PDI Perjuangan Sumut

Pandangan Jubir Ganjar-Mahfud Sumut Sutrisno Pangaribuan Soal Hengkangnya Maruarar Sirait dari PDI-P

Mantan Ketua Taruna Merah Putih, organisasi sayap PDI-P Maruarar Sirait pamit meninggalkan PDI-Perjuangan dan langsung mengunjungi kantor DPP PDI-P,

Editor: Arjuna Bakkara
Tribun Medan/Dedy Kurniawan
Anggota DPRD Sumut Sutrisno Pangaribuan dan Wakil Ketua DPRD Deliserdang Apoan Simanungkalit menunjukkan foto hasil otopsi Zailani di Mapolda, Rabu (21/10/2015). 

TRIBUN-MEDAN.COM, SUMUT-Mantan Ketua Taruna Merah Putih, organisasi sayap PDI-P Maruarar Sirait pamit meninggalkan PDI-Perjuangan dan langsung mengunjungi kantor DPP PDI-P, Senin (15/1/2024) Malam.

Saat berpamitan, mantan itu turut mengucapkan terima kasih kepada Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri hingga Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto.

Pilihan Maruarar cabut dari PDI Perjuangan kini ramai dan menjadi gonjang-ganjing pembicaraan politik hingga klihatannya mengejutkan publik.

Namun, tidak bagi Sutrisno Pangaribuan politisi PDI Perjuangan Asal Sumut.

Menurut Sutrisno, keputusan Maruarar Sirait (Ara) hengkang dari PDIP tidak mengejutkan.

Pilihan tersebut sebagai tindakan ksatria, gentlemen atas sikap politik yang “berbeda” dengan PDIP.

"Keputusan Ara mengikuti langkah Jokowi adalah hak pribadi yang harus dihormati. Langkah Ara menjadi menarik saat dilakukan bersamaan dengan momentum HUT ke-51 fusi Partai Katolik, Partai Nasional Indonesia (PNI), Partai Musyawarah Rakyat Banyak (Murba), Partai Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI), dan Partai Kristen Indonesia (Parkindo). Penguasa Orde Baru mantan mertua Prabowo Subianto, Presiden RI kedua, H. M. Soeharto memaksa kelima partai tersebut melebur menjadi Partai Demokrasi Indonesia (PDI) yang lewat perjuangan para aktivis pro demokrasi, dengan darah, nyawa, dan airmata menjadi PDI Perjuangan,"kata Sutrisno Pangaribuan mantan Anggota DPRD Sumut ini.

Kata Sutrisno, Sabam Sirait, ayah dari Ara Sirait adalah salah tokoh sentral deklarasi fusi.

Sabam Sirait merupakan Sekretaris Jenderal (Sekjend) DPP Parkindo saat deklarasi fusi, dan kemudian menjadi Sekjend pertama PDI.

Maka karir politik Ara Sirait tidak pernah dapat dipisahkan dengan peran dan kontribusi Sabam kepada PDI.

Ara mendapat “privilage” sebagai putra dari deklarator, hingga menjadi salah satu Ketua DPP PDI Perjuangan.

Ara pernah menikmati berbagai kemudahan sebagai “anak biologis” Sabam Sirait di PDIP, hingga akhirnya memiliki akses kepada Jokowi.

PDIP menjadi tempat bertemu Ara dan Jokowi, dan menjadi tempat keduanya lahir, dan bertumbuh hingga menjadi politisi ulung.

"Namun jika akhirnya tidak lagi sejalan dengan rumah yang membesarkannya, maka langkah politik Ara mengikuti Jokowi, sudah tepat. Bagi PDIP itu biasa, seperti PDIP sebelumnya pernah ditinggalkan orang- orang besar,"ujar Sutrisno yang merupakan Jubir Tim Pemengan Daerah (TPD) Ganjar-Mahfud Sumut ini.

Menurut Sutrisno, berbagai dinamika politik yang dihadapi PDIP saat ini harus dijadikan pelajaran untuk mengoreksi perjalanan sejarahnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved