Berita Viral

PILU Suami di Cianjur, Istri Ngadu Luka Caesar Keluar Nanah, Perawat Malah Marah-marah, Malapraktik?

Luka bekas caesar istri Ganjar Pamuji tak kunjung kering, bahkan mengeluarkan nanah dan beraroma tidak sedap.

Instagram
PILU Suami di Cianjur, Istri Ngadu Luka Caesar Keluar Nanah, Perawat Malah Marah-marah, Malapraktik? 

TRIBUN-MEDAN.com - Pilu suami di Cianjur, istri ngadu luka caesar keluar nanah, perawat malah marah-marah.

Saat diperiksa, dalam bekas luka caesar tersebut ditemukan kain kasa tertinggal hingga muncul dugaan malapraktik.

Sedih hati Ganjar Pamuji, seorang suami di Cianjur, Jawa Barat.

Ilustrasi operasi caesar.
Ilustrasi operasi caesar. (HO)

Bagaimana tidak, ia mendapati sang istri menderita setelah melahirkan secara caesar di RSUD Cianjur, diduga menjadi korban malapraktik.

Luka bekas caesar istri Ganjar Pamuji tak kunjung kering, bahkan mengeluarkan nanah dan beraroma tidak sedap.

Ya, TS (34), seorang ibu asal Kampung Rancagoong RT 04/04, Desa Rancagoong, Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur diduga menjadi korban malapraktik saat melahirkan anaknya di RSUD Cianjur.

Baca juga: VIRAL Sosok Yola, ODGJ Ketagihan Belanja Online, Ngamuk Jika tak Dibelikan, Alami Depresi 3 Tahun

Diketahui TS menjalani persalinan caesar di RSUD Cianjur pada Selasa (21/11/2023) lalu, dan mendapatkan perawatan selama tujuh dari, hingga akhirnya diperbolehkan pulang oleh pihak rumah sakit.

"Setelah dari rumah sakit dan pulang luka bekas operasi sesar tidak kunjung kering, malah mengeluarkan cairan nanah berwarna pekat dan beraroma tidak sedap," kata suami TS, Ganjar Pamuji (35), kepada wartawan Kamis (7/12/2023).

Bahkan, lanjut dia, jahitan pada sekeliling bekas luka operasi sesar terlihat bolong, dan jahitannya lepas.

Ganjar Pamuji menunjukkan foto bekas operasi caesar istrinya yang mengeluarkan nanah setelah melahirkan di RSUD Cianjur. 
Ganjar Pamuji menunjukkan foto bekas operasi caesar istrinya yang mengeluarkan nanah setelah melahirkan di RSUD Cianjur.  (HO)

"Hampir setiap hari cairan nanah terus-terusan keluar dari bekas operasi sesar, tapi kondisinya baik tidak mengalami gejala apa pun. Karena khawatir istri saya langsung di bawa ke klinik pesalinan," katanya.

Ia mengatakan, saat di klinik persalinan, perawat menyebut luka bekas operasi caesar di bagian perut istrinya mengalami infeksi, dan langsung di rujuk ke RSUD Cianjur.

"Di klinik persalinan tidak banyak tindakan, tapi mengatakan lukanya infeksi, dan memberikan rujukan.

Saat di bawa ke RSUD Cianjur, istri saya malah dimarahi perawat, dan disebut tidak mau gerak dan lukanya tidak dirawat, padahal tidak," ucapnya.

Baca juga: VIRAL Sosok Yola Bikin Ortu Terpaksa Jual Tanah karena Kecanduan Belanja Online, Depresi Usai Resign

Ganjar mengatakan, istrinya langsung dilakukan penanganan pada luka sesarnya dan saat dibersihkan, terlihat ada seperti kain kasa pada bagian dalam lukanya.

"Saat dibersihkan, pada lukanya istri saya melihat kain kasa itu. Ukuran tidak terlalu panjang, tapi seperti selembaran kecil," ucapnya.

Selain itu dia menyebutkan, peristiwa itu tidak hanya dialami oleh istrinya saja. Tetapi, juga dialami dua orang pasien lainnya yang saat bersamaan menjalani persalinan sesar di rumah sakit milik Pemkab Cianjur itu.

PILU Suami di Cianjur, Istri Ngadu Luka Caesar Keluar Nanah, Perawat Malah Marah-marah, Malapraktik?
PILU Suami di Cianjur, Istri Ngadu Luka Caesar Keluar Nanah, Perawat Malah Marah-marah, Malapraktik?

"Jadi pada saat bersamaan ada tiga ibu hamil yang menjalani persalinan sesar. Mereka juga mengalami kejadian serupa seperti istri saya dugaan malapraktik," ucapnya.

Dia menambahkan, dirinya telah mengadukan dugaan malpraktek tersebut ke pihak direksi RSUD Cianjur, dan meminta rumah sakit untuk bertanggungjawab.

Di sisi lain, Direktur Utama RSUD Cianjur Irfan Nur Fauzy mengaku belum menerima laporan terkait adanya dugaan malpraktek pada seorang ibu usai melahirkan.

"Laporan belum kita terima, tapi kita akan bertanggungjawab penuh atas pasien. Kita juga bakal segera menginvestigasi dugaan malpraktek tersebut," ucapnya.

MALAPRAKTIK Saat Sunat Massal, Keluarga Polisikan Nakes Puskesmas

Keluarga di Lahat Sumsel melaporkan Puskesmas dan Dinas Kesehatan akibat malapraktik sunat. 

Keluarga ini merasa kecewa dengan pelayanan Puskesmas Tanjung Sakti dan Dinkes Lahat. 

Sebab, anaknya yang berusia 8 tahun mengalami susah buang air kecil usai mengikuti sunat massal di Puskesmas Tanjung Sakti. 

Alat vital anaknya terpotong saat menjalani operasi sunat. 

Kuasa hukum keluarga korban, Fitriadi SH menyebutkan bocah 8 tahun itu harus menekan-nekan alat vitalnya saat buang air kecil. 

"Informasi dari keluarga korban, sudah mulai ada penyempitan di saluran urin korban, jadi ketika mau buang air kecil harus ditekan-tekan," ungkapnya, Selasa (5/12/2023).

Meski begitu, korban masih bisa untuk melakukan aktivitas lain seperti biasa, termasuk kembali pergi sekolah

"Korban sudah sekolah lagi beberapa hari ini, " katanya.

Keluarga di Lahat Sumsel melaporkan Puskesmas dan Dinas Kesehatan
Keluarga di Lahat Sumsel melaporkan Puskesmas dan Dinas Kesehatan akibat malapraktik sunat. 

Sementara itu, laporan keluarga korban ke Polda Sumsel atas kasus ini sudah dilimpahkan penyidik ke Polres Lahat.

Ayah korban juga siap memenuhi pemanggilan yang sudah dilakukan oleh penyidik Polres Lahat.

"Besok klien kami akan dipanggil penyidik untuk dimintai keterangan di Polres Lahat, " ujar Fitriadi.

Fitriadi menambahkan, belum ada komunikasi lebih lanjut dengan pihak terkait dalam hal ini yakni Puskesmas Tanjung Sakti dan Dinkes mengenai penanganan lebih lanjut.

"Dari oknum bidan ataupun pihak-pihak terkait belum ada tidak ada tindakan signifikan, besok juga sekalian akan kami cek medis korban, " katanya.

Sementara Plt Ditreskrimsus Polda Sumsel AKBP Putu Yudha Prawira belum memberikan jawaban ketika hendak dikonfirmasi mengenai pelimpahan aduan keluarga korban.

Respon Pihak Puskesmas

Sebelumnya, Kepala Puskesmas Tanjung Sakti Pumi Kabupaten Lahat, Elva angkat bicara terkait laporan orangtua bocah 8 tahun yang ujung bagian sensitifnya terpotong usai mengikuti sunatan massal.

Oknum bidan dan mantri yang mengkhitan korban sudah dilaporkan pihak keluarga dan kuasa hukumnya ke Ditreskrimsus Polda Sumsel.

Kepala Puskesmas Tanjung Sakti Pumi, Elva saat dikonfirmasi tidak menampik adanya sunatan massal yang digelar Dinas Kesehatan Lahat dan dilaksanakan oleh Puskesmas Tanjung Sakti Pumi pada 17 Oktober 2023 lalu.

Ia juga mengetahui terkait adanya aduan dan kejadian yang diduga menyebabkan ujung bagian sensitif bocah inisial AL terpotong.

Elva bertutur, pihaknya siap mengawal bocah tersebut hingga sehat.

Ia juga mengatakan pihaknya telah melakukan pendekatan secara persuasif kepada pihaknya keluarga.

Namun, saat ditanya terkait kebenaran adanya kemaluan bocah yang terpotong, Eia tidak menjawab secara gamblang.

"Maaf dek aku lagi umroh. Ini lagi mau melaksanakan rangkaian umroh. Tanya ke staf saya langsung yang melaksanakan khitanan, " Sampainya, saat dihubungi, Kamis (30/11/2023).

Baca juga: Usai Diblokir, TikTok Dikabarkan Jalin Kerja Sama dengan Tokopedia, TikTok Shop Bakal Hadir Lagi?

Baca juga: 2 Kecamatan dengan Jarak Terjauh dari Ibu Kota Kabupaten Toba

Sayangnya, Elva juga enggan menyebut siapa staf yang melaksanakan khitan terhadap korban.

Terkait adanya laporan pihak keluarga ke Polda Sumsel, Elva mengatakan itu hak dari pihak keluarga.

Sementara, dari informasi yang berhasil dihimpun, bidan yang melakukan khitan diduga berinisial A.

Sayangnya, saat media ini menghubungi salah satu staf Puskesmas, tidak bersedia memberikan keterangan dan memberikan nomor handphone bidan yang diduga melaksanakan khitanan.

"Kami dak berani dan tidak punya kapasitas pak. Silakan dengan kepala Puskesmas, " Ujarnya.

Tak berbeda dengan Puskesmas, Kepala Dinas Kesehatan Lahat, Taufik M Putra, hingga berita ini dibuat bisa dihubungi.

Beberapa nomor telepon milik Taufik yang sebelumnya aktif dan berada di group watshapp Covid 19 tidak aktif.

Terpisah, Anggota DPRD Kabupaten Lahat, Dapi VI meliputi wilayah Tanjung Sakti Pumi, Barmawi menuturkan sudah mendengar adanya peristiwa tersebut.

Namun untuk kebenarannya, ia belum bisa memastikanya.

"Saya sudah dapat kabar tersebut. Nah rencana Sabtu-Minggu kemarin ingin menemui kepala Puskesmas untuk mendapatkan klarifikasi. Namun, yang bersangkutan masih umroh sehingga saya belum mendapatkan informasi utuh, " Ujar politisi Partai Demokrat ini.

Ditambahkan Barmawi, jika memang kejadian tersebut benar terjadi hingga menyebabkan bagian sensitif korban terpotong hal itu sangat memperihatinkan dan sangat merugikan korban dan keluarga.

Tentunya pihak Puskesmas dan Dinas Kesehatan Harus bertanggungjawab.

"Kita akan tunggu dahulu kepala Puskesmas untuk mendapatkan klarifikasi terkait hal itu. Ya tentu kita akan panggil setelahnya. Kalau hal ini benar kenapa bisa terjadi?, " ujarnya.

Sebelumnya, korban mengikuti khitanan massal yang digelar oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Lahat pada 17 Oktober 2023.

Kini keluarga korban bersama kuasa hukum telah mengadukan oknum bidan dan mantri yang mengkhitan korban ke Ditreskrimsus Polda Sumsel.

"Ketika ikut sunatan massal rupanya alat kelamin anak klien kami terpotong, kami akan melakukan upaya hukum, ini yang mau kami laporkan Bidan dan Mantrinya, " ujar Fitriadi usai membuat aduan ke Ditreskrimsus Polda Sumsel, Rabu (29/11/2023).

Oknum bidan dan mantri yang menangani korban langsung memberitahu kepada ayah korban bahwa alat vital korban sedikit terpotong tetapi bukan sebuah masalah besar.

"Memang ada bagian yang terpotong tapi disampaikan kepada klien kami bahwa itu bukan masalah besar, " katanya.

Lalu pada malam harinya korban mengalami pendarahan pada kemaluannya yang membuat keluarga mempertanyakan hal ini kepada pihak penyelenggara khitanan massal.

"Terlapor sempat melakukan komunikasi ke pak Alex (ayah korban) sampai sejauh ini perkembangannya belum diberi tahu informasi selanjutnya, " katanya.

Untuk saat ini kondisi psikologis korban kerap kerap menyendiri dan lebih tempramental.

"Psikologisnya terganggu. Serta ketika hendak melakukan buang air kecil mengalami gangguan karena ujung kemaluannya tidak ada lagi, " sambungnya.

Keluarga korban dan kuasa hukum sempat berkonsultasi dengan dokter untuk diperiksa lebih lanjut, namun ternyata kemaluan korban tak bisa disambung lagi.

Untuk saat ini pihaknya telah membuat aduan ke Ditreskrimsus Polda Sumsel dan segera membuat laporan tertulis.

Baca juga: Justin Hubner Resmi Jadi WNI, Timnas Indonesia Makin Kuat di Piala Asia 2023

Baca juga: 75 Nama Pendaki Gunung Merapi Sumbar: 52 Selamat, 23 Meninggal Dunia, 16 Jenazah Teridentifikasi

(*/tribun-medan.com)

 Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter

Artikel ini sudah tayang di TribunStyle.com

 

Sumber: TribunStyle.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved