Tribun Wiki
Tradisi Cakap Lumat pada Suku Karo Sebagai Bentuk Norma Kesopanan dalam Masyarakat
Masyarakat suku Karo dikenal sebagai pribadi yang menjunung tinggi adat istiadat. Mereka punya tradisi cakap lumat sebagai norma kesopanan
Karena dalam merayu, tentu harus menggunakan tutur kata yang baik dan lembut.
Adapun contoh cakap lumat yang biasa digunakan dalam bahasa rayuan sebagai berikut:
“Andikou turang, sentabi jari-ari sepuluh, la nai bo kuukurken segat atendu, lanai bo kuukurken dahindu abat, perbahan lit kal min ateku sungkunenku man bandu, seh kal min perluna, perbahan serana babanku nggeluh. Emaka uga kal nge kata sorandu?”
Baca juga: Tradisi Ngelegi Bayang-bayang pada Suku Karo yang Mulai Pudar
Artinya: Aduhai adik, menyembah jari-jari sepuluh, tak kupikirkan benci hati mu, tak kupedulikan pekerjaan mu terhalang, karena adalah kehendak hati ku bertanya kepada kamu, alangkah pentingnya karena amat sulit jalan hidupku. Bagaimanakah gerangan pendapat kamu?
Begitulah kiranya cakap lumat yang dipakai suku Karo dalam berkomunikasi.
Ada nilai-nilai luhur yang diajarkan dalam tradisi cakap lumat ini.
Kita diminta harus bertutur kata yang baik dan sopan kepada siapapun.(ray/tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.