Ketua Komunitas Adat Ompu Umbak Siallagan Dolok Parmonangan Dibawa 10 Pemuda, Diduga Oknum Polisi

Ketua Komunitas Adat Ompu Umbak Siallagan Dolok Parmonangan, Sorbatua Siallagan ditangkap 10 pemuda diduga polisi berpakaian biasa

Editor: Jefri Susetio
Keith Allison/Pixabay
Ilustrasi- Ketua Komunitas Adat Ompu Umbak Siallagan Dolok Parmonangan, Sorbatua Siallagan ditangkap 10 pemuda diduga polisi berpakaian biasa, Jumat (22/3/2024) sekira pukul 09.00 WIB. 

TRIBUNMEDAN.COM, MEDAN - Ketua Komunitas Adat Ompu Umbak Siallagan Dolok Parmonangan, Sorbatua Siallagan ditangkap 10 pemuda diduga polisi berpakaian biasa, Jumat (22/3/2024) sekira pukul 09.00 WIB.

Sorbatua Siallagan merupakan warga Nagori Pondok Bulu, Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun. Selama ini ia memimpin masyarakat adat yang getol melawan TPL.

"Tiba-tiba ada 10 orang diduga oknum polisi berpakaian biasa mendatangi dan menarik Sorbatua Siallagan dari mobil yang dikendarai," ujar aktivisi AMAN Tano Batak, Doni Munthe melalui keterangan pers yang diterima Tribun-Medan.com.

Baca juga: Festival Masyarakat Adat dan Agama untuk Menyatukan Alam dan Manusia

 

Doni menceritakan, Sorbatua Siallagan bersama istrinya belanja pupuk di Tanjung Dolok (sekitar Simpang Simarjarunjung, Jalan Parapat-Medan).

Namun, setelah pupuk sudah dimuat ke dalam mobil dan berencana pulang, tiba-tiba 10 pemuda mendatangi dan menarik Sorbatua Siallagan dari mobil.

"Lalu dipaksa masuk ke dalam mobil Fortuner warna hitam bersama Pajero warna putih dan satu sepeda motor. Lalu pergi membawa Sorbatua ke arah Siantar," katanya.

Kala itu, istri Sorbatua Siallagan mencoba menghalangi petugas. Tapi, ia tidak sanggup dan diseret ke dalam mobil. Tatkala penangkapan itu, petugas menyebutkan sudah dua kali pemanggilan terhadap Sorbatua Siallagan.

"Namun istri Sorbatua tidak menerima surat perintah penangkapan," ujarnnya.

Sorbatua Siallagan selama ini memimpin masyarakat adat Dolok Permonangan.

Mereka menuntut tanah adat dari Ompu Umbak Siallagan yang berada di Nagori Pondok Buluh, Kecamatan Dolok Panribuan, Kecamatan Simalungun.

Tanah leluhurnya mereka sudah diklaim sepihak pemerintah dengan konsesi PT Toba Pulp Lestari (PT TPL).

Selama setahun terakhir ini Ompu Umbak Siallagan Dolok Parmonangan aktif mengelola wilayah adat dan berjaga dari perusahaan. Bahkan, TPL selama ini melakukan intimidasi.

"Dari kejadian belakang ini, dugaan kuat bahwa pihak perusahaan PT. TPL menjadi dalang dibalik kejadian ini. Melakukan intimidasi dan kriminalisasi dari aparat kepolisian, termasuk kejadian penagkapan ini adalah atas laporan pihak perusahaan PT. TPL," katanya.

Baca juga: Kunjungi Masyarakat Adat Sihaporas Terkait Konflik TPL, Kapolres Simalungun: Kami Menjemput Aspirasi

 

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved