Berita Viral

SOSOK Devi Karmawan, Laki-laki Membusuk di Dalam Toren di Tangsel, Dikenali Warga karena Tatonya

Hal tersebut dia ketahui berdasarkan hasil pengumuman berita duka cita korban yang merupakan pria bernama Devi Karmawan

|
Tribun Tangerang
SOSOK Devi Karmawan, Laki-laki Membusuk di Dalam Toren di Tangsel, Dikenali Warga karena Tatonya 

"Pasti itu sebagai sarana salah satu upaya penyelidikan kami sesuai dengan pasal 184 KUHAP kita akan mencari minimal dua alat bukti dari keterangan saksi, keterangan ahli, surat, petunjuk. Petunjuk ini adalah salah satunya hasil record CCTV di sekitar situ," imbuhnya.

Tato 'Devoy'

Polisi mengungkapkan pria tersebut memiliki ciri-ciri tato tulisan 'Devoy' di jasad korban.

"Untuk identitasnya belum diketahui, cuma dia memiliki tato 'Devoy' di punggung sebelah kanan," kata Bambang Askar Sodiq.

 

Sementara itu, belum diketahui penyebab kematian korban tersebut. Bambang mengatakan saat ini jenazah telah dibawa ke RS Polri untuk keperluan autopsi.

"Untuk kepastiannya masih menunggu dokter forensik RS Polri, untuk mengetahui identitas, penyebab, dan waktu kematian korban," jelasnya.

Air dari toren bau bangkai

Mayat dalam toren tersebut ditemukan Sutrisno usai ia dan sang mertua, Abu Suud (60), mengecek toren yang berada di belakang rumah. Sebab, selama dua hari, air dari toren beraroma tak sedap, bahkan bau bangkai.

“Langsung ngomong ke bapak, 'Pak, itu bukan bangkai cicak seperti yang saya curigai, sebesar bantal'. Terus, bapak saya ke atas, dibuka tuh sama bapak saya, 'wah, ini bangkai orang'. Kaget saya langsung,” ungkap Sutrisno saat ditemui di RT 03/RW 01, Pondok Aren, Tangerang Selatan, Selasa (28/5/2024).

Menurut mertua Sutrisno, mayat laki-laki itu memiliki tato di punggung.

Baca juga: Wisata Tangga 1000, Tempat Terbaik Berburu Matahari Terbenam di Batam

“'Ini di sini (punggung) ada tato, terus ada kelihatan kuping sama rambut', 'yang benar pak?', 'iya ini bangkai orang'. Terus saya teriak, saya suruh turun,” ujar Sutrisno melanjutkan.

Sutrisno sempat menduga, air rumahnya berwarna keruh karena sudah memasuki musim panas.

“Terus didiamkan sampai hari Senin. Kemarin kebetulan saya juga enggak kerja, izin. Ngomong lagi istri saya, 'Ayah, tolong dikuras saja'. Saya bilang, 'Ngapain dikuras? Kan belum lama dikuras. Enggak usah',” ujar Sutrisno.

Sutrisno juga sempat curiga bau bangkai yang mencemari airnya itu berasal dari cicak mati.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved