Wanita Dibakar di Deli Serdang

Wajah Sulaiman Purba yang Tega Membakar Herlinda br Gurusinga, padahal Dulu Ditolong saat Kelaparan

Herlinda dibakar pada Senin 13 Mei kemarin sekira pukul 07:00 WIB, menggunakan bensin usai memecat Sulaiman. Padahal pelaku dulu pernah ditolong.

Penulis: Fredy Santoso | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN MEDAN/HO
Sulaiman Purba yang bakar pemilik rumah makan hidup-hidup. 

TRIBUN-MEDAN.com,MEDAN - Wanita pemilik rumah makan bernama Herlinda Gurusinga, 52 tahun, warga Jalan RS Haji Percut Sei Tuan dibakar hidup-hidup oleh Sulaiman Purba yang juga pekerjanya sendiri.

Herlinda dibakar pada Senin 13 Mei kemarin sekira pukul 07:00 WIB, menggunakan bensin usai memecat Sulaiman.

Akibatnya, korban mengalami luka bakar serius sekitar 52 persen dari wajah hingga lutut dan kini terbaring di Rumah Sakit Haji Medan.

Pantauan di lokasi, hampir seluruh tubuh Herlinda mulai wajah dan kaki dibalut kain kasa.

Ia nampak terbaring, sesekali dibantu suaminya.

Anak korban, Wenny Destira, 30 tahun mengatakan, pelaku merupakan orang kepercayaan ibunya untuk menjaga salah satu rumah makan mereka di dekat RS Haji.

Saat itu pelaku datang ke rumah korban mengendarai sepeda motor guna mengklarifikasi pemecatan dirinya.

Kemudian dijawab korban kalau dirinya sudah diberhentikan sebagai orang yang dipercaya menjaga rumah makan.

Tiba-tiba pelaku berjalan menghampiri sepeda motornya dan mengambil bensin yang sudah dibawa, lalu mengguyurkan ke korban mulai dari kepala.

Disiram bensin, Herlinda panik dan sempat bertanya kenapa disiram.

Tanpa basa-basi pelaku langsung menyalakan korek api dan membakar korban.

"Si pelaku langsung menyalakan korek api dan berlari ke sepeda motor. Motornya gak dimatikan dia,"kata Wenny Destira, Kamis (16/5/2024).

Saat kejadian Wenny sedang di dalam rumah. Sementara yang mengetahui ibunya disiram seorang pekerja yang lain.

Mereka berusaha memadamkan api menggunakan alat seadanya hingga akhirnya berhasil dipadamkan.

Selanjutnya korban dibawa ke rumah sakit guna pertolongan pertama.

"Dibilang dokter tingkat bakar berat. Gak cukup 1,2 kali operasi supaya sembuh."

Dari penjelasan Wenny, alasan Sulaiman Purba membakar ibunya diduga karena sakit hati dipecat, sehari sebelum kejadian.

Selama ini Sulaiman dipercaya menjaga rumah makan korban dengan skema bagi hasil 50:50 dari keuntungan.

Namun, karena omzet penjualan yang dilaporkan Leman menurun drastis, sementara dagangan habis korban protes.

Rupanya pelaku diduga emosi dan sudah merencanakan mencelakai korban.

"Pelaku ini sakit hati karena gak dikasih jualan lagi.

Karena hari Minggu pagi, didatangi mamak uwak ini di warung yang di depan. Dibilangnya 'kau gak usah lagi jualan,"ungkap Wenny.

Mula Korban dan Pelaku Berkenalan

Korban mengenal pelaku sejak tahun 2021 lalu, saat pelaku masih bekerja menjadi kuli bangunan di gedung Politeknik Pariwisata Negeri Medan.

Saat itu pelaku kerap kelaparan, tapi tidak punya uang untuk untuk membayar makanan sehingga kerap utang.

Singkat cerita, karena proyek pembangunan selesai dan dia tidak mampu membayar utang, ia bantu-bantu jadi tukang mencuci piring di rumah makan korban.

Selanjutnya, korban dipercaya menjaga warung makan korban yang baru saja dibuka.

"Awalnya dia kuli bangunan di gedung Politeknik Pariwisata Negeri Medan, dia sering bantu kami mencuci piring. Terutang sama kami di warung lumayan banyak."

Pelaku masih Bebas Berkeliaran

Sulaiman Purba, pekerja rumah makan yang membakar Herlinda Gurusinga pada 13 Mei lalu masih bebas berkeliaran.

Tiga hari setelah kejadian, Polisi belum berhasil menangkap pelaku.

Wenny Destira, anak korban mendesak Polsek Medan Tembung (sebelumnya Polsek Percut Seituan) segera menangkap Sulaiman.

"Pelaku sampai sekarang belum ada kabar sudah ditangkap atau belum. Minta supaya segera ditangkap. Kami taunya dia warga Sunggal dan sudah berpisah dengan keluarganya,"harap Wenny, Kamis (16/5/2024).

Sementara Unit Reskrim Polsek Medan Tembung (sebelumnya Polsek Percut Seituan) mengatakan sudah menerima laporan Wenny, anak Herlinda Gurusinga yang dibakar hidup-hidup dan nyaris tewas oleh Sulaiman Purba.

Polisi menyebut, pihaknya masih memburu mantan kuli bangunan yang sempat ditolong korban.

Kanit Reskrim Polsek Medan Tembung AKP Japri Simamora mengatakan, penyidik sudah mendatangi indekos pelaku sesudah kejadian, tapi cuma menemukan handphone yang tertinggal.

"Pelakunya melarikan diri, hanya handphone saja. Saat ini kita masih kita cari,"kata AKP Japri Simamora, Kamis (16/5/2024).

Dari hasil penyelidikan yang dilakukan Polisi, pelaku nekat menyiram bensin ke korban lantaran sakit hati dipecat.

Pelaku sebelumnya bekerja dengan korban, namun selisih paham.

"Informasi yang kita dapatkan, sakit hati dipecat."

Kondisi Terkini Herlinda br Gurusinga

Herlinda Gurusinga, 52 tahun masih terbaring diatas tempat tidur Rumah Sakit Haji Medan, Kamis (16/5/2024).

Wajahnya terbalut perban berwarna putih dan coklat. Sementara lengannya berbalut kain berwarna cokelat.

Ditemani anak dan suaminya, Herlinda sesekali mengerang kesakitan akibat luka bakar yang dideritanya.

Saat kesakitan, pria berkaus hijau ini langsung menenangkannya.

Diketahui, Herlinda Gurusinga merupakan pemilik rumah makan di Jalan RS Haji Medan yang dibakar hidup-hidup oleh Sulaiman Purba, pekerjanya yang tak terima dipecat.

Wenny Destira, anak korban mengatakan, ibunya mengalami luka bakar serius sekitar 52 persen dari ujung kepala hingga lutut.

Dari sekujur tubuhnya cuma betis dan telapak kaki yang tidak dibalut perban.

Kata Wenny, ibunya sudah dioperasi beberapa hari lalu.

Namun, karena luka bakar masih parah, operasi kedua akan dilakukan.

"Ibu baru 1 kali operasi. Tadi dokter bilang kemungkinan besok atau Jumat entah Sabtu mau operasi ke 2. Luka bakar sekarang 52 persen dari muka sampai lutut,"kata Wenny, Kamis (16/5/2024).

Biaya Herlinda selama berada di RS Haji Medan dibayar secara umum, bukan menggunakan BPJS kesehatan.

Pihak rumah sakit menyebut Herlinda merupakan korban kejahatan, sehingga tidak tercover badan penyelenggara penjamin sosial (BPJS).

Untuk membayar biaya tagihan, Wenny bilang, mereka sampai menjual barang berharga.

Tiga hari dirawat tagihan ibunya sudah mencapai Rp 20 an juta.

Sementara prediksi biaya rawat inap dan operasi diperkirakan lebih dari Rp 50 jutaan.

"Biaya 50 juta lebih karena umum, gak bisa pakai BPJS karena korban kekerasan. Mohon, mana tau ada yang mau membantu. Proses penyembuhan lama,"harapnya.

 

(Cr25/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter   dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved