Medan Terkini

Semangat Turmian Jadi Kader, Bantu PTAR Turunkan Kasus Stunting di Kecamatan Batangtoru

Diusir dan tidak direspon, hal itu pernah dialami Turmian selama menjadi kader pembina di program stunting PT Agincourt Resources (PTAR).

|
Penulis: Ayu Prasandi | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN MEDAN/AYU PRASANDI
Untuk menuntaskan problem stunting ini, PTAR secara aktif berkolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tapanuli Selatan, Dinas Kesehatan Daerah dan Propinsi, tenaga ahli Synergy, serta melibatkan Puskesmas Batangtoru dan Muara Batangtoru, kepala desa, PKK Desa dan kader desa, juga masyarakat. 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Diusir dan tidak direspon, hal itu pernah dialami Turmian selama menjadi kader pembina di program stunting PT Agincourt Resources (PTAR), pengelola Tambang Emas Martabe.

Pagi itu, seperti biasa Turmian bersama 9 kader lainnya berkunjung ke rumah-rumah warga yang memiliki balita dan terindikasi stunting serta gizi buruk.

Waktu menunjukkan pukul 08.00 WIB, berbekal buku catatan, alat timbangan dan pengukur tinggi, Turmian dengan semangat berkunjung ke rumah balita stunting yang berada di Desa Wek II, Kecamatan Batangtoru.

Makanan yang dibawa ibu 3 anak ini adalah makanan bergizi yang memang selalu dibawa untuk diberikan kepada balita yang terdata dalam pantauannya.

PTAR memulai penuntasan stunting pada tahun 2022 melalui berbagai kegiatan seperti pelatihan penyelenggaraan Posyandu dan kesehatan dasar tentang Posyandu, pemetaan kompetensi kader dan bidan Posyandu, serta penyediaan fasilitas pelayanan dasar di Posyandu.
PTAR memulai penuntasan stunting pada tahun 2022 melalui berbagai kegiatan seperti pelatihan penyelenggaraan Posyandu dan kesehatan dasar tentang Posyandu, pemetaan kompetensi kader dan bidan Posyandu, serta penyediaan fasilitas pelayanan dasar di Posyandu. (HO)

Kepada Tribun Medan, wanita berusia 47 tahun ini bercerita suka duka selama menjadi kader pembina.

"Banyak orang tua yang terkadang tidak terima kalau ternyata anaknya stunting atau mengalami gizi buruk. Saat diberikan pemahaman atau edukasi malah ditolak," cerita Turmian.

Tak pantang putus asa, bersama 9 kader lainnya, Turmian tetap semangat untuk melakukan pemantauan.

Tiga kali dalam seminggu, ia bersama kader lainnya akan berkunjung ke rumah-rumah balita yang terindikasi stunting atau gizi buruk.

Mereka melakukan pemantauan perkembangan balita, mulai dari melakukan pengecekan berat badan, tinggi badan hingga makanan yang dikonsumsi.

"Kami (kader) kunjungan langsung ke rumah balita stunting tersebut. Sekali dua minggu kami juga membawa bantuan berupa susu, daging, telur dari PTAR untuk membantu menambah berat badan dan tinggi badan balita tersebut," tuturnya.

Sudah sejak 2018 hingga saat ini Turmian menjadi kader dan banyak pengalaman yang didapatkannya.

Apalagi ia dan kader lainnya langsung mendatangi rumah warga dengan membawa berbagai alat yang dibutuhkan seperti timbangan dan pengukur tinggi badan.

"Jadi satu kader pembina tiap harinya mengunjungi 3 balita. Kemudian saat sampai di rumah, ternyata si anak sedang tidur dan tidak bisa ditimbang atau diukur jadi harus menunggu," ungkapnya.

Terkadang, penyambutan dari orang tua si anak juga tidak selalu bagus dan itu menjadi tantangan tersendiri buatnya.

"Harus benar-benar pintar menghadapi situasi agar apa yang ingin dicapai yaitu membantu balita stunting bisa sehat tercapai," terangnya.

Dibekali Ilmu Kesehatan

Halaman
1234
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved