Medan Terkini

Semangat Turmian Jadi Kader, Bantu PTAR Turunkan Kasus Stunting di Kecamatan Batangtoru

Diusir dan tidak direspon, hal itu pernah dialami Turmian selama menjadi kader pembina di program stunting PT Agincourt Resources (PTAR).

|
Penulis: Ayu Prasandi | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN MEDAN/AYU PRASANDI
Untuk menuntaskan problem stunting ini, PTAR secara aktif berkolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tapanuli Selatan, Dinas Kesehatan Daerah dan Propinsi, tenaga ahli Synergy, serta melibatkan Puskesmas Batangtoru dan Muara Batangtoru, kepala desa, PKK Desa dan kader desa, juga masyarakat. 

Kemudian dilakukan penanganan selama 6 bulan untuk 7 anak yang positif stunting tersebut dengan membantu gizi serta nutrisinya, kemudian ke dokter spesialis anak secara rutin yaitu per 2 minggu dan juga membantu susu formulanya.

"Kemarin disepakati bahwa PTAR hanya memberikan uang Rp 15ribu setiap hari per anak, namun karena perusahaan aware terhadap stunting maka dilakukan perlakuan khusus untuk penanganannya," jelasnya.

Setelah selesai semua, proses penanganan berjalan baik lalu dilakukan pelepasa atau wisuda untuk 7 anak stunting tersebut.

"Alhamdulilah 7 anak stunting tersebut dinyatakan sehat semua, hanya ada 1 dan itupun karena dia ada penyakit bawaan jadi agak lambat penanganannya," katanya.

Berhasil Turunkan Kasus Stunting

Kesehatan merupakan salah satu pilar PPM PTAR, selain pendidikan, tingkat pendapatan riil/pekerjaan, kemandirian ekonomi, sosial budaya, pengelolaan lingkungan hidup, kelembagaan, dan infrastruktur.

Stunting menjadi salah satu masalah yang mendapat perhatian khusus dari PTAR.

Sebab, Kabupaten Tapanuli Selatan pada tahun 2022 menjadi wilayah dengan prevalensi balita stunting tertinggi di Sumatra Utara, yakni 39,4 persen atau 293 anak.

Angka ini melonjak 8,6 poin dari 2021 yang sebesar 30,8 persen.

Senior Manager Community PT Agincourt Resources, Christine Pepah, mengatakan revitalisasi Posyandu telah menjadi fokus utama PTAR dalam upaya menangani masalah stunting di Batangtoru dan Muara Batangtoru.

PTAR memulai penuntasan stunting pada tahun 2022 melalui berbagai kegiatan seperti pelatihan penyelenggaraan Posyandu dan kesehatan dasar tentang Posyandu, pemetaan kompetensi kader dan bidan Posyandu, serta penyediaan fasilitas pelayanan dasar di Posyandu.

“Tahun ini kami menginisiasi Posyandu Terintegrasi dan akan dilanjutkan tahun 2024 dengan inisiasi Posyandu Prima. Kami menargetkan pada 2025 telah terwujud Posyandu mandiri di Batangtoru dan Muara Batangtoru,” ujar Christine.

Untuk menuntaskan problem stunting ini, PTAR secara aktif berkolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tapanuli Selatan, Dinas Kesehatan Daerah dan Propinsi, tenaga ahli Synergy, serta melibatkan Puskesmas Batangtoru dan Muara Batangtoru, kepala desa, PKK Desa dan kader desa, juga masyarakat.

Kerja keras selama 2 tahun terakhir ini berbuah manis.

Program Bapak Asuh Anak Stunting telah berdampak pada pengurangan jumlah anak stunting.

Dari 32 anak suspect stunting, 7 anak masuk kategori stunting setelah diperiksa kesehatannya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved