Tribun Wiki

Mitos Soal Sigomoang, Roh Jahat dalam Kepercayaan Masyarakat Batak Toba yang Masih Ada Hingga Kini

Masyarakat Batak Toba meyakini ada roh jahat yang kemudian disebut sebagai Sigomoang. Makhluk ini diyakini dapat mengganggu manusia

Editor: Array A Argus
INTERNET
ILUSTRASI Sigumoang 

TRIBUN-MEDAN.COM,- Kepercayaan terhadap wujud makhluk gaib masih diyakini oleh sejumlah suku yang ada di Indonesia, termasuk suku Batak Toba.

Dalam kepercayaan masyarakat Batak Toba, ada roh jahat bernama Sigomoang.

Diyakini, Sigomoang ini dipelihara oleh seseorang untuk melakukan perbuatan jahat.

Sigomoang dalam kepercayaan masyarakat Batak Toba mirip dengan begu ganjang dalam kepercayaan masyarakat suku Karo.

Baca juga: Upacara Perumahan Begu, Ritual Pemanggilan Roh Suku Karo

Baik Sigomoang ataupun begu ganjang dapat melukai orang atas perintah tuannya.

Dalam jurnal.unimed.ad.id dengan judul Kepercayaan Masyarakat Batak Toba Terhadap Adanya Sigumoang (Roh Jahat) di Desa Simampang, Kecamatan Siatas Barita, Kabupaten Tapanuli Utara disebutkan, bahwa sebenarnya Sigomoang ini hanya merupakan mitos yang disampaikan turun temurun.

Adanya mitos tentang Sigomoang ini karena diyakini masyarakat tersebut belum tersentuh budaya dan pola pikir yang modern.

Sehingga, kisah tentang adanya Sigomoang masih melekat di benak masyarakat hingga saat ini.

Baca juga: Mengenal Ritual Hahonim Horja Bius yang Ada pada Masyarakat Batak Toba

Meski ada yang tidak percaya dengan keberadaan Sigomoang ini, tapi banyak juga yang meyakini keberadaannya.

Bahkan, beberapa yang yakin dengan keberadaan Sigomoang ini akan melakukan pengusiran menggunakan darah babi.

Umumnya, darah babi itu ditempelkan di dinding atau pintu rumah.

Darah babi biasanya akan ditempelkan di telapak tangan, kemudian telapak tangan yang sudah berlumur darah babi itu dicapkan ke pintu atau dinding rumah.

Baca juga: Ritual Sibiangsa, Tradisi Batak Toba Mempertahankan Kampung di Masa Lampau

Adapun makna dari telapak tangan itu menolak kehadiran Sigomoang.

Dari jurnal penelitian tersebut diuraikan, kenapa masyarakat menggunakan darah babi untuk mengusir makhluk bernama Sigomoang itu karena kepercayaan turun temurun.

Pernah satu ketika, ada warga di Desa Simampang yang meninggal dunia dengan cara tidak wajar.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved