PDI Perjuangan Sumut

Sosialisasi 4 Pilar, Rapidin Gelorakan Semangat Gotong Royong dan Cinta Alam dan Budaya di Samosir

Ketua DPD PDI Perjuangan Sumut, Rapidin Simbolon, berdialog dengan warga dalam sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Pangururan, Samosir (30/7/2025)

Editor: Arjuna Bakkara
IST
Anggota Komisi XIII yang juga Ketua DPD PDI Perjuangan Sumut, Rapidin Simbolon, berdialog dengan warga dalam sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Pangururan, Samosir (30/7/2025). Ia mengaitkan semangat gotong royong dan nasionalisme sebagai fondasi untuk mempertahankan status Geopark Kaldera Toba. 

TRIBUN-MEDAN.COM, SAMOSIR-Anggota Komisi XIII DPR RI yang juga Ketua DPD PDI Perjuangan Sumatera Utara, Drs. Rapidin Simbolon MM, menyerukan penguatan nilai-nilai kebangsaan, semangat gotong royong, dan pelestarian budaya lokal dalam kegiatan sosialisasi Empat Pilar MPR RI yang digelar di Pangururan, Kabupaten Samosir, Selasa (30/7/2025). 

Kegiatan ini tak hanya menjadi ruang refleksi ideologis, tetapi juga momentum strategis untuk membangun kesadaran kolektif masyarakat dalam menjaga identitas daerah sebagai bagian dari kawasan Geopark Kaldera Toba yang diakui UNESCO.

Mengusung tema “Penguatan Relawan Gerakan Kebajikan Pancasila,” ratusan warga dari berbagai desa dan latar belakang profesi berkumpul di Hotel Grand Dainang.

Forum ini menghadirkan ruang dialog terbuka tentang pentingnya membumikan nilai-nilai Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, yang dikaitkan langsung dengan tantangan-tantangan aktual di tengah masyarakat lokal.

Dalam sambutannya, Rapidin menegaskan bahwa menghidupkan kembali semangat gotong royong bukan hanya amanat ideologi, melainkan juga strategi sosial untuk mempertahankan daya saing dan keberlanjutan kawasan Danau Toba sebagai geopark dunia.

“Geopark Toba bukan hanya status internasional, tapi simbol peradaban lokal yang menyatu dengan nilai-nilai Pancasila. Tanpa gotong royong, tanpa rasa memiliki terhadap budaya dan lingkungan, status itu bisa hilang,” ujar Rapidin.

Ia menyoroti pentingnya pendidikan karakter sejak dini, pelibatan generasi muda dalam pelestarian budaya Batak, serta pendekatan partisipatif dalam pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan.

Semua ini, menurutnya, merupakan bentuk konkrit pengamalan nilai-nilai kebangsaan di tengah masyarakat.

Dalam sesi diskusi, peserta mengangkat sejumlah isu krusial mulai dari kebutuhan terhadap pelatihan pertanian modern yang ramah lingkungan, peningkatan kapasitas pelaku UMKM lokal, hingga pentingnya tata kelola pariwisata yang tidak merusak lanskap alam Danau Toba.

Kegiatan ini mencerminkan sinergi antara pembangunan ideologi dan keberlanjutan ekologis dua aspek yang saling memperkuat dalam menjaga identitas kebangsaan sekaligus merawat warisan geologis dan budaya Samosir sebagai jantung Kaldera Toba.(Jun-tribun-medan.com).

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved