Berita Sumut
Tak Kampanye dan Sebar Baliho, Ini Faktor Suara Sofyan Tan Tertinggi di Sumut
Bahkan seminggu menjelang minggu tenang, Sofyan hanya tenang-tenang menikmati waktu bersama keluarga.
Penulis: Anugrah Nasution |
Pada tahun 1990, beliau berhasil menyelesaikan studi pendidikan kedokterannya. Pada tanggal 25 Agustus 1987, dr Sofyan Tan yang saat itu berusia 28 tahun, mendirikan Sekolah Sultan Iskandar Muda di Sunggal, Medan, di bawah naungan Yayasan Pendidikan Sultan Iskandar Muda (YPSIM). Sekolah Sultan Iskandar Muda memiliki jenjang pendidikan TK, SD, SMP, SMA dan SMK.
Didirikan oleh dr Sofyan Tan, sekolah ini terinspirasi oleh realitas pendidikan yang kurang beruntung secara sosial-ekonomi, termasuk krisis SARS.
Kegelisahan dan keprihatinan dr Sofyan Tan terhadap realitas sosial ini mendorongnya untuk mendirikan sekolah bagi anak-anak yang kurang mampu dan membangun sekolah yang didasarkan pada prinsip asimilasi.
Jika Pendeta Martin Luther King di Amerika Serikat memimpikan agar orang kulit hitam kelak memiliki hak yang sama dengan orang kulit putih lainnya, maka mimpi Sofyan Tan dalam mendirikan Sekolah Sultan Iskandar Muda adalah agar anak-anak kurang mampu kelak dapat bersekolah di sekolah yang berkualitas.
Program Orangtua Asuh Bersilang dan Beasiswa
dr Sofyan Tan juga menciptakan Program Orang Tua Asuh Serial dan Silang untuk membantu orang-orang yang memiliki latar belakang ekonomi yang kurang beruntung.
Program Orang Tua Asuh bersilang dimaksudkan untuk melanjutkan visi dan misi memberantas kemiskinan melalui pendidikan, dan diharapkan orang tua asuh yang berhasil akan membantu orang-orang yang kurang mampu, tanpa memandang suku, agama, atau ras, untuk mendapatkan pendidikan.
Program Orang Tua Asuh Silang adalah sebuah praktik dimana orang tua asuh dan anak asuh bersama-sama membantu anak-anak untuk mendapatkan pendidikan dengan menghilangkan stereotip antar suku, agama, dan ras, serta saling memahami budaya satu sama lain.
Para orang tua asuh ini berasal dari Medan dan daerah lain di Sumatera Utara, serta dari Jakarta dan luar negeri.
Selain program orang tua asuh berantai dan silang, ada juga program "Beasiswa Sofyan Tan", yang memberikan beasiswa dalam bentuk dukungan keuangan kepada individu untuk digunakan bagi kelanjutan pendidikan mereka.
Dedikasi yang telah dilakukan oleh dr Sofyan Tan untuk membangun pendidikan yang adil dan beragam adalah bukti komitmennya terhadap pendidikan dan masyarakat.
Sebagai pengakuan atas kontribusinya, pada tahun 1989, Ashoka Innovators for Public, Amerika Serikat, menganugerahi dr Sofyan Tan dengan penghargaan Ashoka Fellow untuk Hubungan Etnis dan Pendidikan.
Kemudian, pada tahun 1990, Menteri Pemuda dan Olahraga Indonesia memberikan penghargaan kepada dr Sofyan Tan sebagai pelopor pengembangan solidaritas sosial.
Lalu surat kabar nasional dan terbesar di Indonesia, Kompas pada tahun 1995, pernah menuliskan dirinya sebagai sosok paling “asli” dibanding orang Indonesia “asli” (Kompas 6 Agustus 1995, “Lebih Jauh dengan Dokter Sofyan Tan.”) karena mendirikan sekolah pembauran.
Pada tahun 1994, Harian Waspada menobatkan dr Sofyan Tan sebagai tokoh terpopuler di Sumatera Utara.
| Nasib Anggota Polisi Terbukti Memeras 12 Kepsek 4,7 Miliar di Nias, Oknum Polda Sumut Memalukan |
|
|---|
| Identitas Anggota Ditresnarkoba Polda Sumut yang Ditangkap terkait Dugaan Bandar Narkoba 1 Kg |
|
|---|
| Daftar Nama Pejabat Sumut Penerima Uang Haram Proyek Korupsi Jalan, Hakim Buka-bukaan Puluhan Orang |
|
|---|
| 2 Eks Pejabat BPN Sumut Terseret Kasus Penjualan Aset PTPN I ke Ciputra Land, Digelandang ke Lapas |
|
|---|
| Kronologi Kecelakaan Menewaskan 3 Kakak Beradik Panggabean di Jalan Tarutung - Sipirok |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.