Langkat Terkini

Disdik Langkat Panggil Kepsek SDN 054952 yang Diduga Ancam Nilai Murid karena Tak Ikut Perpisahan

Dinas Pendidikan (disdik) Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, mengaku akan memanggil Kepala Sekolah (Kepsek) SDN 054952 Alur Cempedak.

|
TRIBUN MEDAN/ANIL
SDN 054952 Alur Cempedak, Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, Senin (20/5/2024). 

TRIBUN-MEDAN.com, LANGKAT - Dinas Pendidikan (disdik) Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, mengaku akan memanggil Kepala Sekolah (Kepsek) SDN 054952 Alur Cempedak, Pangkalan Susu, tekait dugaan pengancaman nilai salahsatu murid yang duduk dibangku kelas VI gegara tak ikut perpisahan.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas (Kadis) Pendidikan Kabupaten Langkat, Saiful Abdi saat dikonfirmasi wartawan.

"Kabid SD saya suruh panggil kepseknya. Kalau memang ada yang salah, harus ditegur," ujar Saiful, Kamis (23/5/2024).

Namun Saiful mengaku, baru mendengar kejadian yang terjadi di SDN 054952 Alur Cempedak.

Namun, Saiful juga menegaskan jika seluruh sekolah se-Kabupaten Langkat dilarang melakukan perpisahan mengunjungi suatu tempat, apalagi hingga keluar kota.

Bahkan sekolah-sekolah yang sebelumnya sudah merencakan untuk mengadakan kegiatan perpisahan, sudah membatalkan agenda tersebut.

"Ya betul," singkat Saiful.

Dikabarkan sebelumnya, diduga kepala sekolah (Kepsek) SDN 054952 Alur Cempedak, Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, mengancam nilai muridnya yang duduk dibangku kelas VI, gegara tak ikut perpisahan.

Hal ini disampaikan oleh orangtua murid bernama Ely Suriani (53) saat dikonfirmasi wartawan.

"Mulanya saya dapat kabar, kalau orangtua murid ada rapat disekolah, saya gak ikut dan baru tau sore hari. Jadi saya telepon lah Wali Kelas anak saya Buk Mar, saya mau ketemu. Datang lah saya baik-baik ke rumah Buk Mar," uhar Ely, Senin (20/5/2024).

Lanjut Ely, saat tiba di rumah wali kelas anaknya, ia pun menceritakan alasan kenapa anaknya bernama Harli Afandi tak bisa ikut perpisahan.

"Sayakan udah bilang waktu itu, si Harli ini gak bisa pergi. Pertama suka mabuk (muntah) dan kedua suka kemasukan (kesurupan). Ya udah saya gak bisa memutuskan kata Buk Mar, nanti saya kasih tau sama kepala sekolah," ujar Ely.

Meski sudah bertemu dengan wali kelas, Ely pun meminta agar dirinya juga ditemukan dengan kepala sekolahnya.

"Saya ketemu dengan kepala sekolah, habis dihina. Saya bilang sama kepala sekolah, anak saya enggak bisa ikut. Katanya kalau enggak bisa ikut, yaudah gak usah ikut. Tapi harus tetap bayar," ujar Ely sambil menangis.

"Saya bilang, buk ini duit anak yatim. Terus disaut, ibu gak usah bawa-bawa anak yatim katanya kek gitu, anak saya pun anak yatim. Kalau anak ibu anak yatim, ada gaji yang kasih makan. Kalau saya, anak saya yang kasih makan. Saya orang susah," sambungnya.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved