Pembunuhan Sadis di Helvetia
Sang Anak Kenang Sosok Bolang Bima yang Tewas Ditikam Maling, Rela Berkorban untuk Orang Lain
Begitu turun dari mobil bersama suaminya, ia langsung memeluk erat kakak dan adik dari ayahnya yang sudah menunggu lebih dulu.
Penulis: Fredy Santoso | Editor: Ayu Prasandi
Dari informasi yang didapat Rosa dan keluarganya yang lain, adanya maling yang masuk ke dalam rumah sudah diketahui oleh adiknya yang tinggal di Riau.
Kemarin, adik dan ayahnya bertelepon video call melalui WhatsApp.
Namun adiknya tiba-tiba melihat orang lain berada di belakang Bima.
Karena inilah tak lama kemudian korban keluar dari rumah dan memanggil salah satu tetangganya, lalu masuk kembali memeriksa rumah.
Namun saat itu baru Bima yang masuk, sementara tetangganya belum.
Begitu ia masuk, langsung dihantam oleh pelaku hingga tak berdaya. Sementara saksi, kabur mencari pertolongan.
Nahas, saat kembali, korban sudah tergeletak tak berdaya. Ia tewas di tempat akibat luka yang dialaminya.
Pria kelahiran 1942 rencananya akan dimakamkan di Desa Bintang Meriah, Kecamatan Kutabuluh, Karo, besok setelah upacara adat.
Sebelumnya, seorang kakek berusia 82 tahun bernama Bima Peranginangin ditemukan tewas diduga akibat dibunuh perampok yang masuk ke dalam rumahnya di Jalan Klambir V, Kelurahan Tanjung Gusta, Kecamatan Medan Helvetia, Senin (18/3/2024) sekira pukul 22:30 WIB.
Polisi menjelaskan, sebelum ditemukan tewas, sekira pukul 21:45 WIB, korban mendatangi saksi Zulnefi Caniago alias Alex supaya menemaninya masuk ke dalam rumah karena diduga adanya maling yang bersembunyi di rumahnya.
Sebab, ketika korban melakukan video call dengan anaknya, sempat terlihat melalui layar handphone anaknya sekitar 2 orang masuk mengendap-endap.
Selanjutnya, korban masuk ke dalam rumah, lalu Zulfeni alias Alex menyusul.
Ketika Zulfeni masuk ternyata korban sudah dihujam senjata tajam diduga jenis sangkur oleh terduga pelaku.
Melihat korban ditikam, lantas Zul alias Alex kabur menyelamatkan diri sembari berteriak minta tolong.
Sementara pelaku juga disebut ikut melarikan diri ke arah berbeda sambil membawa senjata tajam.
"Setelah itu saksi langsung keluar dari rumah untuk meminta pertolongan dan pelaku pun ikut lari dari dalam rumah keluar menuju kearah belakang rumah, tepatnya ke arah sungai yang dilihat oleh saksi Anggi dan friendly,"ungkapnya.
Saat ini Polisi masih menyelidiki kasus ini.
Sementara jenazah korban masih berada di RS Bhayangkara TK II Medan, Jalan KH Wahid Hasyim.
(Cr25/Tribun-medan.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.