Tribun Wiki
Sejarah Waisak, yang Mengisahkan Perjalanan Siddharta Gautama
Siddharta Gautama adalah tokoh suci bagi umat Buddha. Ia menjadi Buddha setelah melakukan perjalanan panjang untuk mencari arti kehidupan
TRIBUN-MEDAN.COM,- Sosok Siddharta Guatama yang merupakan tokoh suci bagi umat Buddha tak lepas dari sejarah perayaan Waisak.
Siddharta Gautama menjadi Buddha setelah melakukan perjalanan panjang, untuk mencari tahu dan mendalami tentang arti kehidupan.
Dari berbagai sumber menyebutkan, bahwa Siddharta Gautama ini adalah seorang pangeran, yang lahir dari keluarga kaya di Nepal pada abad ke 5 SM (Sebelum Masehi).
Semasa hidupnya, Siddharta Gautama sadar, bahwa kekayaan tidak menjamin kebahagian seseorang.
Baca juga: 30 Ucapan Penuh Makna Hari Raya Waisak 2568 BE Tahun 2024
Ia pun kemudian melakukan perjalanan suci selama enam tahun, hingga tiba di India.
Kala itu, Siddharta Gautama belajar dan bermeditasi dalam perjalanannya.
Ia kemudian mendapatkan pencerahan di bawah pohon Bodhi yang berada di Bodh Gaya di India.
Setelah mendapatkan pencerahan, Siddharta Gautama kemudian menjadi Buddha.
Buddha dimaknai sebagai orang suci.
Setelah menjadi Buddha, Sidharta Gautama kemudian mengajarkan tentang pengalamannya kepada para pengikutnya.
Baca juga: 30 Twibbon Hari Raya Waisak 2024 dengan Design Menarik
Sejarah perayaan Waisak
Dilansir dari Kontan, sejarah perayaan Waisak dimulai pada 1950 di Sri Lanka.
Ketika itu, Sri Lanka mengadakan sebuah konferensi pertama tentang Persekutuan Buddhis Sedunia atau disebut pula sebagai World Fellowship of Buddhists.
Dirangkum dari laman Unvesak Australia, dalam konferensi tersebut memutuskan perayaan Waisak sebagai hari lahir Buddha di beberapa negara sekaligus.
Kemudian, Raja Nepal telah merayakan peringatan hari kelahiran Buddha di negara dan mendorong negara lain mengikutinya.
Baca juga: Perayaan Hari Raya Tri Suci Waisak 2568 B.E./2024 di Vihara Borobudur
Anggota World Fellowship pun akhirnya mendesak para kepala negara untuk menjadi hari lahir Buddha sebagai hari libur nasional untuk menghormati sang Buddha atau Siddhartha Gautama.
Selanjutnya, hingga saat ini perayaan Waisak adalah untuk memperingati hari lahir sang Buddha.
Ajaran Sang Buddha, pesan welas asih, kedamaian, dan niat baiknya telah menggerakkan jutaan orang.
Jutaan orang di seluruh dunia mengikuti ajaran Buddha dan pada Hari Waisak memperingati kelahiran, pencapaian pencerahan, dan wafatnya Buddha.
Baca juga: Ribuan Umat Buddha di Medan Ikuti Dhamma Talk Kebahagiaan Berbakti Chau Tu dan Yen Kung
Perayaan Waisak
Setiap tahunnya, hari raya Waisak jatuh pada tanggal yang berbeda.
Perayaan Waisak dilakukan pada bulan Purnama dan bergantung pada penandaan kalender Buddha atau Buddhist Era (BE).
Dikutip dari laman resmi Ditjen Bimas Buddha Kementerian Agama RI, penetapan Hari raya Tri Suci Waisak di Indonesia menggunakan metode Purnama-Sidhi berdasarkan perhitungan astronomi yang bersifat universal, ilmiah, dan modern.
Pada satu tahun perputaran Bumi mengitari Matahari berjumlah 365 hari.
Baca juga: Kembangkan Potensi Candi Bahal, Kadisbudpar Sumut Sambut Hangat Kunjungan Perwakilian Umat Buddha
Sedangkan satu tahun lunar hanya 355 hari.
Sehingga, terdapat perbedaan 10 hari setiap tahunnya.
Pada tahun kabisat lunar, dalam satu tahun terdapat 13 purnama.
Pada saat itu, terdapat bulan Waisak ganda.
Maka, perhitungannya berpatokan pada kalender lunar atau chandra Buddhis yang sudah menyesuaikan dengan perhitungan kalender Matahari atau solar-surya.
Atau, perhitungan luni-solar yang setiap satu daur 19 tahun terdapat 7 tahun kabisat lunar dengan 7 bulan sisipan.
Demikian penjelasan apa itu Waisak dan Waisak hari raya agama apa, yakni Buddha.(tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.