Viral Medsos
SOSOK Suchana Seth, CEO Startup AI Bengaluru Diduga Membunuh Putranya Berusia 4 Tahun di Hotel
Pendiri startup Artificial Intelligence (AI) Suchana Seth yang berusia 39 tahun itu ditangkap oleh Polisi Aimangala di distrik Chitradurga
TRIBUN-MEDAN.COM - Sosok Suchana Seth, CEO startup AI Bengaluru, yang diduga membunuh putranya berusia 4 tahun di dalam kamar hotel di Goa.
Awalnya Polisi Goa diberitahu oleh staf hotel setelah melihat noda darah di kamar tempat Suchana Seth menginap.
Polisi Goa telah menahan CEO startup Bengaluru Suchana Seth (39).
Pendiri startup Artificial Intelligence (AI) Suchana Seth yang berusia 39 tahun itu ditangkap oleh Polisi Aimangala di distrik Chitradurga atas tuduhan membunuh putranya yang berusia empat tahun di Goa pada hari Senin (8/1/2024).
Dia berusaha melarikan diri sambil membawa tubuh putranya ke dalam mobil ketika polisi hendak menangkapnya.
Polisi telah mengungkap motif di balik pembunuhan tersebut.
Dugaan pembunuhan tersebut diduga dilakukannya karena adanya perselisihan dengan suaminya.
Siapakah Suchana Seth?
Suchana berasal dari Kolkata di Benggala Barat dan tinggal di Bengaluru selama beberapa tahun.
Dia adalah pendiri dan Chief Executive Officer (CEO) 'The Mindful AI Lab,' yang menangani etika, konsultasi, dan audit Artificial Intelligence (AI).
Startup AI terletak di Residency Road di Bengaluru. Dia memimpin organisasi tersebut selama empat tahun terakhir.
Dia juga bekerja di Berkman Klein Center selama dua tahun menangani etika dan tata kelola Kecerdasan Buatan dan Pembelajaran Mesin di Boston.
Suchana Seth bekerja sebagai ilmuwan data senior di Boomerang Commerce di Bengaluru di mana dia merancang produk berbasis data untuk klien sebelum dia mendirikan perusahaannya sendiri di kota tersebut.
Suchana meraih gelar Magister Fisika dengan spesialisasi Fisika Plasma dengan Astrofisika dari Universitas Calcutta.
Menurut profil LinkedIn-nya, dia bekerja sebagai Konsultan Analisis Senior di Data Sciences Group, Innovation Labs, dan sebagai Research Fellow di Raman Research Institute.
Kronologi pembunuhan
Suchana Seth masuk ke sebuah apartemen layanan di Goa Utara pada 6 Januari 2024 bersama putranya yang berusia empat tahun.
Pada Senin (8/1/2024) pagi, dia meminta pihak hotel untuk mengatur taksi agar dia bisa bepergian ke Bengaluru.
Ketika dia keluar dari hotel dan keluar sendirian, staf hotel menanyakan tentang putranya dan dia mengatakan bahwa dia ada di rumah kerabatnya.
Namun, pihak hotel merasa heran, karena saat itu tidak ada terlihat si anak.
Suchana diduga membunuh putranya pada Minggu (7/1/2024) malam.
Polisi Goa segera bertindak
Ketika staf hotel masuk ke dalam kamar untuk membersihkan, tempat Suchana menginap, mereka menemukan noda darah dan melaporkannya ke polisi.
Pihak hotel pun menghubungi polisi. Kemudian, polisi menanyakan kemana Suchana pergi.
Lalu, Polisi menghubungi sopir taksi yang ditumpangi Suchana dan memintanya untuk menuju ke kantor polisi terdekat.
Sopir kemudian melajukan mobilnya menuju Polsek Aimangala.
Saat polisi memeriksa mobil tersebut, mereka menemukan mayat seorang anak laki-laki berusia empat tahun.
Sedangkan, Suchana berusaha melarikan diri. Ia tak menyangka, sopir taksi mengarahkan mobilnya ke kantor polisi.
Adanya keretakan rumah tangga
Dalam penyelidikan, catatan yang ditemukan polisi mengisyaratkan keretakan dalam pernikahan, meningkatkan rasa frustrasi Suchana.
Catatan CEO Bengaluru itu ditulis di atas kertas tisu dengan eyeliner berbunyi:
''Saya sangat bersalah dan frustrasi. Saya mencintai anak saya tetapi saya tidak ingin melihatnya bertemu ayahnya''.
Catatan tersebut ditemukan polisi dari tas yang dibawa Suchana.
Menurut penyidik, Suchana mengaku menulisnya tetapi dia tetap mempertahankan interogasi polisi yang sedang berlangsung bahwa dia tidak membunuh putranya.
Polisi Goa telah mengirimkan catatan yang ditemukan ke laboratorium forensik untuk diperiksa.
Catatan itu mengisyaratkan hubungannya yang tegang dengan suaminya.
Ia tidak senang dengan perintah pengadilan yang mengizinkan suaminya untuk bertemu dengan anak tersebut.
Mayat putranya dimasukkan di dalam koper
Suchana melarikan diri dengan taksi sambil membawa mayat putranya Chinmaya (4) yang dimasukkan ke dalam kopernya di Chitradurga ketika keluar dari hotel di Goa ke Bengaluru.
Meskipun ada pertanyaan khusus dari tim interogasi polisi Calangute tentang kejahatan tersebut, dia dengan tegas menyalahkan suaminya, Venkat Raman, atas situasi tersebut.
“Selain menyangkal kejahatan tersebut, dia tidak berbicara mengenai masalah ini. Anehnya, dia masih belum menunjukkan emosi apa pun atas kematian balitanya, terus menyalahkan suaminya dan memuji kariernya,” kata sumber polisi kepada The New Indian Express yang dilansir Tribun-medan.com pada, Sabtu (13/1/2024).
Dalam penyidikan terbaru menunjukkan bahwa Suchana Seth diduga mengharapkan kematian putranya dengan damai. Hal itu setelah suaminya Venkat Raman melakukan pertemuan dengan putranya di Bengaluru pada 7 Januari 2024. Pertemuan itu, sehari sebelum Suchana terbang ke Goa.
Motif kedua, menurut penyidik, Suchana Seth mengungkapkan ketidakbahagiaannya atas kemiripan putranya dengan Venkat Raman karena hal itu mengingatkannya pada hubungan terasing pasangan tersebut. Dia telah mengakuinya kepada teman-temannya dan mungkin itu salah satu alasan dia mengambil langkah ekstrem.
Lebih lanjut, dia tidak merencanakan bagaimana membuang jenazah putranya tetapi ingin membawanya ke Bengaluru dari Goa.
Pada Jumat (12/1/2024) sore, tim dari kantor polisi Calangute membawa Suchana ke TKP dan memintanya untuk mengulang kejadian yang menyebabkan kematian putranya.
Namun, Suchana tidak mau bekerja sama dengan polisi dalam melangsungkan gelar perkara di TKP di hotel tempat dia menginap.
Pengemudi mobil yang ditumpangi Suchana ke Bengaluru kepada polisi mengatakan bahwa dirinya belum dibayarkan oleh sang CEO startup itu sebesar 30.000 Rupee India atau setara Rp 5.624.867 atas sewa mobil kepadanya selama berada di hotel. Namun penumpangnya sudah ditangkap di Chitradurga.
Sementara, polisi telah menyita mobilnya setelah kejadian tersebut sebagai bagian dari penyelidikan kasus tersebut.
Sudah ditahan selama 6 hari
CEO Mindful AI Lab itu telah ditahan selama enam hari. Namun, ia tetap membantah terlibat dalam kejahatan tersebut dan mengklaim bahwa anak tersebut telah meninggal ketika dia bangun dari tidur.
Sementara, Inspektur Polisi di Goa Utara Nidhin Valsan mengatakan kepada kantor berita ANI bahwa terdakwa tampak tidak senang dengan perintah pengadilan baru-baru ini yang mengizinkan suaminya menghabiskan waktu bersama anak mereka.
Terdakwa dan suaminya telah terlibat dalam proses perceraian sejak tahun 2022.
“Mereka menikah pada tahun 2010 dan proses perceraian mereka dimulai pada tahun 2022. Baru-baru ini, pengadilan mengeluarkan perintah untuk mengizinkan sang ayah menghabiskan waktu bersama anak tersebut pada hari Minggu. Bersama petugas penyidik kami, perempuan yang dituduh sepertinya tidak puas dengan perintah pengadilan,” kata SP Valsan kepada ANI .
Sesuai laporan media, Suchana Seth juga menuduh suaminya melakukan pelecehan fisik terhadap dirinya dan putra mereka yang berusia empat tahun.
Untuk membuktikan klaimnya, dia juga memberikan salinan dokumen medisnya dan obrolan WhatsApp, lapor Live Hindustan.
Selain itu, dia juga meminta tunjangan sebesar ₹ 2,5 lakh per bulan atau sekitar Rp 60 jutaan, karena pendapatan tahunan suaminya lebih dari ₹ 1 crore atau senilai Rp 1.874.955.748.
Kembali ke penyelidikan polisi, polisi mengatakan bahwa pembunuhan itu tampaknya telah direncanakan sebelumnya karena dua botol sirup obat batuk kosong ditemukan di hotel Goa tempat dia diduga membunuh putranya, yang mengindikasikan bahwa dia mungkin telah memberikan obat tersebut dalam dosis yang banyak untuk dia.
“Pemeriksaan jenazah yang dilakukan menunjukkan kemungkinan anak tersebut tercekik hingga meninggal dan tidak ada tanda-tanda perlawanan. Kami sedang mengkaji kemungkinan jika perempuan tersebut memberikan sirup obat batuk dosis tinggi kepada anak tersebut hingga mati,” kata pejabat kepolisian.
Polisi juga mengatakan bahwa Seth menjalani tes psikologis untuk menilai kondisi mentalnya dan membantu menemukan motif kejahatan mengerikan tersebut.
(*/tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.