Pilpres 2024

Hendropriyono Kaget Namanya Masuk TPN Ganjar - Mahfud, Ngaku Sudah Tak Berminat: Tak Layak Sudah Tua

Mantan Kepala BIN A.M. Hendropriyono terkejut namanya masuk dalam tim pemenangan Ganjar Pranowo - Mahfud MD. 

|
YouTube
Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal Purnawirawan AM Hendropriyono mengingatkan akan adanya ancaman kerusuhan setelah Pemilu 2024. Hal itu salah satu topik utama dari sejumlah pembahasan yang disampaikan AM Hendropriyono saat bincang-bincang santai dengan Prof Rhenald Kasali, Selasa (12/9/2023). (Youtube) 

TRIBUN-MEDAN.com - Mantan Kepala BIN A.M. Hendropriyono terkejut namanya masuk dalam tim pemenangan Ganjar Pranowo - Mahfud MD. 

Ia mengaku sudah tak berminat untuk menjadi tim pemenangan di Pilpres 2024. 

Apalagi, situasi Pemilu 2024 terasa panas. 

Hendropriyono memastikan tidak akan hadir dalam pergerakan pemenangan Ganjar Pranowo - Mahfud MD. 

Ia akan berada di tengah-tengah pasangan calon presiden. 

Dikutip dari Tribunnews, dihubungi melalui aplikasi pesan Whatsapp, pada Rabu (29/11/2023), Hendropriyono mengaku baru mengetahui kabar dirinya masuk sebagai Anggota Dewan Penasihat TPN Ganjar-Mahfud dari pemberitaan di media massa.

Dia pun menyebut, sudah tidak layak lagi masuk dalam jajaran pengurus tim pemenangan Capres-Cawapres.

"Saya baru dengar beritanya dan mungkin saya tidak layak lagi karena sudah tua," kata Hendropriyono kepada Tribun Network.

Jenderal TNI (Purn) AM Hendropriyono dan KASAD Jenderal TNI Andika
Jenderal TNI (Purn) AM Hendropriyono dan KASAD Jenderal TNI Andika (Kontan.co.id/Antara)

Purnawirawan Jenderal TNI ini mengaku ingin tetap berdiri di tengah kaum kebangsaan. Apalagi, Hendropriyono menyebut, kelompok itu kini berada di dua kubu yakni Ganjar-Mahfud dan Prabowo-Gibran.

Dia juga manaruh harapan bahwa kelompok kebangsaan itu bisa bersatu untuk memimpin Bangsa.

"Saya ingin tetap berdiri diaspirasi kaum kebangsaan yang kebetulan ada di dua kubu itu, GAMA (Ganjar-Mahfud) dan PRAGIB (Prabowo-Gibran) yang saya harapkan bisa bersatu padu memimpin bangsa kita ini," ucapnya.

Pria kelahiran Yogyakarta 78 tahun lalu ini, mengatakan tak ingin ingin terlibat dalam persaingan antara kaum nasionalis.

Sehingga, dia kini terus berusaha menyadarkan, agar kedua kubu pasangan capres-cawapres itu bisa bergabung.

"Mendahulukan kepentingan bangsa daripada dirinya sendiri," sambung Hendropriyono.

Meski begitu, Hendropriyono menyadsri bahwa kini kelompok nasionalis yang dimaksudkannya itu sudah terlanjur berjalan sendiri-sendiri.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved