Perwira TNI AL Asal Sumut Tewas
Keluarga Minta Jasad dr Eko Damara Diotopsi, Buktikan Penyebab Kematian
Dedi, Abang kandung Lettu Eko menjelaskan, 5 hari sebelum ditemukan tewas, adiknya sempat mengatakan memiliki masalah besar di tempatnya bertugas.
Penulis: Fredy Santoso | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Perwira TNI Angkatan Laut (AL) asal Sumatera Utara bernama Lettu Laut Kesehatan dr Eko Damara (31) ditemukan tewas di Poskotis Satgas Mobile, RI-PNG Yonif 7 Marinir, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan pada 27 April 2024 lalu.
Ia diduga tewas akibat peluru yang menembus kepala bagian belakang lalu ke kening bagian atas.
Diketahui, Lettu Eko merupakan personel TNI dari Yonkes I Marinir yang diperbantukan ke Papua bersama Satgas Mobile RI-PNG Yonif 7 Marinir.
Kemudian jenazah dibawa ke Stabat, Kabupaten Langkat pada 29 April kemarin.
Setelah melihat diduga bekas luka di punggung, lutut Eko Damara, keluarga meminta TNI melakukan otopsi jenazah mendiang.
Pada 2 Mei lalu, keluarga korban sudah bersurat ke Presiden RI Joko Widodo yang ditembuskan ke Panglima TNI, KASAL, Puspom TNI serta Puspom TNI AL supaya jasad mendiang diotopsi.
Lalu pada 8 Mei, mereka juga datang langsung ke Puspom TNI, kemudian diarahkan ke Puspom TNI AL.
Disini pihak keluarga mendengar pernyataan berbeda, yakni dr Eko Damara disebut bunuh diri karena utang.
Kemudian, lokasi penemuan mayat dr Eko juga berubah, dimana awalnya di kamar mandi, kini disebut di kamar tidur.
Sayangnya, meski sudah bersurat ke Presiden dan datang langsung ke Puspom TNI AL meminta otopsi jenazah dan penyelidikan belum ada respon hingga kini.
Hal ini semakin menguatkan dugaan keluarga bahwa Lettu Laut Kesehatan dr Eko Damara tewas dibunuh, bukan bunuh diri.
"Disana, dijelaskan bahwa almarhum bunuh diri karena hutang itu yang kami dengar. Kemudian tempat kejadian perkara berubah, yang semula di awal di kamar mandi. Ini berubah di kamar tidur. Kan aneh,"ungkapnya.
"Makanya kami hari ini mengusulkan supaya jenasah diotopsi agar jangan ada asumsi liar dari keluarga.Sederhana yang kami minta, Otopsi supaya tidak ada asumsi liar.
Tetapi sampai hari ini tidak ada yang menghubungi soal otopsi,"sambungnya.
Keluarga dr Eko Damara meminta Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto memerintahkan supaya kematian Eko diusut.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.