Medan Terkini
Semangat Turmian Jadi Kader, Bantu PTAR Turunkan Kasus Stunting di Kecamatan Batangtoru
Diusir dan tidak direspon, hal itu pernah dialami Turmian selama menjadi kader pembina di program stunting PT Agincourt Resources (PTAR).
Penulis: Ayu Prasandi | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Diusir dan tidak direspon, hal itu pernah dialami Turmian selama menjadi kader pembina di program stunting PT Agincourt Resources (PTAR), pengelola Tambang Emas Martabe.
Pagi itu, seperti biasa Turmian bersama 9 kader lainnya berkunjung ke rumah-rumah warga yang memiliki balita dan terindikasi stunting serta gizi buruk.
Waktu menunjukkan pukul 08.00 WIB, berbekal buku catatan, alat timbangan dan pengukur tinggi, Turmian dengan semangat berkunjung ke rumah balita stunting yang berada di Desa Wek II, Kecamatan Batangtoru.
Makanan yang dibawa ibu 3 anak ini adalah makanan bergizi yang memang selalu dibawa untuk diberikan kepada balita yang terdata dalam pantauannya.

Kepada Tribun Medan, wanita berusia 47 tahun ini bercerita suka duka selama menjadi kader pembina.
"Banyak orang tua yang terkadang tidak terima kalau ternyata anaknya stunting atau mengalami gizi buruk. Saat diberikan pemahaman atau edukasi malah ditolak," cerita Turmian.
Tak pantang putus asa, bersama 9 kader lainnya, Turmian tetap semangat untuk melakukan pemantauan.
Tiga kali dalam seminggu, ia bersama kader lainnya akan berkunjung ke rumah-rumah balita yang terindikasi stunting atau gizi buruk.
Mereka melakukan pemantauan perkembangan balita, mulai dari melakukan pengecekan berat badan, tinggi badan hingga makanan yang dikonsumsi.
"Kami (kader) kunjungan langsung ke rumah balita stunting tersebut. Sekali dua minggu kami juga membawa bantuan berupa susu, daging, telur dari PTAR untuk membantu menambah berat badan dan tinggi badan balita tersebut," tuturnya.
Sudah sejak 2018 hingga saat ini Turmian menjadi kader dan banyak pengalaman yang didapatkannya.
Apalagi ia dan kader lainnya langsung mendatangi rumah warga dengan membawa berbagai alat yang dibutuhkan seperti timbangan dan pengukur tinggi badan.
"Jadi satu kader pembina tiap harinya mengunjungi 3 balita. Kemudian saat sampai di rumah, ternyata si anak sedang tidur dan tidak bisa ditimbang atau diukur jadi harus menunggu," ungkapnya.
Terkadang, penyambutan dari orang tua si anak juga tidak selalu bagus dan itu menjadi tantangan tersendiri buatnya.
"Harus benar-benar pintar menghadapi situasi agar apa yang ingin dicapai yaitu membantu balita stunting bisa sehat tercapai," terangnya.
Dibekali Ilmu Kesehatan
Stiker Barcode Parkir Berlangganan Tak Berlaku Lagi di Medan, Begini Kata Kadishub |
![]() |
---|
Diperiksa Kejatisu, Anggota DPRD Medan Eko Ditanyai 18 Pernyataan Dugaan Pemerasan |
![]() |
---|
Kebijakan Baru, Stiker Barcode Parkir Berlangganan Tidak Berlaku Lagi, Ini Kata Kadishub |
![]() |
---|
Besaran Tunjangan yang Diterima Anggota DPRD Sumut, Ada Tunjangan Sewa Rumah hingga Transportasi |
![]() |
---|
6 Bulan Berlalu, Polisi Belum Tetapkan Tersangka Kasus Pakai Lagu tanpa Izin di HW Dragon Bar Medan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.