Tribun Wiki

Sejarah Carok Madura Bermula dari Mandor Kebun Tebu Pak Sakera

Tradisi carok di Madura sudah ada sejak abad ke 19. Menurut catatan sejarah, carok bermula dari seorang mandor bernama Pak Sakera

Editor: Array A Argus
Istimewa
Tradisi Carok Madura 

TRIBUN-MEDAN.COM,- Masyarakat di Madura menganal sebuah tradisi yang namanya carok.

Carok adalah pertarungan menggunakan celurit yang dilakukan orang Madura, demi membela harga diri atau kehormatan.

Meski dipastikan berujung tragis, tapi tradisi ini sudah mengakar di kalangan masyarakat Madura.

Biasanya, carok terjadi akibat masalah yang timbul dalam tatanan sosial masyarakat Madura.

Baca juga: Nikmatnya Bebek Goreng Bumbu Hitam Khas Madura Berpadu Sambal Mangga di Medan

Satu diantara contoh penyebab carok bisa didasari karena gangguan terhadap istri atau perselingkuhan, salah paham, masalah tanah atau harta warisan, utang-piutang, dan masalah lain.

Dengan kata lain, faktor utama terjadinya carok adalah persoalan yang dipandang telah membuat harga diri laki-laki dilecehkan datau direndahkan.

Sejarah dan Asal Usul Carok

Dikutip dari Kompas.com, tradisi carok di Madura ini baru dikenal pada pertengahan abad ke 19.

Sebab, pada abad ke-12 atau bahkan pada masa pemerintahan Panembahan Sumolo di abad ke-18, istilah tradisi carok belum dikenal.

Arsip zaman kolonial yang ditulis dua atropolog Belanda, De Jonge dan TouwenBouswma, menyatakan bahwa carok telah ada di Madura sejak abad ke-19.

Baca juga: TERKUAK Motif Penembakan Relawan Prabowo-Gibran di Madura, Lurah Sewa 4 Orang Dibayar Rp 500 Juta

Melansir Kompas Regional, sejarah carok bermula dari kisah seorang mandor kebun tebu di Pasuruan, Jawa Timur, yang dikenal dengan nama Pak Sakera.

Pak Sakera yang bernama asli Sudirman, merupakan seorang keturunan Madura yang tinggal di Pasuruan.

Bagi Pak Sakera, celurit adalah simbol perlawanan rakyat terhadap kesewenangan Pemerintah Hindia Belanda, sehingga harus dibawa saat mengawasi petugas.

Saat itu, perusahaan Belanda sedang membutuhkan banyak lahan dan ingin membelinya dengan harga murah.

Perusahaan Belanda kemudian menugaskan carik Rembang, yang berhasil mendapatkan lahan murah menggunakan cara kekerasan kepada rakyat.

Baca juga: SOSOK Haji Her yang Suruh Gus Miftah Bagi-bagi Uang, Sultan Madura Pernah Viral Beli Mobil Gus Dur

Tidak ingin rakyat sengsara, Pak Sakera melakukan perlawanan dan karena itu ia menjadi buronan pemerintah.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved