasa lebih baik setelah istirahat beberapa hari.

Di luar dugaan, kesehatannya bukan saja tidak membaik, malah semakin memburuk. 

Pada hari ketiga, situasinya memburuk, Ly Thuy Giai merasakan sakit di sekujur tubuhnya, kesulitan bernapas, dan kesadarannya perlahan-lahan menjadi kabur. 

Menyadari parahnya masalahnya, keluarganya membawanya ke rumah sakit.

Setelah segera melakukan pemeriksaan, dokter menemukan bahwa kondisinya sangat serius.

Ly Thuy Giai mengalami banyak luka pada jaringan lunak di sekujur tubuhnya, gejala pecahnya trakea, kekurangan oksigen dan iskemia otak.

Karena melewatkan waktu terbaik untuk berobat, kondisinya menjadi kritis.

Dokter segera membawa Ly Thuy Giai ke ruang perawatan khusus dan memberi tahu pihak keluarga mengenai situasinya.

Pihak keluarga tidak punya pilihan selain membiarkan Ly Thuy Giai dirawat di rumah sakit, namun setelah masuk ruang perawatan khusus, kondisinya tidak kunjung membaik malah terus memburuk dan memerlukan pembedahan segera.

Keluarganya dan sang istri bahkan harus meminjam uang ke kerabat mereka untuk biaya operasi Ly Thuy Giai.

Setelah operasi berakhir, Ly Thuy Giai masih terbaring tak sadarkan diri di ranjang rumah sakit, keadaannya belum membaik sama sekali.

Dokter mengatakan bahwa pasien mengalami luka yang terlalu serius dan meminta pihak keluarga mempertimbangkan baik-baik keputusan membiarkan pasien tetap di rumah sakit untuk melanjutkan pengobatan atau tidak.

Ly Thuy Giai baru berusia 20 tahun dan baru saja menikah, tidak ada seorang pun di keluarganya yang tega membiarkan ia berhenti berobat.

Meski kemungkinan untuk kembali seperti semula sangat kecil, dengan secercah harapan, mereka tetap memilih untuk membiarkannya tinggal di rumah sakit untuk melanjutkan pengobatan dan tidak akan menyerah padanya.

Untuk menutupi biaya pengobatan putranya, ibunya bahkan menggadaikan rumahnya dan tinggal sementara di depan rumah sakit untuk merawat putranya siang dan malam.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved