Tribun Wiki
Mengenal Pustaha Laklak Peninggalan Nenek Moyang Orang Batak Berisi Penolak Bala Hingga Ilmu Hitam
Nenek moyang orang Batak memiliki sebuah peninggalan bernama Pustaha Laklak. Peninggalan ini berisi beragam rahasia
Itu harus dilakukan dengan ritua yang dipimpin oleh seorang datu dan dilakukan pada hari-hari tertentu.
Seperti halnya membuat objek-objek sakral lainnya seperti patung pangulubalang dan tongkat tunggal panaluan, pustaka laklak juga merupakan suatu kitab yang dibuat melalui proses yang sakral.
Pustaha Laklak terbuat dari sebuah pohon yang bernama kayu alim, yang berasal dari Asia Tenggara, khususnya di hutan hujan tropis baik di Indonesia, Malaysia, Thailand, Kamboja, Laos, Vietnam maupun di India Utara.
Baca juga: Mengenal Ritual Mangan Napaet Sebagai Penghapusan Dosa pada Masyarakat Ugamo Malim
Kulit kayu alim kemudian dikupas dari pokoknya dalam kupasan yang panjangnya dapat mencapai 7 meter dan lebarnya hingga 60 cm tergantung pada besarnya pohon.
Kulit kayu alim ini diolah menjadi buku yang disebut pustaha yang bentuk dan ukurannya berbeda-beda dan tidak memiliki sampul kayu untuk menjilidnya.
Kemudian, pustaha laklak ditulis menggunakan tinta hitam yang penulisannya dibuat berlipat-lipat dan bolak-balik untuk memudahkan dalam pembacaannya.
Sebuah pustaha atau buku terdiri dari laklak dan lampak.
Baca juga: Tradisi Meraleng Tendi pada Suku Pakpak, Ritual Penjemput Semangat
Laklak adalah kertasnya, yaitu lembaran-lembaran sebagai media penulisan, sedangkan lampak adalah sampul bukunya.
Saat ini, pustaha laklak dapat dijumpai di Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara, Museum Nasional Jakarta, bahkan ada juga yang disimpan di museum-museum luar negeri seperti di Belanda dan Jerman.
Siapa Suku Batak?
Dilansir dari kompas.com, Batak merupakan suku yang tinggal di sekitar Danau Toba, Sumatera Utara. Suku ini tersebar hampir di seluruh wilayah provinsi Sumatera Utara.
Dilansir dari Suku-suku Bangsa di Summatera karya Giyanto, nenek moyang Suku Batak merupakan kelompok Proto Melayu atau Melayu Tua.
Kelompok ini berasal dari Asia Selatan dan bermigrasi ke Nusantara melalui Pulau Sumatera.
Dari semenanjung Malaya, mereka menyeberang ke Pulau Sumatera dan akhirnya menetap di sekitar Danau Toba, Sumatera Utara.
Kelompok Proto Melayu kemudian membangun sebuah permukiman di Sianjur Mula-Mula.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.