Memperingati HUT ke-51 PDIP adalah nemperingati deklarasi fusi kelima partai. PDIP itu bukan hanya kelanjutan dari PNI, namun kelanjutan dari PNI, Murba, IPKI, Parkindo, dan Partai Katolik.
Maka, kata Sutrisno melanjutkan, PDIP harus proporsional dalam memberi penghargaan kepada semua deklarator fusi, termasuk memperjuangkan semua deklarator fusi sebagai pahlawan nasional di bidang politik dan demokrasi. PDIP oleh Orde Baru dipaksa menjadi rumah politik kaum nasionalis, maka PDIP harus konsisten dengan latar belakang sejarah itu.
Akan tetapi, Sutrisno Pangaribuan yang dikenal dekat dengan masyarakat pedagang dan masyarakat pinggiran rel ini menegaskan, sebagai politisi yang lahir dari PDIP, akan selalu siap berhadapan dengan siapa saja yang membawa kerusakan pada bangsa dan negara Indonesia.
"Selamat mengikuti langkah politik Jokowi bung Ara, kami masih akan tetap dan terus di sini, di PDIP melanjutkan yang perjuangan yang dirintis pendahulu kami, Sabam Sirait yang telah membawa aspirasi politik umat Kristen lewat Parkindo melebur dan menyatu di PDIP. PDIP selalu terbuka sebagai tempat pulang para kaum nasionalis. Dan PDIP juga selalu siap berhadapan dengan siapapun yang ingin merubah arah dan tujuan bangsa ini. Kesucian politik yang digagas oleh Sabam Sirait senior kami, akan kami jaga dan rawat di PDIP, sebab hanya PDIP satu- satunya tempat perjuangan dan perwujudan politik yang suci,"tegas Sutrisio Pangaribuan.(Jun-tribun-medan.com).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.