PDI Perjuangan Sumut

Kisah Perjalanan Geopark Danau Toba yang Pernah Sukses di Tangan Rapidin Simbolon

Ornamen gorga Batak yang melekat pada bodi memudar, catnya sebagian mengelupas, bagian buritan tenggelam dan lambungnya dimasuki air hingga membuat.

Editor: Arjuna Bakkara
Tribun Medan/Arjuna Bakkara
Pasangan muda-mudi unjuk kebolehan manortor untuk memikat hati pasangannya di Pantai Pasir Putih Tanda Rabun, Samosir, Sabtu (28/4/2018) tahun lalu. 

TRIBUN-MEDAN.COM, SAMOSIR-Ornamen gorga Batak yang melekat pada bodi memudar, catnya sebagian mengelupas, bagian buritan tenggelam dan lambungnya dimasuki air hingga membuat setengah badannya terendam. Sensasi rumah Batak terapung di Danau Toba tak lagi menggoda, kini kapal berarsitektur rumah batak ikonik Danau Toba bagai barang usang tak berharga dihempas ombak Danau.

Begitulah kondisi kapal berarsitektur rumah Batak, kapal iconik Danau Toba Kabupaten Samosir yang pernah menghasilkan PAD sedikitnya 600 Juta untuk Kabupaten Samosir ini, ditemukan terperonggok di Pantai Silima Tali, Desa Tomok Kecamatan Simanindo Samosir, Sabtu (30/9/2023) lalu.

Kapal iconik ini sebelumnya diluncurkan pada 29 Desember 2017 lalu oleh Bupati Samosir Rapidin Simbolon dan dikelola Dinas Pariwisata. Berdasarkan data diperoleh, sejak peluncuran hingga awal 2020 akhir, kapal iconik ini telah menyumbang PAD Kabupaten Samosir kurang lebih sebesar Rp 600 juta di masa kepemimpinan Bupati Rapidin Simbolon.

Kondisi kapal berarsitektur rumah Batak, kapal iconik Danau Toba Kabupaten Samosir yang pernah menghasilkan PAD sedikitnya 600 Juta hingga 2019 lalu untuk Kabupaten Samosir ini, ditemukan terperonggok di Pantai Silima Tali, Desa Tomok Kecamatan Simanindo Samosir, Sabtu (30/9/2023) lalu.
Kondisi kapal berarsitektur rumah Batak, kapal iconik Danau Toba Kabupaten Samosir yang pernah menghasilkan PAD sedikitnya 600 Juta hingga 2019 lalu untuk Kabupaten Samosir ini, ditemukan terperonggok di Pantai Silima Tali, Desa Tomok Kecamatan Simanindo Samosir, Sabtu (30/9/2023) lalu. (ARJUNA BAKKARA)

Wilmar Simanjorang yang pernah pernah menjadi manajer Geopark Danau Toba pada era lalu di Geosite Sigulatti mengatakan, kapal yang dibangun ini tentu tak lepas perannya menjadi penyumbang lolosnya Danau Toba sebagai anggota Geopark Kaldera Toba menjadi bagian Geopark global Geopark Network UNESCO pada 7 Juli 2019 lalu.

Sayangnya, menurut Wilmar apa yang telah diperjuangkan selama ini sirna. Harapan warga Danau Toba menjadi bagian dari GGN UNESCO nyaris tenggelam seperti karamnya kapal iconik Rumah Batak yang pernah berdampak baik untuk Samosir itu.

Kini, Status UNESCO Global Geopark Danau Toba terancam dicabut setelah diberikan kartu kuning dalam rapat di Maroko pada 4-5 September 2023.

"Tentu tak lepas perannya, diantara 3 Pilar Geopark yang saling berkaitan, ini menjadi penyokong lolosnya Danau Toba khususnya Kabupaten Samosir menjadi anggota GGN UNESCO, tapi kini sudah kartu kuning. Kapal pun sudah tenggelam,"kata Wilmar Simanjorang yang kini menjadi Koordinator bidang edukasi dan litbang Toba Caldera Unesco Global Geopark.

Diantara 3 pilar “biodiversity, cultrural diversity dan geodiversity’, tentu adanya kapal iconik ini dipastikan Wilmar masuk ke dalam cultural diversity.

Ini bagian dari salah satu pilar terpenting karena merupakan potensi sosial yang dapat membentuk karakter dan citra budaya Batak sendiri dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat lewat PAD.

Kisah Perjalanan Geopark di Tangan Rapidin dan Wilmar Simanjorang Pernah Sukses.

Di mata seorang Wilmar Simanjorang, Rapidin memiliki banyak peran menyokong tercapainya penetapan status Danau Toba sebagai anggota Geopark Kaldera Toba menjadi bagian Geopark Global Geopark Network UNESCO 2019 lalu.

Sejak 2013, Rapidin dan Wilmar telah mendorong bagaimana agar Geopark Kaldera Toba behasil lolos menjadi bagian anggota taman bumi Geopark Global Geopark Network UNESCO.

Jauh sebelum itu, Rapidin dan Wilmar telah mempersiapkan persyaratan untuk meloloskan Danau Toba Samosir ke UNESCO sesuai kapasitasnya.

Kapal Wisata Samosir
Kolase Foto Kapal Iconik Budaya Batak saatberoperasi memanjakan wisatawan di masa Rapidin Simbolon menjabat Bupati Samosir.

Meski, pada penyerahan Dosir untuk UNESSO Global Geopark sempat terkendala dikarenakan penebangan kayu hutan oleh PT Gorga Dumasari (GDS)  di Tele.

Secara khusus di Samosir yang merupakan asal mula Peradaban Banga Batak, banyak kegiatan kebudayaan yang dilakukan Rapidin Simbolon selama memimpin Samosir rentang waktu 2015-2020.

wakilnya Juang Sinaga Peletakan batu p
Drs Rapidin Simbolon MM bersama wakilnya Juang Sinaga Peletakan batu pertama mo­numen Guru Tatea Bulan Sabtu (25/6/2016) lalu.
Halaman
1234
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved