Viral Medsos

JENAZAH Putu Satria Ananta Rustika, Taruna STIP Jakarta, Tiba di Klungkung Bali, Tangis Ibunda Pecah

Tangis ibu kandung Putu Satria Ananta Rustika (19), Ni Nengah Rusmini saat memeluk peti jenazah putranya itu begitu tiba di RSUD Klungkung, Bali.

|
Editor: AbdiTumanggor
tribunnews.com
Isak tangis Ni Nengah Rusmini dan sahabatnya menyambut kedatangan jenazah Putu Satria Ananta Rustika (19), taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP), Jakarta, saat tiba di RSUD Kungkung, Bali, Minggu (5/5/2024). Ibu korban, Ni Nengah Rusmini yang ikut mengantar jenazah dari Jakarta, tidak kuasa menahan rasa sedih hingga harus dibopong kerabatnya diajak ke ruang perawat. Diketahui, Ni Nengah Rusmini merupakan bidan di RSUD Kungkung. (Tribunnews.com) 

Pernah pesan agar anaknya tidak nakal

Triyono mengungkapkan Sri sempat berikan wajengan kepada Tegar agar tak nakal dan akur kepada teman.

"Sebelum kejadian hari Selasa tanggal merah dia (Tegar) pulang," kata Triyono.

Kemudian dikatakan Triyono ibunda Tegar cerita kepada dirinya malam itu.

"Kemarin Yon baru saya bilangin, Tegar jangan nakal di sekolah," kata Triyono menirukan perkataan Sri.

Tidak tahunya, kata Triyono tidak lama terjadi kejadian itu (Perundungan hingga menewaskan Putu).

"Orang tua sudah wanti-wanti jangan nakal sama teman harus akur," tiru Triyono kembali.

Penyidik dari Polres Metro Jakarta Utara menetapkan TRS (21), senior sekaligus pelaku penganiayaan taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta, Putu Satria Ananta Rastika (19) sebagai tersangka, Sabtu (4/5/2024).(KOMPAS.com/Dzaky Nurcahyo)
Penyidik dari Polres Metro Jakarta Utara menetapkan TRS (21), senior sekaligus pelaku penganiayaan taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta, Putu Satria Ananta Rastika (19) sebagai tersangka, Sabtu (4/5/2024).(KOMPAS.com/Dzaky Nurcahyo)

Motif Penganiayaan oleh Senior

Terungkap alasan Tegar Rafi Sanjaya (21) menganiaya juniornya, Putu Satria Ananta Rustika (19) hingga tewas.

Saat diperiksa, Tegar mengaku melakukan pemukulan lantaran korban masih mengenakan baju olahraga saat memeriksa ruang kelas.

Pukulan yang dilakukan Tegar bertujuan untuk memberikan hukuman kepada juniornya tersebut.

Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Pol Gidion Arif Setyawan, mengatakan Tegar melakukan pemukulan sebanyak lima kali dan mengenai ulu hati korban.

"Ada penindakan terhadap junior, karena dilihat ada yang salah menurut persepsinya senior, sehingga dikumpulkan di kamar mandi," ungkapnya, Sabtu (4/5/2024), dikutip dari TribunJakarta.com.

Saat kejadian, korban bersama empat rekannya seangkatan, sedangkan pelaku juga bersama empat rekannya.

"Yang dikumpulkan kamar mandi ini ada lima orang, nah korban ini adalah orang yang mendapatkan pemukulan pertama dan yang empat belum sempat," bebernya.

Hukuman fisik yang diberikan senior ke junior disebut sebagai tradisi taruna. Korban tewas saat mengenakan baju olahraga STIP Jakarta.

Penyebab Korban Tewas

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved