Mata Lokal Series

Kapolda Sumut Ajak Semua Pihak Bersama-sama Ciptakan Pemilu Damai Tanpa Hoaks

Agung mengatakan, dibanding tahun 2018, pemilu tahun 2024 berjalan lebih damai. Pembelahan di masyarakat pun menurun. 

Penulis: Anugrah Nasution |

Kapolda Sumut Ajak Semua Pihak Bersama-sama Ciptakan Pemilu Damai Tanpa Hoaks

TRIBUN-MEDAN. com, MEDAN - Kapolda Sumut Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi mengajak seluruh masyarakat turut mensukseskan Pemilu 2024.

Hal itu disampaikan Agung saat menjadi pembicara pada talkshow yang dilaksanakan Tribun Network dengan tema 'Bersandar pada Negara Wujudkan Kolaborasi Presisi untuk Terciptanya Pemilu Damai 2024 dan Bermartabat Tanpa Hoaks', di Ballroom Hotel Grand Mercure, Kota Medan, Senin (6/11/2023). 

"Pemilu damai, harus kerja bareng seluruh lapisan masyarakat, lembaga negara, pemerintah, masyarakat dan media," kata Agung. 

"Kenapa media penting, karena mengantar informasi. Karena informasi memunculkan persepsi jadi bagaimana kita mendorong informasi, dan ketika ada problem harus ada solusi," lanjutnya. 

Agung mengatakan, dibanding tahun 2018, pemilu tahun 2024 berjalan lebih damai. Pembelahan di masyarakat pun menurun. 

Katanya, suasana damai itu tercipta karena masyarakat semakin sadar dan tereduksi. 

"Dulu 2018 kita terpolarisasi ada cebong dan kampret namun pada tahun ini sudah berkurang. Karena masyarakat kita juga sudah terus meningkat kecerdasan dan kesadarannya. Untuk itu perlu edukasi dengan masyarakat. Karena itu perlu kerja sama antar media, lembaga pemerintah dan pendidikan, ahli peneliti, kerjasama internasional dan masyarakat," tambah Agung. 

Meski begitu, Agung menyampaikan di tengah meluasnya arus informasi saat ini, tantangan lain dalam menghadapi pemilu juga mesti dikelola. 

Salah satunya persoalan hoaks atau berita bohong. Agung menyebutkannya, hoaks menimbulkan permasalahan karena bertentangan dengan prinsip kejujuran etika dan integritas. 

Apalagi, sebut Agung, saat ini media informasi di Indonesia sangat banyak. Karena itu, Agung meminta agar media bisa menjadi lembaga yang menyaring berita yang keliru. 

"Sekarang 18 ribu media saat ini bagaimana media mengelola informasi untuk melawan hoaks. Begitu juga media sosial bagaimana dapat dikelola dengan baik. Karena pemilu ada untuk menentukan pemimpin, karena negara perlu seorang pemimpin, karena itu negara harus menghasilkan pemimpin melalui pemilu," tuturnya. 

(cr17/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved